9. Balasan

83 11 1
                                    

"Jika menanti adalah yang harus kulakukan. Maka kunanti kau dalam setiap harinya dengan harapan. Walau aku tau mengharap padamu adalah kesalahan"
🍁🍁🍁Adhya Sinta🍁🍁🍁

🍁

Hiruk-piruk suara kendaraan memasuki gerbang di depan sebuah gedung. Gedung yang kini tengah ramai dipadati para siswa dan siswi SMA Cahaya. Yang akan mengadakan acara kelulusan.

Semua murid kelas dua belas datang dengan senyuman gembira. Ada yang datang bersama-sama teman mereka. Dan ada pula yang diantar oleh orang tua mereka.

Rima datang bersama Lina, Putri, Fitri, dan Najwa. Orang tua Rima berencana menyusul nanti, karena Lina tadi menjemput Rima dengan mobil. Raut kebahagiaan nampak jelas di wajah mereka yang dilapisi make-up.

Dengan mengenakan kebaya berwarna biru laut di padu jilbab dengan warna sepadan. Membuat Rima yang tampil dengan make-up natural itu terlihat cantik dan anggun. Senyumnya yang meneduhkan hati itu selalu terpancar dari wajahnya.

"Wiihh, dekorasinya keren cuy" ujar Putri terkagum-kagum ketika memasuki gedung tempat acara berlangsung. Sudah cukup banyak murid yang hadir di gedung itu. Anak kelas dua belas yang hadir langsung mencari tempat duduk yang telah disediakan. Begitu juga kelas sebelas dan sepuluh yang ikut hadir.

"Iya,, keren. Lampu-lampunya, bunga-bunganya. Ihhh mau nangis deh, 'perpisahan yang indah' pas banget sama suasana sekarang" Fitri yang berjalan di samping Rima itu melihat sekeliling gedung.

"Iya. Judulnya pas 'Perpisahan Yang Indah'" setuju Rima.
"Yuk foto disitu, mumpung belum rame banget" ajak Lina menunjuk ke sudut gedung yang terdapat tulisan 'Graduation Day Angkatan-19' yang terbuat dari bunga-bunga tertempel di dinding gedung. Terdapat juga bunga di sekeliling tempat itu, tak lupa lampung bernuansa biru dan putih menghiasi.

Mereka berlima pun berfoto ria untuk mengabadikan momen sekali seumur hidup ini. Momen yang tak pernah terulang. Akhir dari masa SMA dan awal perjalan hidup yang sesungguhnya.

Setelah itu, acara pun akan segera dimulai. Semua murid menempati tempat duduk masing-masing yang berada di depan sebuah panggung. Rima dan teman sekelasnya mendapat tempat di tengah barisan.

Dari tempat itu Rima yang sudah duduk tersenyum ketika melihat seseorang bersama teman-temanny yang baru memasuki gedung itu. Segerombol siswa yang baru masuk itu terlihat tampan dengan jas yang mereka kenakan. Hal yang jarang sekali akan dilihat. Karena selama ini mereka biasanya terlihat menggunakan seragam sekolah.

Siswa yang berada di depan itu menarik perhatian Rima. Sadar jika ia terlalu lama memperhatikan siswa itu. Ia pun menundukkan wajahnya. Kalimat istigfar ia ucapkan pelan. Ia tau hanya memandang saja dosa, tapi ia tidak bisa melawan keinginan untuk melihat dia.

"Rim. Ada apa?" tanya Najwa yang mendapati Rima tengah tertunduk sambil tersenyum.

Rima melihat Najwa. "Nggak papa".

🍁

Acara baru saja selesai. Semua murid saling berpelukan satu sama lain. Dan mereka juga berterimakasih pada semua guru yang telah mengajar mereka selama tiga tahun ini.

Rima dan teman-temannya baru saja berfoto bersama salah seorang guru, tak lupa ia mengucapkan banyak terimakasih. Air mata Rima berkali-kali lolos ketika acara berlangsung dan ketika mereka bersalaman dengan semua guru.

Abi, Umi dan Abangnya yang hadir di acara kelulusan itu memberinya sebuah buket bunga. Bahagia itu yang keluarga Rima rasakan sekarang. Seorang Rima kini sudah berhasil melewati satu langkah lagi tangga dalam hidupnya. Tak lupa Rima dan keluarganya bersyukur kepada Allah. Semoga selama ini ilmu yang Rima tuntut diberkahi Allah dan dapat bermanfaat untuk kehidupannya.

Naungan CintamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang