4.11

250 74 19
                                    

Aneh sekali menyadari waktu seperti terbang. Tanpa terasa dua bulan lagi, aku dan seluruh murid kelas tujuh Hogwarts akan ikut ujian NEWT. Kalau beruntung, kami akan lulus. Resmi menjadi penyihir dewasa.


Meskipun ogah-ogahan, semua murid kelas tujuh konsentrasi belajar. Tentu saja di bawah desakan para guru dan kepala sekolah. Thalia hampir setiap hari berada di perpustakaan bersama Naomi, Renjun dan Jaemin. Yang terakhir lebih banyak tidur daripada belajar. Aku dan Jane juga belajar bersama Haechan. Kadang-kadang Jeno ikut bergabung atau kadang-kadang Jane yang absen. Pertandingan Quidditch final dan terakhir musim ini akan berlangsung akhir bulan ini, jadi mereka masih berlatih keras.


Yeah, seperti yang kalian duga, Gryffindor dan Slytherin bertemu lagi di final setelah Slytherin mengalahkan Ravenclaw dan Gryffindor melibas Hufflepuff di penyisihan.


"Kau sudah menemukan flat yang cocok?" Haechan bertanya pada Thalia.


Kami sedang duduk bergerombol di meja Hufflepuff sore itu. Kami yang dimaksud adalah 00-line, Thalia, Naomi, Jane dan aku. Tidak ada kelas sore itu untuk penyihir kelas tujuh. Chenle dan Jisung melemparkan tatapan iri karena mereka harus menghabiskan sore di kelas Ramuan yang pengap saat aroma musim panas mulai menguar. Sophia sih dapat kelas Transfigurasi.


Kami terlalu penat untuk belajar ke perpustakaan dan terlalu malas jauh-jauh ke Kamar Kebutuhan, jadi Aula Besar menjadi pilihan. Naomi membuatkan kami semua teh favoritnya dan Renjun. Tehnya enak khas aristrokat.


Thalia mengangguk. "Yeah, di Muggle London. Pemiliknya penyihir jadi aku bisa pakai sihir, tapi orang tuaku masih boleh berkunjung."


"Oh, aku dan Jane juga menyewa flat di Muggle London," kataku antusias sementara Jane hanya mengangguk.


Hanya Naomi yang diam saja dan kelihatan iri sekali. "Sejujurnya aku juga ingin merasakan tinggal sendiri. Bebas menentukan mau makan apa atau pakai jubah apa."


"Won't works for everyone, Naomi," hibur Jaemin dengan baik hati. "Lihat saja Mark-hyung."


Tapi ucapan Jaemin barusan menarik perhatianku.


"Memangnya kenapa? Naomi tidak boleh tinggal sendiri setelah lulus dari Hogwarts?"


Tampaknya pertanyaanku barusan tidak lumrah karena para Dreamies menatapku aneh. Oh, kadang-kadang aku lupa kalau dibesarkan oleh ayah penyihir dan ibu Muggle membuatku punya pandangan yang agak berbeda di dunia sihir. Mungkin hal seperti ini adalah salah satunya.


"Well, itu bukan norma lumrah di keluarga penyihir darah murni, Lauren," jelas Renjun datar. Aku menangkap ada nada tak suka saat dia menjelaskan padaku. "Anak-anak dari keluarga darah murni biasanya tetap tinggal bersama orang tua mereka meskipun sudah lulus dari Hogwarts. Terutama anak-anak perempuan. Mereka baru pindah kalau sudah menikah."


Ew, itu menjelaskan nada tak suka Renjun. Aku sama sekali tidak iri lahir dari keluarga berdarah campuran.


"Dan kalau dilanggar?"


Renjun cuma mengangkat bahu.

Dear DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang