"Kebersamaan kita mungkin hanya sebatas berbagi tawa dan lelucon saja. Saling mengejek untuk meramaikan suasana. Tak akan berhenti jika tidak ingat waktu yang nyata. Karena kebersamaan kita, kita lupakan semua yang mengganggu pikiran kita. Meninggalkan sedih dan duka. Bersama kita dalam satu naungan penuh ridho-Nya"
🍁🍁🍁Adhya Sinta🍁🍁🍁
Sebelum baca mulmednya ada video lagu tuh. Yang mau denger silakan diputer ya. 😁
Happy reading ☺🍁
Setelah meminta cuti beberapa hari. Hari ini Rima pun kembali bekerja. Masih di kantor yang sama dan pekerjaan yang sama di bisnis properti. Seharian bekerja membuat gadis berkerudung itu bisa sedikit melupakan rasa pedih di hatinya.
Namun bukan hal yang mudah untuk bisa memfokuska pikirannya pada perkerjaan. Disaat seperti ini pikirannya masih berputar di relung pedih itu.
Kabar kepulangan Rima pun sudah diterima oleh teman-temannya disini. Dan rencananya nanti mereka akan bertemu untuk malam bersama. Memang sudah lama mereka tidak kumpul-kumpul. Terakhir kali mereka berkumpul itu di pernikahan Najwa. Namun tidak semua dari teman-temannya bisa ia temui. Karena saat itu diantara mereka ada yang berhalangan hadir dan ada pula yang datang saat resepsi pada malam hari.
"Kamu nanti mau keluar jam berapa?" tanya Luqman pada Rima yang ada di kursi penumpang sebelah kirinya.
Tadi sepulang dari rumah sakit Luqman sekalian menjemput Rima."Abis magrib Bang" jawab Rima sembari membalasan pesan dari teman-temannya yang sudah mulai sibuk di grup Whatsapp.
"Nanti kamu pulangnya ada barengan nggak?". Luqman masih memfokuskan perhatiannya ke jalan.
"Kayaknya ada, palingan sama Lina kalo nggak Putri".
"Yang bener ada nggak?. Kalo nggak ada nggak usah keluar. Soalnya Abang nggak bisa jemput" ujar Luqman tegas.Rima mengalihkan pandangannya ke Abangnya yang sibuk menyetir itu.
"Iya Abang. Nanti Rima bareng Lina kalo nggak Putri mereka bawa motor kok. Nyelow aja, Rima nggak bakal pulang sendiri" ujar Rima.
"Nggak nggak ternyata balik dari London nggak bilang-bilang" ujar Luqman sambil tersenyum miring.Rima langsung merengut kesal. "Ihh, Abang nih, nggak usah di bahas lagi kenapa?!".
"Eleh, kenapa mau marah? Yang salah juga kamu ngapain marah". Masih saja Luqman membahasnya."Iya Rima tau. Kan Rima udah minta maaf. Terus aja sindir-sindir Rima. Nggak berkah loh idupnya kalo ngeledekin Rima terus" ujar Rima masih dengan kekesalan yang hakiki.
"Makanya kalo diomongin itu nurut. Sama Abi mah iya iya aja kamu nggak kena marah. Paleng cuma di ingetin aja. Kalo Abang bisa abis kamu sekali lagi pulang sendirian. Nggak baik anak perempuan pulang malem-malem. Sendirian lagi" ujar Luqman menasehati Rima. Rima yang kesal hanya membalas dengan dehaman.
🍁
"Mana nih yang laen. Yakin cuma berempat aja? Udah pesen meja yang gedek. Awas aja pada nggak dateng" gerutu Fitri.
"Sabar Fit, mereka masih dijalan kali. Makanya nggak bales chat" ujar Rima tersenyum. Di atas meja ponsel Rima berdering seketika. Ia pun menjawab panggilan yang masuk dari Putri."Assalamualaikum Put" seru Rima. Fitri, Najwa dan Lina pun bersamaan menatap Rima yang tengah menerima telpon.
Rima mendengarkan dengan seksama suara Putri dari ponselnya.
"Iya naik aja ke atas, kita ada di atas. Cepet gih, Fitri udh kesel tuh nungguin" ujar Rima sambil melirik ke Fitri. Dan dibalasanya oleh Fitri dengan pelototan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Naungan Cintamu
SpiritualSpritual-Romance 🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁 Ketika tiba saatnya untuk memilih. Pilihan yang sulit harus Rima ambil. Ia harus memilih yang bisa membawanya ke jalan Allah. Namun, pilihan itu ternyata salah. Kembali ia harus menelan kekecewaan. Dan membuatnya ha...