Dengan langkah yang pasti dan beriringan dengan langkah yang lain. Rima bersama Anna dan Shaty. Di antara mereka hanya Rima yang mengenakan jilbab dan pakaian yang serba tertutup. Anna dan Shaty yang memang bukan beragama Islam wajar saja jika pakaian mereka agak terbuka.
Seperti hari ini, walaupun angin bertiup kencang di musim gugur ini Anna masih saja mengenakan rok mini. Jaket tebalnya itu hanya menutupi bagian atas tubuhnya. Kalau Shaty, wanita asli keturunan India itu mengenakan jeans dan sweeter hangat sama seperti Rima. Bedanya Rima mengenakan rok panjang.
"Rim. Kamu mau ikut kami? Pulang dari kampus kita akan keluar bersama dengan Charlie, Sean juga Zakir" ujar Anna bersemangat.
"Iya rencananya kita akan menonton pertandingan bola antara Manchester City vs Manchester United. Di stadion Old Trafford. Kamu mau ikut kan?" ujar Shaty."Oh tidak. Kenapa harus hari ini mereka bertandingnya. Ini hari kerjaku. I'm so sorry. I wish I could join you guys. But I can't leave my job" ujar Rima dengan sangat menyesal. Sebenarnya ia sangat ingin menyaksikan tim favoritnya MU bertanding.
Anna berdecak. "Really? Oh ayolah Rima kenapa kamu sangat sibuk. Kamu bahkan jarang sekali berkumpul bersama kami" protes Anna.
"Anna kamu tau kan kalau MU adalah tim favoritku. Tapi benar-benar aku tidak bisa ikut dengan kalian. Lain kali jika ada waktu aku akan ikut dengan kalian" jelas Rima dengan wajah yang sangat menyesal."Baiklah lain kali saja. Selalu saja begitu" ujar Anna kesal. Rima melihat wajah kesal Anna pun merangkul Anna.
"Oke. Saat aku libur kerja kita keluar bersama" ujar Rima menyengir.
"Oke. Janji?" tanya Shaty."Janji" ucap Rima pada Shaty.
🍁
Dengan langkah yang cepat Zakir menuruni tangga gedung kampus. Tadi saat berjalan di koridor dari atas ia melihat Rima berjalan sendirian.
Nafasnya memburu saat sudah sampai di bawah. Ia melihat punggung kecil Rima yang sudah melewati depan tangga itu. Zakir berusaha mengatur nafasnya kembali stabil.
"Come on Zakir. You can do it" ucap Zakit pelan pada dirinya sendiri.Ia pun melangkah menyusul Rima di depannya.
"Rima" seru Zakir saat jarak mereka sudah dekat.
Rima berbalik. "Zakir" sahut Rima.
Rima hendak bicara namun belum sempat Rima bicara Zakir segera mendahului.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap Zakir sambil tersenyum.Rima tersenyum geli melihat wajah Zakir. "Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab Rima sambil terkekeh.
"Tumben panjang salamnya?" tanya Rima dalam bahasa Inggris.
Zakir menyengir. "Hehe untung dong saya tidak lupa".
"Alhamdulillah kamu tidak lupa" ujar Rima terkekeh.Rima dan Zakir berjalan sampingan dengan jarak sekitar setengah meter. Zakir sudah pernah diingatkan oleh Rima untuk menjaga jarak jika bersama Rima saat berjalan bersama.
"Kamu mau ke mushola?" tanya Zakir setelah melihat jam ditangannya yang menunjukkan sudah waktunya Rima shalat."Iya. Kamu mau ikut?" tanya Rima.
Zakir diam sambil menggaruk tengkuknya. "Emm memang boleh?" tanya Zakir. Selama ini memang ia sering tau Rima yang suka pergi ke mushola untuk shalat. Tapi baru kali ini Rima bertanya pada Zakir.Rima terkejut. "Tentu boleh. Tidak ada yang melarang seorang muslim untuk shalat Zakir. Shalat kan wajib bagi semua umat muslim" jelas Rima.
Zakir mendengarkan dengan seksama.Selama ini sejak lahir memang dia tidak pernah shalat. Orangtuanya tidak pernah mengajarinya. Bahkan saat bulan Ramadhan datang ia kadang-kadang ikut berpuasa.
"Katamu dulu. Meninggalkan shalat itu dosa ya?" tanya Zakir serius."Iya Zakir. Shalat itu wajib, Allah telah memerintahkan semua umatNya untuk melaksanakan shalat. Bagi siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja, rugilah orang-orang itu. Karena ia telah melakukan dosa besar meninggalkan kewajiban untuk shalat" ujar Rima.
Ntah belakangan ini setelah ia berteman dengan Rima ia sering tersentuh dengan ucapan Rima tentang Islam. Zakir tau mengenai Islam hanya sebatas, shalat lima waktunya dan waktu Ramadhan. Dan ia tau kalau wanita muslim harus mengenakan jilbab. Selebihnya Zakir masih buta tentang Islam.Ada rasa aneh di hati Zakir belakangan ini. Apalagi saat ia ingat perkataan Rima tentang dosa meninggalkan shalat. Sesuatu membuat Zakir sering terdiam dan banyak memikirkan itu.
"Ya udah aku ikut shalat ya" ujar Zakir.
"Alhamdulillah" ujar Rima ggembira🍁
Sesampainya di mushola yang jaraknya hampir satu kilometer itu. Kebetulan sekali baru azan. Azan di mushola ini hanya dikumandangkan di dalam tidak menggunakan speaker seperti di Indonesia.
"Zakir kamu lewat sana. Dan ambil wudhu lebih dulu" ujar Rima sambil menunjuk ke arah pintu kecil di samping mushola. Zakir memperhatikan pintu itu.
"Yang kecil itu?" tanya Zakir tak percaya.
"Iya. Tuh ikuti pria itu saja" tunjuk Rima ketika melihat seorang pria paruh baya hendak memasuki pintu itu.
"Oke" ujar Zakir masih sambil memperhatikan pria itu yang sedang melepas sepatunya di depan pintu."Setelah shalat. Tunggu saya disini ya. Kalau kamu mau duluan juga boleh" ujar Rima.
"Iya iya" jawab Zakir tanpa melihat Rima. Zakir masih fokus pada pria itu yang kini sudah masuk ke dalam.🍁
Zakir mengikuti pria itu dengan melepas sepatunya. Lalu saat ia di dalam ia menemukan ruangan kecil itu dengan keran-keran di kelilingnya juga sebuah kamar mandi di situ.
Saat itu hanya ada Zakir dan pria paruh baya itu. Zakir melihat pria itu tengah membasuh wajahnya.Jujur saja Zakir tidak bisa berwudhu. Maka dari itu Zakir memperlambat melipat kemejanya. Agar ia bisa memperhatikan pria itu wudhu secara diam-diam.
Benar saja Zakir benar-benar memperhatikan pria itu. Ia mencoba mengingat pria itu membasuh wajah kemudian tangannya lalu rambut dan juga kaki. Itu yang Zakir ingat.
Setelah pria itu keluar dari situ. Tinggalah Zakir sendiri. Dengan percaya diri Zakir membasuh wajahnya kemudian tangannya. Dan seterusnya. Seperti yang ia ingat dari pria itu.
Kemudian ia memasuki mushola. Sambil berjalan ia menurunkan celananya dan lengan kemejanya. Jaketnya ia sampirkan di tempat khusus yang disediakan mushola itu.
Zakir masuk tepat sekali saat iqamah. Zakir mengikuti pria-pria yang sudah berbaris di dalam. Zakir tau jika shalat ia harus mengikuti imam yang memimpin shalat. Ia pun mengikuti dengan serius. Masih kaku untuk seorang Zakir mengerjakan shalat sampai selesai. Tapi ia bisa mengikutinya dengan baik. Setidaknya dulu ia pernah mengikuti shalat Idul Fitri, saat masih kecil dan masih ingat gerakan shalat.
🍁🍁🍁
Hai hai hai
Assalamu'alaikum
Maaf banget, ya minggu kmren cuma update satu. Maafkan aku 🙏🙏🙏
Sebenarnya kmren mau update cuma terkendala beberapa masalah 😥Makasih yang masih setia baca ini
I love you all 😍😍
Rima
KAMU SEDANG MEMBACA
Naungan Cintamu
SpiritualSpritual-Romance 🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁 Ketika tiba saatnya untuk memilih. Pilihan yang sulit harus Rima ambil. Ia harus memilih yang bisa membawanya ke jalan Allah. Namun, pilihan itu ternyata salah. Kembali ia harus menelan kekecewaan. Dan membuatnya ha...