3.4

570 128 13
                                    

Malam ini aku absen makan malam lagi. Alih-alih berdiam diri di ruang rekreasi Ravenclaw dan mendapatkan ceramah dari Thalia tentang pentingnya makan malam, aku memilih mengasingkan diri di perpustakaan. Tempat itu nyaris kosong, hanya terisi beberapa murid, hantu dan Madam Pince.


Aku menempati meja di tepi jendela sembari mengerjakan PR Ramuan. Seseorang menarik kursi di hadapanku, membuatku mendongak.


"Hai! Aku boleh bergabung 'kan?"

"Tentu," jawabku menunjuk kursi kosong.


Hwang Hyunjin langsung duduk sembari mengucapkan terima kasih dan memberi senyum yang biasa membuat anak-anak perempuan meleleh. Kurang berefek bagiku sebab aku tahu jenis senyum seperti apa yang bisa melelehkan hatiku.


Kenapa akhir-akhir ini aku jadi sering sekali melihat Hwang Hyunjin?


Hyunjin mengeluarkan sebuah buku dan meletakkannya di atas meja. "Kamus Spellman punyamu," katanya. "Aku pinjam di kelas Rune minggu lalu dan belum punya kesempatan untuk dikembalikan."


"Oh, aku lupa kau meminjamnya," kataku mengambil Kamus Spellman milikku dan menaruhnya ke tumpukan buku di atas meja.


"Wah, wah, jadi pesonaku enggak menempel padamu, ya, Nona Cho?"


Hyunjin tampak pura-pura terluka karena dilupakan dan aku cuma tertawa kecil. Dia juga ikut tertawa pelan-pelan supaya kami tidak kena tegur Madam Pince.


"Kau sendirian?" tanyanya setelah tawa kami mereda.


"Seperti yang kau lihat."


Hyunjin berdeham canggung. "Sebenarnya aku punya maksud terselubung mengembalikan bukumu sekarang."


Lagi-lagi aku tertawa. "Aku bisa menebaknya."


"Wah, kupikir aku sudah cukup Slytherin saat merencanakan ini."


"Well, sayang sekali sebab objek dari rencanamu adalah seorang Ravenclaw. Kami bisa membaca kalian seperti buku."


Hyunjin menyeringai, lalu berdeham lagi. "Baiklah, sebagai ucapan terima kasih sudah meminjamkanku kamus, aku mau mengajakmu."


"Mengajakku?"


"Apa kau sudah punya pasangan untuk ke pesta Klub Slughorn?"


Oh. Ini di luar ekspektasiku. Aku tidak punya pengalaman didekati oleh anak laki-laki. Kupikir Hyunjin akan minta tolong mengenai hal lain, misalnya dikenalkan dengan Thalia seperti yang sering terjadi saat kakakku masih di Hogwarts. Para kakak kelas dulu sering minta dikenalkan dengan Harumi-oneesan.


Ekspresi berharap Hyunjin langsung berubah saat melihat ekspresi wajahku.


Dear DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang