6. Keputusan

84 11 6
                                        

"Mencintaimu dalam diam adalah hal yang sulit untukku. Aku harus berperang melawan egoku. Hati ini terus saja ingin menampilkan ingatan tentangmu di pikiranku. Yang mana itu membuatku ragu. Apakah kamu hanya singgah sesaat di waktu yang singkat ini? atau akan singgah selamanya di hatiku, bersamaku"
🍁🍁🍁Adhya Sinta🍁🍁🍁

Mulmed nya Rima yang lagi jalan-jalan keliling London yang dingin. Eh Rima nggak sendirian loh. Itu yang motoin Agnes 😄😁. Kan kata Abang Luqman nggak boleh jalan-jalan sendiri 😅😅

🍁

Sudah tiga hari ini Rima berada di London. Kemarin ketika Rima menelpon orang tuanya. Uminya memarahinya. Rima dimarahi habis-habisan karena berangkat ke London tiba-tiba. Padahal Rima baru empat hari di Indonesia. Bisa dihitung selama setengah bulan ini. Rima baru enam hari di Indonesia dan sisanya di London.

Dan Abinya. Rima bersyukur, karena hanya Umi yang marah. Kalau Abinya hanya memberi pesan untuk jaga diri saja. Dan Abinya tidak pernah menuntut suatu hal pada Rima. Abinya memang memberi kebebasan pada anak-anaknya untuk memilih apa yang mereka inginkan. Asal dengan catatan, itu harus pilihan yang baik dan karena Allah.

Jika menyangkut Rima. Dikeluarganya yang sangat protektif padanya adalah Umi dan Abangnya. Abangnya itu menuruni sifat Umi seperti sangat protektif padanya, keras kepala dan satu lagi sangat menyayanginya. Abi, Umi, dan Abangnya mereka sangat menyayangi Rima. Karena mereka selalu bilang.

"Rima itu mau umurnya udah dua puluh tahun, tetep aja buat Abi, Umi, sama Abang Rima kecil terus. Rima selalu maunya duduk di samping Abang kalo naik mobil. Katanya mau tidur sambil dipeluk Abang" ujar Abangnya ketika mereka sedang makan malam sehabis Abangya melamar Mbak Syifa, empat bulan lalu.

Mendengar itu Rima hanya senyum menunjukkan gigi dengan polosnya. Tak dapat ia elak, memang dulu sebelum Abangnya menikah. Ketika mereka sekeluarga pergi keluar dengan mobil. Rima selalu ingin duduk di samping Abangnya. Itu karena ia sangat menyayangi Abangnya, dan sudah menjadi kebiasaannya. Jika ia ngantuk di perjalanan, ia ingin tidur dengan tangan Abangnya yang memeluk pundaknya.

Begitu sayangnya ia pada Abang Luqman. Saat menikah dulu Rima menangis ketika Abangnya mau tinggal di rumahnya sendiri.

Memalukan untuk diingat pasalnya saat itu Rima menangis ketika keluarga Mbak Syifa masih belum pulang. Rima tertawa sendiri ketika mengingat kejadian itu. Selalu jika di London, ia selalu rindu dengan suasana keluarga. Inilah resikonya jika dirinya sudah bekerja. Setelah lulus kuliahnya pada umur dua puluh tahun, enam bulan sudah ia bekerja seperti ini. Dan baru tiga bulan ini ia dipindahkan ke divisi yang mengharuskannya bolak balik London.

Yah, inilah hidupnya sekarang. Rima senang menjalaninya.

🍁

Malam ini adalah malam yang sedikit menegangkan untuk Ilham. Sejak kemarin Ilham sudah memutuskan apa yang akan ia lakukan. Ia sudah membicarakan pada ayah dan ibunya. Kalau ia akan mengkhitbah seorang wanita yang bernama Mihrima.

Sejak pertama kali melihat Mihrima di acara pernikahan Reza. Saat itu Ilham tak bisa mengalihkan pandangannya ketika Mihrima menemani Najwa menuruni tangga. Ilham ingat dengan jelas senyuman manis itu, ia melihat keteduhan di wajah Mihrima. Dan sikap ramah yang dimiliki Mihrima itu membuat jantungnya berdebar. Dan menjatuhkan rasa pada perempuan itu.

Sudah tiga hari ini Ilham berpuasa. Ia tak mau terus memikirkan Mihrima. Ia takut Allah murka padanya karena ia justru lebih memikirkan Mihrima dari pada Allah. Maka selama tiga hari ini Ilham lebih mendekatkan diri pada-Nya dan meminta petunjuk untuk terhindar dari dosa.

Naungan CintamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang