3.6

554 121 29
                                    

Thalia dan aku turun ke ruang rekreasi Ravenclaw setelah berganti jubah pesta. Rambutku sudah digelung tinggi dan diikat dengan pita merah muda. Kami menemukan Renjun di ruang rekreasi, seperti biasa sedang bertikai dengan dasi hitam miliknya. Alis Renjun terangkat saat melihatku dan Naomi.


Aku mendekati Renjun dan menepis tangannya. Mengambil alih mengikat dasi dengan cekatan seperti yang biasa kulakukan pada dasi sekolahnya. Hatiku berdesir lagi melihat Renjun dari dekat. Alih-alih poni jatuh yang biasa menutupi dahi, poni Renjun ditata sampai menampakkan dahi begitu.


"Sepertinya aku belum pernah lihat jubah pesta itu," katanya pada Thalia.


"Diam kau, Renjun!" bentak Thalia sebal. "Iya, aku pinjam dari Naomi. Puas?"


Renjun mengembalikan tatapannya padaku. Aku tahu dia sedang bertanya lewat tatapan kenapa aku tidak pakai jubah biru laut dan lebih memilih warna merah muda. Tapi aku pura-pura tidak mengerti saja dan melanjutkan mengikat dasi Renjun.


"Sudah selesai," kataku ceria.


"Kita berangkat sekarang?" tawar Renjun sambil mengecek arloji.


Thalia mengangguk setuju, tapi aku menolak.


"Kalian duluan saja."


Tapi mereka berdua tidak bergerak. Renjun menatapku penuh selidik, sedangkan Thalia tampak bingung.


"Wah, jangan bilang kamu sungguh-sungguh akan ke Pesta Slughorn dengan Hwang Hyunjin?"


Aku cuma menggeleng dan tertawa. Tetap menyuruh mereka berdua untuk pergi duluan. Akhirnya Renjun dan Thalia mengalah dan keluar dari ruang rekreasi lebih dulu. Thalia melemparkan tatapan sewot pada Renjun yang tidak kumengerti mengapa.


Sejujurnya aku tidak pergi dengan Hwang Hyunjin. Aku menemuinya pagi ini sebelum pertandingan Quidditch dan memberitahunya kalau aku tidak bisa pergi bersamanya ke pesta Klub Slughorn. Juga aku tidak pergi ke sana bersama siapa pun.


Aku cuma butuh waktu untuk menenangkan diri dan hatiku setelah melihat pesona Renjun malam ini.


Pesta Klub Slughorn ramai seperti tahun-tahun sebelumnya. Ada beberapa wajah baru yang tidak kukenal. Dekorasi Natal memenuhi kantor Slughorn yang disihir menjadi lebih luas agar menyisakan tempat untuk berdansa.


Aku menemukan Thalia sendirian dengan Butterbeer di tangan.


"Renjun bilang mau bertemu Dreamies dulu," bisiknya padaku menjawab mengapa dia hanya sendiri padahal tadi berangkat bersama Renjun. "Mana Hwang Hyunjin?"


Aku cuma mengangkat bahu.


Bersamaan dengan itu, Dreamies masuk ke dalam kantor Professor Slughorn bersama-sama. Ini semacam 'grand entrance' mereka. Dulu mereka cuma ikut-ikutan para kakak. Tahun ini pertama kalinya 00-line memimpin grand entrance. Aku menghitung mereka semua, kebiasaan sejak dulu takut ada yang menghilang atau ketinggalan. Lengkap, kecuali Haechan yang sedang detensi. Aku berharap tidak banyak pispot yang harus digosok Haechan dan Lauren.

Dear DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang