48. Terima Kasih..

2.7K 177 1
                                    

Chanyeol berjalan menuju balkon rumah sambil membawa secangkir kopi di tangannya.

Ia menatap sang rembulan sambil sesekali meneguk kopi itu. Malam ini bulan bersinar terang, jutaan bintang bertabur di ujung langit sana. Namun di dalam pandangan matanya hanya ada kegelapan. Hitam, pekat, dan sulit untuk dicerna oleh siapapun.

Tak peduli sesakit atau sehancur perasaannya, selama ini ia sudah berusaha untuk tetap tenang dan diam, mengisi pikirannya dengan pekerjaan yang sulit.
Namun seolah kini Chanyeol sudah berada di titik letihnya, ia merasa lelah jika terus berlari dari kenyataan.
Ia terus-terusan menyalahkan dirinya sendiri karena semua yang terjadi tidak sesuai dengan perkiraannya sejak awal.

Chanyeol tersenyum ketika teringat saat pertama kali ia bertemu dengan Devya.

"Ayo ikut saya aja.."

"Gamau!!, om mau nyulik saya ya??!!"

"Pede banget. Buat apa saya nyulik spesies macam kamu! Ga guna"

"Mending om pergi deh ah! Jan bikin saya emosi"

"Oh ya udah.. biarin aja kamu diciduk Satpol PP"

"Eh jangan dong, Om.. Yawloh apa kata Emak di kampung.."

"Makanya cepetan masuk!"

Chanyeol tidak menyangka, pertemuan yang tidak elit itu nyatanya mampu membawanya menjadi suami dari seorang Devya.

Awal pernikahan yang selalu dibumbui dengan pertengkaran-pertengkaran karena masalah kecil, hingga akhirnya membuat Chanyeol benar-benar menganggap Devya sebagai seorang istri.
Chanyeol telah jatuh cinta padanya.

Namun Chanyeol mulai sadar bahwa di balik pernikahan mereka yang indah terdapat sebuah kontrak yang memiliki masa kadaluarsa. Masa dimana Chanyeol harus melepaskan Devya dan membiarkan dia hidup bahagia dengan laki-laki yang dia cintai.
Chanyeol tak bisa membayangkan saat masa-masa menyedihkan itu datang.

Terkadang Chanyeol menyalahkan dirinya yang tidak bisa mengontrol perasaannya sendiri. Seharusnya ia tidak jatuh cinta pada Devya, seharusnya ia tidak merasa takut jika suatu saat harus membiarkan Devya pergi.

Chanyeol yakin betul bahwa Devya bukanlah tipe wanita idamannya, tapi anehnya, bagaimana bisa seorang Devya mampu menarik hatinya yang beku?

Chanyeol menengok ke belakang, lalu memanggil Devya.

"Devy.."

"Iyaa" sahut Devya dari dalam kamar.

"Kesini cepet"

"Iyaa.. tunggu bentar"

Tak lama kemudian Devya datang menyusul Chanyeol ke balkon rumah.
Chanyeol tersenyum saat gadis yang dicintainya itu kini berdiri di sampingnya.

"Ada apa, Om?" tanya Devya.

"Jaket kamu kebesaran tuh"

"Emang sengaja pakai jaket yang gedean biar gak kedinginan"

"Kalau dingin ya pakai jaket yang tebal, bukan yang besar"

"Suka-suka Devy lah!" Devya memasang wajah cemberut.

Chanyeol tertawa kecil sambil mengacak-acak rambut Devya,
"Dasar anak kecil.."

"Kalau kecilnya segini, terus gedenya kaya apa, Ooomm???" tanya Devya sambil melotot.

"Jadi kamu ngerasa udah gede sekarang?"

"Iya dong, kan udah 23!"

"Nambah satu aja bangga banget.."

KAWIN KONTRAK [PCY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang