23. Bosnya

66 13 9
                                        

"Mungkin ini jalan-Nya. Mempertemukan lagi aku denganmu di saat aku ingin menjaga rasa. Ia mencoba menguji seberapa kuat diriku untuk menjaga hati yang lemah ini"
🍁🍁🍁Adhya Sinta🍁🍁🍁


🍁

Pagi-pagi Ilham sudah dibuat kesal oleh adiknya. Walaupun ngeselin gitu tetap saja Zafran adiknya. Meledeknya seenak jidat. Itulah yang sering keduanya lakukan jika bertemu atau berkomunikasi lewat ponsel.

Mood Ilham pagi ini tidak bagus. Ingat itu tidak bagus. Bisa saja nanti ia berbelok tidak menuju kantor. Tapi, ia tidak boleh lepas dari tanggung jawab. Sebagai CEO ia harus profesional dan tidak seenak jidat bekerja.

"Good morning Mr.Daniar" sapa seorang wanita di bagian resepsionis dengan ramah.
"Morning" balas Ilham tak kalah ramah. Diikut Glen yang berjalan di sebelah kanannya, Ilham diarahkan menuju ruangannya. Memang ini adalah kali pertama Ilham mendatangi cabang di London.

Semua karyawan yang sudah mengetahui akan datangnya pemimpin mereka pun menyapa Ilham ketika berpapasan. Ramah. Adalah kesan yang Ilham dapat. Tapi masih lebih ramah para karyawan di Indonesia menurut Ilham.

"Thank you Glen" ujar Ilham saat mereka sudah sampai di ruangan Ilham yang tempatnya ada di lantai tiga belas. Ruangan yang besar lengkap dengan peralatan kantor yang Ilham butuhkan.
"Owh ya. Bisakah kau bilang pada sekertarisku untuk memanggilkan kepala manajer pemasaran untuk menemuiku" ujar Ilham.

"Baiklah. I will tell him" ujar Glen. Kemudian ia pamit undur diri. Glen sendiri berkerja di bagian keuangan, sehingga Ilham langsung menyuruhnya kembali bekerja.

Sekertarisnya mengabari Ilham kalau kepada manajer pemasaran sedang ada pertemuan penting dengan clien. Sehingga Ilham harus menunggu. Sambil menunggu ia mengamati berita tentang bisnis di Internet secara langsung.

🍁

Setengah jam Ilham menunggu karena memang ada laporan yang harus ia bicarakan. Tadi Ilham sudah menyapa seluruh karyawannya sebagai salam perkenalan. Dalam kesibukannya bekerja Ilham berdoa semoga ini bisa mengalihkan pikirannya. Semoga.

Suara ketukan mengalihkan perhatian Ilham dari layar laptop. Ilham segera melepas kaca mata yang ia pakai. Karena ia hanya menggunakan itu saat menatap layar laptop. Untuk mengurangi radiasi saja. Mata Ilham tidak minus kok.

"Masuk" seru Ilham dengan bahasa inggisnya.

Dua orang wanita memasuki ruangannya dengan membawa map di tangan mereka. Ilham terperangah melihat keduanya.

"Mihrima" ujar Ilham.

Salah satu wanita itu yang mengenakan jilbab berwarna pastel pun ikut dibuat terkejut.
"Ilham" serunya tak kalah terkejut.
"Ternyata kamu CEO nya" ujar Rima tak percaya.

"Iya. Memangnya kamu nggak tau?" tanya Ilham.
"Saya taunya CEO namanya Ilham. Tapi nggak tau kalo itu kamu" jawab Rima tak yakin.

Ilham hanya tersenyum. "Jadi kamu manajer pemasaran yang sering kudengar kerjanya yang bagus itu. Saya nggak menyangka loh" puji Ilham.
Rima tersipu malu. Karena bosnya sendiri memujinya.

"Hemm. Excuse me, are you two talk to the language I understand? (Hemm. Permisi, apakah kalian berdua bisa bicara dengan bahasa yang saya mengerti?)" ujar wanita dengan rambut blonde di samping Rima. Yang membuat Ilham langsung tertawa kecil dan tersadar, bahwa ada orang lain di ruangan ini.

Naungan CintamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang