Gue gak tau apa yang terjadi sebelumnya, tau-tau sekarang gue udah ada di rumah sakit. Gue ngambil posisi duduk sambil ngeraba-raba hidung gue yang sekarang udah bersih, gak ada darah lagi yang keluar. Tapi kepala gue rasanya masih pusing, ditambah dengan bau obat-obatan yang menyengat.
Sesaat kemudian pintu ruangan dibuka, ada seseorang yang masuk ke dalam sini. Mukanya itu familiar banget gitu, kek pernah lihat tapi dimana ya?
"Kamu udah siuman dari tadi ya?" tanya dia sambil duduk di tepi ranjang.
"Eh? baru aja sih.. oh iya, kamu yang udah nolongin aku ya?"
Dia cuma ngangguk sambil senyum-senyum.
"Makasih ya, kalo gak ada kamu, mungkin aku gak tau apa yang bakal terjadi"
"Iya, santai aja.. kebetulan waktu itu aku lagi lewat situ dan ngelihat kamu lagi tiduran di tepi jalan"
"Pingsan woy!! Bukan tiduran!!"_-
"Ehehe itu maksud saya, Dev"
Lah? Kok bisa tau nama gue?
"Lho, kamu tau nama aku dari mana?"
Dia ketawa kecil, "Jadi kamu udah lupa sama aku?"
"Emang kita pernah kenal?"
"Ya ampun, Devya.. aku Eunwoo.. teman kerjanya Chanyeol"
Gue nepuk jidat sambil cengengesan. Pantesan aja mukanya gak asing.
Lah bego batt sih gue, bisa lupa sama cogan."Ya maap.. kan udah lama ga ketemu"
"Emm.. iya, aku ngerti kok. Terakhir kita ketemu kapan ya? udah lama banget emang"
"Waktu aku masih jadi istrinya Chanyeol ehehehehe..."
Eunwoo malah diam sambil ngelihatin gue yang lagi cengengesan.
"Kok jadi serius gitu sih mukanya?" tanya gue.
"Aku gak bermaksud ngingetin masalah rumah tangga kalian.."
"Eh engga kok, Santai aja kali.."
Hening. Selama beberapa menit kita cuma saling diam karna ga tau mau ngomongin apa.
"Sekarang kamu tinggal di mana?" tanya Eunwoo tiba-tiba.
"Eh? Eng.. di kosan aku yang dulu"
"Terus sekarang kamu udah kerja?"
"Belum sih.. rencananya baru mau cari kerja setelah lulus kuliah"
"Gimana kalau nanti kamu kerja di perusahaan aku aja?"
"Hah? satu perusahaan sama Chanyeol juga dong?"
"Engga kok, aku kan udah lama resign dari perusahaannya Chanyeol"
"Lho kenapa? Denger-denger di situ kan gajinya gede, terus dapat bonus banyak lagi"
"Gaji yang besar gak bisa menjamin kenyamanan kita dalam bekerja, Dev.."
"Maksud kamu?, jadi kamu gak betah kerja di situ?"
"Emm.. gimana ya, sifat Chanyeol sebagai atasan udah berubah. Dari berapa bulan ini dia jadi arogan dan sering marah-marah"
Eunwoo kelihatan lagi keinget sama sesuatu.
"Dulu Chanyeol itu orangnya memang disiplin, tapi selalu mengutamakan kesejahteraan karyawannya. Tapi sekarang... ya kamu tau sendiri lah, Dev"
Gue cuma diam. Beberapa saat kemudian gue ngeraba-raba saku celana gue, dan sekarang gue baru sadar kalo hp gue ilang. Mana di dalemnya banyak koleksi bokep lagi, ehehehe:)
Eunwoo ngelihat ke arah gue.
"Kenapa? Ada yang ilang?"
"I-iya, hp aku ilang.. kayanya jatuh waktu aku pingsan tadi deh"
"Ya udah nanti aku beliin hp baru buat kamu"
"Hah? Eng.. nggak usah repot-repot.."
"Gakpapa.. gaji aku bulan ini lebih kok"
"Tapi tetep aja.. gak enak tau"
"Ya tinggal enakin aja sih.. hehehe"
Maksyood lo apa ya??:)
Dan siang itu gue ketawa-ketiwi sama Eunwoo. Dia masih friendly dan baik banget, sama kaya dulu.
-
Malam harinya
-Author PO-Sudah satu jama lamanya Chanyeol berada di sebuah club malam. Di atas mejanya terdapat dua botol alkohol yang masih terisi penuh dan satu botol lagi yang sudah habis ia minum.
Untuk kesekian kalinya ia menuangkan minuman keras itu ke dalam sebuah gelas kecil.
Saat ia hendak meneguknya, tiba-tiba...."Yeol, udah!!" Kyungsoo merebut gelas itu dari tangan Chanyeol.
Chanyeol mengedipkan matanya beberapa kali sambil mencoba mengenali seseorang yang datang menghampirinya.
"Soo??"
Kyungsoo kemudian duduk di samping Chanyeol.
"Gue mohon hentikan kebiasaan lo ini, Yeol.. lo bisa sakit lagi"
"Gue udah gak sanggup lagi, Soo.. Gak ada gunanya gue hidup, gue udah kehilangan semuanya termasuk persahabatan kita.."
"Kata siapa? Kita tetep sahabatan, Yeol. Gue tetep jadi sahabat lo, sekarang maupun selamanya. Gue yang salah, harusnya gue gak bertingkah kekanak-kanakan waktu itu.. harusnya gue bisa ngertiin lo yang lagi tertimpa masalah.. harusnya juga gue gak ninggalin lo yang lagi butuh dukungan.."
Chanyeol menangis seketika sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Yeol.. mungkin saat lo mabuk, lo bisa lupa sama semua masalah lo. Tapi setelah lo sadar, masalah lo masih ada dan gak akan berkurang sedikitpun.."
"Gue tau.. tapi sekarang gue bener-bener gak bisa ngelakuin apa-apa, gue pecundang.."
"Bagi gue lo bukan pecundang, Yeol.. lo bertanggung jawab atas semua kesalahan lo, berarti lo jantan"
"Tapi gue kehilangan Devya, Soo.."
"Yeol.. gue mau lo bangkit, jalani kehidupan lo yang sekarang. Sayangi anak lo yang beberapa bulan lagi bakal lahir.. gue gak mau lo terus-terusan dihantui masa lalu dan bikin lo lupa sama kewajiban lo sebagai ayah"
"Sejujurnya gue gak mau bayi itu ada"
"Lo ngomong apa! Kenapa lo benci sama anak lo sendiri? Anak lo tuh gak salah apa-apa!"
Chanyeol menundukkan kepala,
"Iya, lo bener..""Gue cuma ngasih solusi yang terbaik menurut gue dan gak bermaksud buat ngatur hidup lo, Yeol.. gue harap lo bisa ngerti"
Chanyeol mengangguk dan menuruti perkataan Kyungsoo. Sejak saat itu, Chanyeol berusaha untuk melupakan Devya dan menjalani kehidupannya dengan normal.
Hingga malam sebelum pernikahannya dengan Sana tiba, ia menuliskan sebuah surat untuk Devya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
KAWIN KONTRAK [PCY]
Fanfiction"Ketemu jodoh waktu dikejar Satpol PP tuh rasanya anjir banget" ⚠ Ngegas in your area 2018-10-07