Pra Nikah

35.1K 1.1K 10
                                    

Namanya Calista Diandra, biasa dipanggil Lita. Seorang mahasiswi di sebuah kampus swasta. Ia mengambil jurusan keperawatan. Parasnya ayu khas gadis Jawa. Tubuhnya tak terlalu tinggi, juga tak terlalu pendek. Pembawaannya yang tenang, ceria dan cuek membuatnya memiliki pribadi yang unik. Liburan semester ini, Lita tak pergi kemanapun. Berbeda dengan teman-temannya yang kerap kali berlibur ke luar kota atau sekedar ke pantai, Lita tak ada niatan untuk melakukan hal tersebut.

Sore hari ini, berita yang Lita terima membuat hatinya tak menentu. Bagaimana bisa hatimu bahagia saat mendengar kabar bahwa orang yang selama ini kau kagumi diam-diam ternyata akan menikah dengan orang lain? Tapi Lita sadar, sekeras apapun ia menolak... Tetap saja hal itu akan terjadi. Lita tak ada artinya di mata lelaki itu.

Ethan Zakariya. Lelaki yang masih memiliki darah campuran Turki dan Spanyol itu begitu lekat di hati Lita. Lelaki yang menjadi tetangganya sejak Lita berumur 10 tahun. Mereka jarang sekali bertegur sapa, dan bagaimana bisa Lita menunjukkan rasa tertariknya? Mustahil. Maka dari itu, Lita akan berusaha membuang rasanya. Ikut andil dalam pernikahan lelaki itu sebagai itikad baiknya karena mereka bertetangga.

"Ta, Mama mau ke rumah Tante Dina. Besok kan acara pernikahannya, jadi mau bantu siap-siap." kata Arumi, Mama Lita.

"Ikut dong, Ma." kata Lita semangat.

"Yang bener? Kamu bantu-bantu ya nanti di sana." kata Arumi. Lita mengangguk.

Sesampainya di sana, Lita mencari tempat duduk di ruang tengah. Banyak orang yang tengah bersenda gurau, anak-anak muda teman karib Ethan. Pesta kecil itu mereka namai sebagai pesta bujang, khusus bagi mereka yang masih bujang dan tentu saja Si Mempelai yang sebentar lagi akan melepas masa bujangnya. Lita duduk di dekat salah seorang perempuan, Siwi namanya, dia adalah seorang tetangga yang rumahnya juga tak jauh dari rumah Lita.

"Eh, Mbak Lita. Sini Mbak. Liatin Mas Ethan yang lagi dikerjain sama temen-temennya." Ternyata Ethan diminta untuk meneguk secangkir bir jika ia kalah dalam permainan. Mereka sengaja mengerjai Ethan karena besok adalah acara pernikahan pria itu. Baru beberapa teguk saja Ethan sudah merasa mengantuk. Jadi pria itu menyingkir, lalu terbaring di kamarnya. Semua orang yang ada di ruangan itu menyoraki kekalahan Ethan, namun Ethan tak memedulikan suara bising itu.

"Yah, nggak seru. Aku mau ke dapur dulu, Mbak." kata Siwi. Lita mengangguk sambil tersenyum.

Lita yang tak mengenal salah seorangpun teman Ethan, hanya duduk-duduk saja di sana. Melupakan perkataan Mamanya untuk bantu-bantu entah apapun itu. Lalu seorang gadis memanggilnya.

"Hei, namaku Lina. Gimana kalo kamu main sama kami, daripada gabut gitu." ujar salah seorang teman Ethan.

"Main apa, Mbak?" tanya Lita.

"Kayak tadi, jadi kita main ABC lima dasar. Kamu tahu kan? Terus yang nggak bisa nyebutin, nanti minum ini." kata Lina menunjuk minuman yang entah apa itu.

"ABC lima dasar? Ya ampun, itumah mainan anak TK." Mereka sontak tertawa.

"Oke, tapi siap-siap ya... Yang ini nggak seperti biasanya. Kamu nggak akan mudah menjawabnya." kata teman Ethan yang lainnya.

"Iya, siapa takut." jawab Lita percaya diri.

Permainan dimulai, tapi ternyata tidak semudah yang Lita bayangkan. Bukan nama buah ataupun hewan yang diminta menyebutkan tapi nama-nama tokoh pelukis terkenal, pengarang buku terkenal, kota kecil di luar negeri. Mana Lita tahu semua itu.

"Litaaa!!! Hayolo, kamu minum gih." kata Henri, teman Ethan.

Lita mengerucutkan bibirnya, "yah, kok Lita lagi. Rasanya aneh, nggak enak. Lita nggak suka." kata gadis itu.

All My Fault✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang