Prolog

4.4K 106 1
                                    

"Kadang apa yang tidak kita duga terjadi begitu saja di hadapan tanpa peduli siap atau tidak nya diri kita"
-Author-

***

Kisah cinta segitiga yang terjadi diantara persahabatan mereka, membuat semua apa yang sudah terjalin menjadi kacau berantakan.

Syabilla, gadis berusia 16 tahun ini memulai persahabatan nya bersama Celine saat ia menduduki kelas dua sekolah menengah pertama. Sedangkan bersahabat dengan sosok Albyan sejak mereka masih kanak-kanak hingga saat ini.

Persahabatan ketiga nya awalnya berjalan baik baik saja seperti pada umumnya, tapi saat sebuah pernyataan cinta dari Celine kepada Albyan membuat persahabatan mereka renggang, bahkan tak mampu lagi terjamah.

Celine datang menemui Syabil dirumah nya selepas magrib. Apa yang terjadi saat ini mungkin salah satu salahnya, dan Celine merasa harus menceritakan semua nya pada Syabil.

Syabilla, gadis yang hobi membaca novel ini memilih menyendiri di kamar selepas sholat magrib. Kedua orang tua nya telah berangkat ke Padang mengunjungi sang Oma yang sedang sakit di sana, pagi tadi.

Sebuah ketukan ringan kini berbunyi di ambang pintu kamarnya, "masuk aja, Mbok" katanya pada sang pembantu yang sedari tadi mengetuk pintu

Ceklek!

"Maaf non, kalau mbok mengganggu. Di luar ada non Celine" beritahu nya

"Celine? Tumben." Syabil heran, pasalnya jika Celine akan berkunjung kerumah nya, dia pasti akan memberitahu lebih dulu dan Syabil akan menyiapkan cemilan kesukaan sahabat nya itu

Syabil segera turun dari ranjang Cinderella nya dan meletakkan novel yang sejak tadi ia baca, "masih di luar?" Tanya nya saat berpapasan dengan mbok Ida. "Masih. Non Celine nya nggak mau diajak masuk"

"Yaudah, makasih yah, mbok"

Mbok Ida menunduk tersenyum, "sama-sama non. Mbok bikin minum dulu. Mari" pamit nya menuruni anak tangga lebih dulu dari sang majikan, kemudian diikuti Syabil dibelakang nya

"Celine?" Sapa nya dengan nada iba. Keadaan Celine kini basah kuyup akibat hujan yang mendera wilayah Bandung bagian selatan sejak sore tadi

"Hiks.. hiks...Syabil" katanya gemetar penuh tangis, "kenapa?" Wajah cantik nan ayu Celine kini didongakkan menghadap dirinya. Airmata Celine kini mengalir deras layaknya hujan yang sekarang ini turun.

Grep!tubuh mungil yang sebaya dengannya kini memeluk erat. Menangis tersedu di atas bahu, "masuk, yuk. Cerita di dalem aja" tangan putih syabil mengelus punggung Celine yang terbalut rambut panjang lurus yang hitam pekat,

Di tuntun nya Celine masuk ke dalam, di dudukannya di sofa ruang tamu, "kenapa? Hm?" Pertanyaan lembut itu senantiasa mengiringi tangisnya, "Bil. Maaf"

"Maaf?"

"Bil..." Katanya masih sesegukan. Dengan sabar , Syabil terus mengelus punggung Celine dengan tangan kiri nya, sedangkan tangan kanannya kini mengelus lembut tangan Celine

"Byan pergi"

jeder!Suara petir itu berbunyi bersaman dengan keterkejutan Syabil. Elusan pada tangan nya kini berhenti, Syabil kaget bukan main. "Pergi?"

"Gue suka sama Byan"

Hening.

"Gue suka sama dia lebih dari seorang sahabat. Gue suka sama dia sebagai laki-laki. Bil, sorry. Gue--" Semua kalimat itu mengalir bagai air yang deras, namun seketika berhenti karena tercekat batu besar. Seperti sekarang, ucapan Celine berhenti karena ia tak kuasa menahan rasa bersalah dan tangis serta kehilangan yang bersamaan.

"Gue tau, gue salah. Gue nggak seharusnya suka sama Byan. Gue nggak seharusnya bilang ke Byan tadi siang. Gue nggak seharusnya bikin persahabatan kita jadi ancur kayak gini. Gue salah, Bil. Gue minta maaf" kini semua yang Celine rasakan sudah ia keluarkan di hadapan Syabil. Bukan amarah yang Celine terima, tapi pelukan hangat Syabil yang terus menguatkannya.

"Kamu nggak salah, Cel. Suka dan cinta itu fitrah. Nggak seharusnya kamu nyalahin diri kamu sendiri kayak gini. Biarin semuanya berjalan sebagaimana mestinya" saran syabil dengan lembut

"Tapi.. dengan sekarang, bikin Byan pergi. Dia mau pergi ninggalin kita. Gue nggak mau dia pergi" kata nya melepas pelukan Syabil. "Kalau dengan cara gue buang jauh-jauh rasa gue buat dia. Gue akan berusaha. Gue bakal ngilangin semua rasa gue buat, Byan. Asal dia tetep disini bareng kita"

"Byan nggak bakal pergi ninggalin kita" tegas Syabil

Celine menggelengkan kepalanya, "Byan bakal pergi ke Jerman besok pagi"

***

Tubuh tegap Byan kini ada dihadapannya, punggung lebar dan berotot itu kini menghadap dirinya. Byan berdiri membelakangi Syabil yang duduk di kursi taman komplek rumah mereka.

"By, kamu nggak boleh egois gini dong. kita sahabat, dan kamu malah diem kayak gini ngejauhin aku sama Celine tanpa alasan" katanya geram saat Byan mulai berbalik dan memunggui dirinya. "kalau memang alasannya karena Celine yang cinta sama kamu, seharusnya kamu lebih dewasa. Nggak ada persahabatan antara dua orang laki laki dan perempuan kalau diantara mereka nggak ada rasa. Dan kalau itu terjadi sama kalian, harusnya kamu terima, ngomong baik baik sama Celine"

"Gimana kalau gue suka nya sama Lo? Lo bisa nerima dengan baik-baik nggak?" katanya berbalik seketika dengan tatapan tajam penuh kesakitan

"By?" syabil benar benar tak percaya apa yang keluar dari mulut Byan kali ini. Byan melangkah maju dan mencengkram bahu nya, "gue suka sama Lo, Syabilla Ashilla Rahma"

***

Assalamualaikum, Hay guys. Aku balik lagi dengan cerita baru lagi. Maaf yah aku suka banget up cerita. Karena hobi ku tuh yah nulis. Makanya gini :v

Buat kalian yang mampir di lapak aku. Dan baca cerita aku, dengan sangat hormat. Tolong tinggalkan jejak. Vote coment dari kalian semua membantu aku buat nyari inspirasi lebih.

Hargai orang lain jika kalian mau dihargai.

Sekian. Terimakasih.

Wassalamu'alaikum,
Salam hangat
Author

***

Dari seorang remaja yang lagi duduk manis habis makan siang

Tegal, 31 Januari 2019
12.47 WIB
Indonesia

[DCRe-2] Senja KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang