Erika menangis tersedu-sedu selagi menunggu operasi Maya selesai. Ia sudah berusaha menghubungi Wira berulang kali namun yang ia dengar hanyalah suara operator yang mengatakan ponsel Wira tidak aktif. Erika juga menghubungi pamannya untuk menanyakan perihal pekerjaan Wira dan meminta untuk pamannya mengusahakan menghubungi Wira ataupun rekan-rekan Wira yang ikut serta dalam pekerjaan.
Drrrttt drrtt
Erika langsung menghapus air matanya kala mendengar suara ponsel Maya berdering karena ada telpon kemudian mengangkatnya "Halo Tante." ujarnya pada ibu Maya.
"Boleh saya minta tolong?"
"Iya Tante."
"Tolong jaga Maya setelah operasinya selesai, kami akan segera berangkat besok."
Erika mengangguk, "Iya Tante."
"Terima kasih." ujar ibu Maya lemah kemudian menutup telpon.
Rasanya begitu sakit mendengar suara lemah ibu Maya karena harus Erika beritahu pasal kecelakaan tersebut. Tadi setelah sampai dirumah sakit, Erika langsung mengecek hp Maya untuk menemukan kontak orangtuanya namun karena ponsel tersebut memiliki sandi maka Erika tanpa pikir panjang langsung meminta nomor orangtua Wira kepada pamannya untuk memberitahukan keadaan Maya dan akhirnya orangtua Wira menyerahkan keputusan pada orangtua Maya.
Ibu Maya pun langsung mengambil keputusan untuk melakukan operasi malam itu juga guna mengangkat janin Maya yang tak bisa diselamatkan karena benturan keras terhadap tangga yang bahkan merobek kecil perut Maya.
Mengingat ini sudah larut malam, keluarga Wira maupun keluarga Maya tak bisa langsung berangkat karena tak bisa mendapat tiket pesawat dengan mudah. Maka mereka segera mengambil tiket untuk penerbangan paling awal besok.
Erika secara refleks langsung berdiri dan menghampiri dokter begitu ruang operasi terbuka, "Dok, gimana keadaan pasien?" tanyanya cemas.
"Pasien dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan karena sepertinya terlalu lama terjadi pendarahan. Janinnya sudah diangkat, tapi.. kemungkinan pasien bisa mengandung lagi akan sangat kecil."
Erika memejamkan matanya, tak mampu mendengar kabar buruk itu sendiri, rasanya terlalu menyakitkan karena ia juga seorang wanita.
Ia kemudian menghembuskan nafas kasar dan kembali menatap dokter, "Lalu kapan pasien kemungkinan sadar, Dok?"
"Kalau itu, kami juga tidak dapat memastikan karena kondisi pasien yang cukup lemah."
"Terima kasih, Dok"
***
Pagi ini orangtua Wira dan orangtua Maya sudah sampai dirumah sakit. Sedangkan Damaero, Revan dan Disha akan menyusul untuk melihat kondisi jika sudah menerima kabar siuman Maya dari orangtua.
Dua pasang orangtua itu langsung menghampiri brankar Maya setelah menyalam dan mengucapkan terimakasih pada Erika karena telah menjaga Maya sepanjang malam.
Erika dengan sungkan perlahan menjauh dari brankar dan keluar dari ruangan karena sepertinya mereka butuh waktu.
Setelah kepergiannya tangis ibu Maya langsung terdengar, "May...hikss..bangun..sayang. Banguunnn. Kenapa kamu bisa gini? Bilang sama ibu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't be Trusted (END) [Revisi]
RomanceNikah sama adiknya mantan adalah hal yang paling nggak pernah terbayangkan dalam hidup Maya, apalagi usia Wira yang terpaut empat tahun lebih muda, tentu saja sebagai wanita, itu menjadi pertimbangan besar untuknya. Malu dong nikah sama berondong. C...