31. Dingin

71 10 0
                                        

"Jika kamu mencari kebahagiaan. Kamu bisa menemukannya saat kamu mendekatkan diri kepada Tuhanmu, saat kamu bersama keluargamu, teman-temanmu. Tapi, jika kamu masih bersedih. Itu berarti kamulah yang bersembunyi dari kebahagiaanmu sendiri"
🍁🍁🍁Adhya Sinta🍁🍁🍁


🍁

Pagi ini Ilham masih tak bersemangat untuk tersenyum. Masalah tentang perjodohannya itu mengganggu pikiran Ilham. Kesal. Kecewa. Semua Ilham rasakan. Bahkan Ilham tidak sarapan pagi ini. Ia langsung berangkat ke kantor.

Awal musim dingin sudah di mulai. Salju sudah turun sedikit demi sedikit pagi ini. Sehingga Ilham harus mengenakan jaket tebal untuk menghangatkan tubuhnya.

"Pak Ilham. Para karyawan baru sudah datang. Anda ingin menemui mereka sekarang?" tanya sekertarisnya Hans.
"Suruh mereka masuk" ujar Ilham dingin. Hans hanya mengangguk.

Hans menyadari perubahan Ilham. Sejak pagi Ilham memasang wajah serius. Hari ini tak satupun karyawan yang menyapanya ia balas. Ilham mengabaikan begitu saja. Seolah-olah tak ada yang menyapa Ilham.

"Excuse me Sir" seru suara perempuan yang sangat Ilham kenal. Tanpa ragu Ilham pun menoleh dan benar saja, pemilik suara lembut itu adalah Rima.
"Ia silakan masuk" jawab Ilham. Kemudian Rima masuk diikuti oleh empat orang di belakangnya. Dua laki-laki dan dua perempuan.

"Pak mereka adalah karyawan terpilih dan terbaik dari perusahaan pusat yang akan membantu perkembangan perusahaan ini" ujar Rima. Ilham menyapukan matanya kepada lima orang di depannya.

"Selamat datang. Dan saya selaku CEO disini mengucapkan selamat atas terpilihnya kalian. Saya harap kalian bisa berkerja secara profesional dan kita semua bisa berkerja sebagai tim yang baik" ujar Ilham dengan sedikit senyum.
"Terima kasih pak" ujar keempat karyawan itu bersama-sama.

"Baiklah. Kalian bisa memulai perkerjaan kalian. Tanyakan saja apa yang kalian perlu tanyakan pada Rima atau sekretaris saya Hans. Jika ingin menemui saya. Jangan langsung masuk, beritahu dulu sekertaris saya. Jika saya izinkan kalian boleh masuk. Ingat itu" ujar Ilham tegas tanpa tersenyum sedikitpun.

"Ingat pak" jawab keempat karyawan baru itu.

🍁

Makan siang ini Rima bersama Cristina, Agnes juga Jenny memilih makan di sebuah restoran di depan kantor mereka.
"Kalian sadar tidak. Kalau hari ini Pak Ilham sangat dingin bahkan tadi Pak Ilham sempat memarahi Kevin hanya karena Kevin salah mengetik namanya. Tidak biasanya nya ia marah seperti itu" ujar Agnes.

"Iya aku dengar itu. Tadi juga saat pagi aku menyapa pak Ilham. Dia sama sekali tidak melihatku. Biasanya dia akan tersenyum. Aku merasa ada yang aneh dengan pak Ilham. Pak Ilham hari ini bukan seperti Pak Ilham yang kemarin" tambah Jenny.
"Iya sih aku juga merasa seperti itu" ujar Cristina setuju.
"Mungkin ada masalah dalam perusahaan yang harus ia selesaikan" ujar Rima berpikir positif.

"Tapi perusahaan kita baik-baik saja kan. Tidak ada masalah kok" ujar Jenny.
"Mungkin di perusahaan pusat" ujar Rima.
"Oh. Itu mungkin" jawab Jenny setuju dengan Rima.

Ternyata bukan hanya Rima yang merasa seperti itu. Yang juga merasakan perubahan sikap Ilham. Ada hal membuat Rima terus memikirkan perubahan Ilham ini. Ia takut ini berkaitan dengan kejadian kemarin. Saat ia menolak lamaran Ilham.

Namun, Rima terus berfikiran positif. Dan tak mau suudzon.

🍁

"Rima" seru seorang pria saat Rima hendak masuk ke dalam lift.
"Zakir" sahut Rima saat melihat Zakir.
"Assalamu'alaikum" ucap Zakir.
"Wa'alaikumsalam. Kamu mau bertemu Ilham?" tebak Rima sudah hafal. Pasalnya Zakir sekarang setiap sabtu dan minggu selalu mengunjungi Ilham untuk belajar tentang ilmu agama. Sudah dua bulan ini Zakir tidak pernah absen untuk mendatangi Ilham.

Naungan CintamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang