"Bukankah aku pernah mengatakan, bahwa aku ini lemah. Juga aku pernah mengingatkan kalau hatiku ini rapuh. Jadi kenapa sulit untukmu memahami itu dengan mudah. Oh iya aku lupa, kalau ternyata kamu itu pemberi harap yang tak pernah bisa kuraih"
🍁🍁🍁Adhya Sinta🍁🍁🍁🍁
Kebetulan hari minggu ini Rima libur. Dan untuk mengisi kekosongan kegiatannya. Pagi ini Rima dan Najwa bersama menghadiri sebuah pengajian di masjid yang sering mereka kunjungi.
Berhubung Najwa sudah menikah jadi Rima yang biasanya menjemput atau di jemput oleh Najwa kini harus berangkat sendiri. Sudah pastilah Najwa berangkat bersama Reza yang juga sedang libur kerja.
Kini Rima sudah memasuki parkir mobil yang ada di belakang area masjid itu. Di sekeliling masjid begitu ramai orang yang berdatangan dengan pakaian yang rapi dan tertutup. Yang datang itu dari berbagai macam kalangan. Dari yang tua, remaja, sampai para ibu yang membawa anak mereka yang masih kecil.
Rima tersenyum melihat seorang anak perempuan berumur sekitar dua tahun berjalan dengan lucunya mengikuti sang ibu. Rima kagum, pasalnya anak sekecil itu saja sudah betah mengenakan baju gamis dan jilbab yang lumayan panjang. Aura kecantikan dari anak itu begitu membuat Rima tertarik.
Memang sebagai seorang perempuan memakai kerudung adalah hal yang wajib. Untuk menutup aurat. Seorang muslimah seluruh tubuhnya adalah aurat terkecuali wajah dan kedua telapak tangan.
"... Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya....". Q.S An-Nur ayat 31.
Kewajiban ini berlaku bagi para Muslimah yang telah baligh serta berakal. Sedangkan bagi anak kecil, kewajiban ini tidak berlaku.
Tetapi, kewajiban tentu terasa berat apabila dijalankan saat berlaku. Oleh sebab itu, orang tua perlu membimbing anak-anak perempuan mereka memakai jilbab sehingga nantinya sudah terbiasa.
Bimbingan untuk mengenakan jilbab sebaiknya mulai diberikan saat anak berusia sepuluh tahun. Tetapi tidak ada salahnya jika sejak kecil anak sudah diajarkan menutup aurat. Asal pakaikanlah anak jilbab yang membuat mereka nyaman.
Syeikh Ali Al Shabuni dalam kitab Rawa'iul Bayan menjelaskan orangtua mendapat keharusan untuk membimbing anak-anak mereka agar menutup aurat. Apalagi jika si anak sudah berusia 10 tahun.
Meski begitu, bimbingan ini tetap disifati sebagan anjuran dan bukan kewajiban. Tujuannya adalah untuk mendidik agar nantinya anak menjadi terbiasa dengan jilbab.
Sementara sang ibu dengan erat menggenggam tangan anaknya di tengah keramaian menjaga anaknya agar tetap bersamanya.
Kali ini Rima mengenakan gamis berwarna putih tulang di padu dengan jilbab berwarna kuning emas. Rima sudah sampai di area depan halaman masjid. Rima mengeluarkan ponselnya kemudian mengirim pesan kepada Najwa.
"Assalamu'alaikum Rima" seru Najwa dari belakang membuat Rima tersentak kaget.
"Astagfirullah Najwa!" geram Rima. "Ngagetin tau".
Najwa menyengir. "Hehe maaf"."Wa'alaikumsalam" ujar Rima menjawab salam Najwa tadi.
Najwa merangkul Rima yang wajahnya masih kesal.
"Ihh kesel ya, cie kesel" goda Najwa sambil menoel pipi Rima."Ishh Najwa berat tauuu" protes Rima sambil menyingkirkan tangan Najwa dari pundaknya. Najwa tertawa renyah karena berhasil menjahili sahabatnya itu.
"Abis nikah kamu dikasih makan banyak ya sama Reza. Sampe gendut gini" kini giliran Rima yang menjaili Najwa.
"Iya dong, makmur hidupku abis nikah. Makan ada yang nemenin sekarang jadi makin lahap makanya. Emang kamu yang makan banyak tapi badannya segitu-gitu aja. Kelamaan jomblo sih" ledek Najwa. Rima langsung terdiam tak mampu berkata-kata. Sementara Najwa masih tertawa pelan. Rima pun memilih untuk berjalan meninggalakan Najwa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Naungan Cintamu
SpiritualSpritual-Romance 🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁 Ketika tiba saatnya untuk memilih. Pilihan yang sulit harus Rima ambil. Ia harus memilih yang bisa membawanya ke jalan Allah. Namun, pilihan itu ternyata salah. Kembali ia harus menelan kekecewaan. Dan membuatnya ha...