Hidup manusia, tidak ada yang dapat menentukan akan seperti apa akhirnya. Bahagia, ataukah sengsara. Menangis, ataukah tertawa. Seperti daun yang segar di pagi hari, dan layu di sore hari. Hidup tidak dapat diprediksi. Seperti bunga mawar ungu yang merekah di pagi hari, kemudian gugur kelopaknya saat mentari mulai tenggelam.
Sejak kapan Lita terakhir kali menikmati siraman cahaya mentari dengan hati riang? Lama ia berpikir, mungkin saat itu adalah saat terakhirnya. Ia tak meminta kebahagiaannya kembali. Hanya saja ia sangat berharap penderitaan ini akan berakhir. Ia ingin hidup normal. Betapapun sulit, ia akan berusaha keluar dari penderitaan ini. Tapi Tuhan punya rencana lain. Rencana yang Lita tak pernah duga, dan membuatnya ingin menyerah menunggu hari esok. Jika bisa, ia ingin pergi sejauh mungkin.
Tapi ia tak bisa. Ketika ia merasa sakit, ia teringat papa dan mamanya. Jika ia pergi, betapa hancurnya mereka. Mereka tak punya orang lain selain Lita. Jika ia bisa egois sekali saja, jika ia bisa berteriak sekali saja... Tidak bisa. Ia tidak bisa berteriak saat ini karena Ethan seperti orang kesurupan yang dengan tega menyumpal mulutnya.
Ethan berada di atasnya dengan mulut yang senantiasa mengoceh dan mengumpat tidak jelas. Pandangan Lita kabur akan air mata. Ia jelas melihat raut wajah marah Ethan yang tetap saja mengerikan walau tak semengerikan biasanya. Setelah berhasil menyumpal mulut Lita, Ethan duduk di atas perut gadis itu menyebabkan rasa sesak yang tak tertahankan. Lita berusaha memberontak bahkan mencoba melepaskan tangannya dari cengekeraman Ethan, namun pria itu tak goyah.
"Dasar wanita kurang ajar. Kau tahu betapa hancurnya hidupku sekarang ha? Kau menghancurkan kebahagiaanku, membuatku menikah dengan wanita konyol sepertimu." perkataan Ethan membuat Lita terdiam. "Bisa tidak kau putar ulang waktu? Tidak perlu melakukan apapun selain itu. Tapi kau tidak bisa kan sialan? Kau wanita sial yang bisanya hanya merusak hidup orang lain dengan tubuh murahanmu!" air mata Lita mengalir semakin deras.
Ah jika sudah begini ia hanya ingin menangis sambil terus mendengar makian dari Ethan. Rasanya perlahan Lita sudah mulai menerima semua tuduhan Ethan. Percuma, penyangkalan hanya akan berakhir sia-sia. Semua memang salahnya.
"Sudah berapa banyak pria yang kau goda? Kau ajak tidur?" Lita menggeleng, tapi Ethan tersenyum sinis, "tidak bisa menghitung ya? Terlalu banyak? Kau ini apa? Kau tidak berharga sama sekali jadi kenapa harus kupertahankan?"
Lita mengalihkan tatapannya ke langit-langit rumah. Ia tak ingin menatap Ethan. Ia tidak benci hanya saja, Ethan sampai sejauh ini pasti ia benar-benar merasa muak dengan semua ini.
"Kau hanya jalang murahan yang merusak pernikahanku. Membuatku harus menyembunyikan keberadaan Serly dari ancaman kak Rere. Kau pikir dirimu yang hina ini seberharga itu sampai kak Rere harus mengancamku? Kau hanya wanita rusak!" Ethan dengan murka merobek baju atasan yang Lita kenakan dan membuat gadis itu menjerit tertahan. Mulutnya kebas. Ia benar-benar ingin benda sial ini lepas dari mulutnya tapi Ethan Ethan terlalu kuat menahan tangannya.
Ethan berdecih. Ia menatap jijik Lita, "dengar aku bahkan tidak sudi menyentuhmu."
Kalau begitu lepaskan aku!
"Tapi aku tidak akan melepaskanmu." Entah sejak kapan turun ke bawah sana dan Lita terkejut bukan main saat tangannya diikat dengan kuat di atas kepalanya. Lita panik. Ia sangat panik terlebih bagian atas tubuhnya benar-benar hanya tertutup bra miliknya. Rasa dingin membuatnya menggigil. Tapi Ethan tak peduli. Pria itu benar-benar seperti kerasukan hingga membuat celana panjang Lita turun ke bawah ranjang.
Ethan merobek paksa celana dalam Lita membuangnya asal.
"Ini kan yang kau inginkan HAH?!" suara geraman Ethan terdengar bersamaan dengan suara raungan Lita yang kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
All My Fault✔
RomansaINI NOVEL FIKSI YA YOROBUUN! JD KALO ADA YG NGGAK MASUK AKAL, EMANG CUMA FIKSI, GAK SESUAI SAMA KENYATAAN APALAGI AKAL MAKHLUK2 PALING RASIONAL SEDUNIA. MAKASII... WARNING!!! Cerita ini banyak memuat kata-kata kasar dan perlakuan tidak baik dalam r...