13. Bertemu Masa Lalu

74 12 8
                                    

"Menyayangi tidak harus memiliki. Dengan membuat orang yang kita sayangi bahagia saja sudah cukup. Dan menyayangi bukan berarti mencintai"
🍁🍁🍁Adhya Sinta🍁🍁🍁

🍁

Rima dan Syifa sudah sampai di rumah sakit. Kekhawatiran Syifa dan Rima akan terjadi hal yang buruk akibat Syifa yang tadi terpeleset di kamar mandi pun membawa Rima kini tengah menunggu Syifa yang sedang di periksa oleh dokter.

Dan Alhamdulillah tadi Dokternya bilang Syifa dan bayinya masih bertahan. Namun, dokternya masih harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk keselamatan keduanya.

Tadi Rima sudah menelfon Luqman saat di perjalanan. Luqman yang sedang bekerja di rumah sakit lain itu pun akan menyusul mereka. Karena mereka berada di rumah sakit yang berbeda dengan tempat Luqman bekerja sebagai seorang dokter.

"Assalamualaikum Rima" seru seorang dokter yang berdiri di hadapannya. Rima yang duduk di kursi sembari fokus melihat ponsel pun menoleh.

"Waalaikumsalam" jawab Rima. Tunggu. Apa tadi dokter itu memanggil namanya? Berarti dokter itu mengenal Rima dong?

"Maaf, dokter mengenal saya?" tanya Rima pada pria berambut hitam dengan mata cokelatnya. Dari wajahnya Rima duga dokter itu umurnya masih kepala dua.

Dokter itu tertawa. "Kamu nggak inget saya?" tanyanya heran.
Rima pun mencoba memerhatikan dokter itu dan mengingat wajah dokter itu. Namun Rima tetap tidak mengingat dokter itu. Tapi kenapa wajah dokter itu tidak asing baginya.

Rima menggeleng, ia masih tak bisa mengingat.
"Yah, masa masih muda udah pikun. Saya dokter Adi, yang rawat Umi kamu empat tahun lalu" ujar dokter itu yang mengaku namanya Adi.

Sejenak Rima mengingat. Lau Rima berseru dan tersenyum. "Dokter Adi! Iya saya baru inget. Hehe, maaf dok".

"Alhamdulillah udah inget. Nggak papa santai aja". Adi tersenyum. "Kamu ngapain disini?" tanya Adi yang menyadari jika Rima berada di depan ruangan Dokter Mutia, spesialis kandungan.

"Emm, saya lagi nungguin mbak saya dok" jawab Rima agak canggung.
"Mbak kamu?" tanya Adi mengerutkan dahi.
"Iya, istrinya bang Luqman. Lagi cek kandungan" jelas Rima.
Adi mengangguk paham. "Wah, jadi Luqman udah nikah?".
"Iya dok".

"Terus gimana kabar Umi sama Abi?" tanya Adi.
"Alhamdulillah semua sehat dok. Dokter sendiri gimana?".
"Alhamdulillah selalu sehat" ujar Adi tersenyum.
Sejenak tak ada pembicaraan di antara keduanya. Rima binggung ingin menanyakan apa. Ia takut salah bertanya. Jadiah ia sekarang memandangi lorong rumah sakit.

Adi adalah seorang dokter umum di rumah sakit tersebut. Rima mengenalnya ketika empat tahun yang lalu. Saat uminya sakit dan harus di rawat di rumah sakit ini hampir selama sebulan. Dan Adi adalah dokter yang menangani Uminya.

"Kamu udah nikah Rim?" tanya Adi tiba-tiba dan itu membuat Rima langsung menatap Adi terkejut. Dan seketika peristiwa dulu pun teringat. Hal itu membuatnya merasa canggung ketika Adi menanyakan tentang itu.

"Emm, kenapa dokter nanya itu?" tanya Rima.
"Nggak papa sih. Cuma mau nanya aja. Aku mau protes kalo udah nikah kenapa aku nggak diundang?" Adi tertawa kecil. Sejak dulu ia senang mengganggu Rima.

Pertanyaan itu sebenarnya mudah untuk Rima jawab. Tapi untuk menjawabnya ia harus mengingat luka yang baru saja tercipta di hatinya. Ia menghela nafas untuk meredakan sakit itu, walau tak bisa.
"Insya Allah, kalo nikah dokter Rima undang" Rima menunduk mengatakan itu.

Adi tersenyum penuh kemenangan mendengar jawaban Rima.
"Jadi kamu belum nikah Rim. Aku pikir kamu udah nikah".
Rima menangkap senyuman Adi itu.
"Dokter kenapa seneng gitu tau aku belum nikah?" heran Rima.

"Nggak papa Rim. Kamu kenapa lo belum nikah. Kalah sama saya. Saya aja udah punya anak" ujar Adi tersenyum bangga.
Rima terbelalak. "Dokter Adi udah nikah! Wahh selamat dok. Tapi kok Rima nggak diundang sih?" tanya Rima membalikkan pertanyaan ke Adi.

"Hehe makasih. Maaf nggak ngundang. Nanti kalo kamu saya undang, terus dateng. Saya nanti nggak bisa move on lagi dari kamu" ujar Adi terkekeh.

"Terus nanti kamu bikin video pas dateng ke nikahan saya kayak di sosmed itu. Yang lagunya Harusnya Aku Yang Disana. Ya kan Rim?" ujar Adi meledek Rima dengan senyum jahilnya.
Rima mengendus kesal, kenapa ini dokter masih saja suka mengganggunya. Dari dulu.

"Sorry Rim. Saya cuma becanda" ujar Adi yang melihat Rima tak menanggapi candaannya. Rima pun hanya mengangguk kesal.
"Saya nggak bisa ngundang kalian. Soalnya pernikahannya di Palangkaraya nggak di sini" jelas Adi.

"Owh gitu. Anak dokter udah gedek?".
Adi terkekeh mendengar Rima perkataan Rima. Tidak salah pertanyaan Rima, hanya saja bahasa yang Rima pakai itu seperti anak kecil. Tapi memang inilah Rima yang dia kenal dulu. Bukan Rima yang sangat pemalu tadi.

"Udah empat bulan. Ganteng Rim kayak saya" pede Adi.
Rima tertawa geli. "Ihh pedenya kelewat dok".
"Biarlah, kan anak saya Rim. Bukan anak kamu" gurau Adi.

"Ihh dokter! Masih aja! Inget istri di rumah lagi jagain anak tuh" tegur Rima. Ia kesal pasalnya dari tadi Adi selalu bercanda. Sebenarnya ia tak enak hanya berbicara dengan Adi. Untunglah ini di rumah sakit dan banyak orang yang berlalu lalang.

Adi terkekeh. "Iya saya inget kok sama istri saya yang cantik".
Rima tersenyum mendengar perkataan Adi. Walaupun tidak lucu tapi nada bicara Adi yang begitu percaya diri.

"Rim udah dulu ya. Saya mau ada visit. Salam ya buat Umi, Abi sama Luqman" ujar Adi yang setelah melihat jam ditangannya yang mengharuskannya melakukan pekerjaannya.
"Oh iya dok".
"Saya duluan ya Rim. Assalamualaikum" pamit Adi.
"Waalaikumsalam dok" Rima tersenyum saat dokter Adi berlalu dan menghilang dari pandangannya di lorong.

Setelah kepergian dokter Adi. Rima masih tersenyum. Keramahan dan kehumorisan dokter Adi tadi membuatnya bisa melupakan sakit di hatinya. Walau itu cuma sesaat.

Hal seperti itulah yang saat ini Rima butuhkan, ia ingin ada seseorang yang bisa membuatnya lupa dengan sakit itu. Rima tidak selalu kuat menyembunyikan sakit itu. Ada saatnya ia harus meluapkan rasa itu.

🍁🍁🍁

Assalamu'alaikum 😁
Halo semuaa, akhirnya aku update lagi dan aku kembali update nyimpang dari yg aku bilang kemaren. Hehhe

Aku mau kasih info aja nih. Kalo jadwal itu aku ralat. Ralat abis-abisan, karena kadang di hari itu aku suka ada urusan. Biasalah orang sibuk 😆🤣(sok sibuk deh)

Jadi, aku ralat jadwalnya. Aku bakal update seminggu dua kali. Entah itu hari apa aja, terserah aku yah 😁 yang penting seminggu 2x. Ingat guys 2x

Okeh segitu infonya.

Oh iya. Ada yg penasaran nggak kok ada si dokter Adi yang masuk, siapa kah dia sebenarnya? Apa hubungan dia dengan Rima dulu?

Tunggu di part selanjutnya okehhhhh

Sayang kalian semua 😘 yang setia masih nyimpen ini di library kalian walaupun belum kalian baca. Aku tau kalian nggak suka digantungin, jadi kalian milih baca saat partnya udah tamat. Hehehe

Buat kalian juga yang selalu penasaran untuk part selanjutnya. Dan buat kalian yang baca diam-diam ajah 😁. (kayak cinta ke dia, diem-diem)

Oke lah, semangat terus ya kalian Ibadahnya 💪💪💪

Naungan CintamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang