Cemburu (2)

12.3K 568 12
                                    

Benar kata Ethan, setelah melakukan olah raga malam, Lita segera tertidur pulas karena kelelahan. Mereka sarapan dengan tenang dan diiringi dengan suara denting sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

"Kamu buruan berangkat ke kantor. Nanti aku bawain makan siang." kata Lita.

"Ngga usah, nanti kamu cape lagi.."

"Engga kok. Pokoknya kamu ngga boleh jajan sembarangan, lagi musim penyakit juga." tutur Lita. Ethan mengangguk. Lagipula Lita sedang ingin memasak makanan kesukaan Ethan.

Lita segera pergi ke dapur. Ia mengambil beberapa bahan masakan. Bi Irah yang baru saja selesai menjemur pakaian segera menghampiri Lita.

"Mau ngapain, nyah?" tanya bi Irah.

Lita tersenyum lalu mengangkat dada ayam dan kentang.

"Biar bibi aja yang masak nyah.."

"Bi, aku pengen masak buat Ethan. Ntar mau aku kasih racun yang bereaksi kalo dia selingkuh." kata Lita.

"Ya mana ada to, nyah. Nyonya ada-ada aja." Lita tertawa. Tidak tahu kenapa, dia jadi posesif sekali dengan suaminya itu.

"Kalo gitu gak papa, bantuin aku ya, bi. Aku bikin ayamnya, bibi tolong kentangnya dipotong, abis itu dikukus." kata Lita.

"Iya, nyah."

Lita mulai memotong dada ayam tanpa tulangnya dengan potongan agak lebar dan sedikit tipis. Lalu melumurinya dengan garam, lada, dan beberapa rempah lain. Sambil menunggu bumbu meresap ke dalam daging ayam, Lita membuat bumbunya. Dia sengaja menggunakan cobek supaya tekstur dan aromanya lebih enak. Lita merebus ayam dengan bumbu tersebut selama beberapa saat, kemudian menyiapkan panggangan. Ini resep yang spesial ia buat untuk ayah dan ibunya dulu di hari ulang tahun pernikahan mereka.

Ayam dipanggang, lalu diolesi sedikit mentega dan sisa bumbu untuk merebus tadi dan ditambah saus serta kecap.

"Bi, aku lupa.. Ini tolong kukus juga ya.." Lita menyerahkan lobak dan daun bayam, "daun bayamnya direbus, hehe."

"Nyah, dapat resep dari mana? Baunya uenak yo?" kata bi Irah.

"Ini dulu aku cuma iseng aja bi, tadinya mau bikin ayam panggang biasa tapi lupa bumbunya apa."

"Duh, nyonya hebat ya," puji bi Irah.

Lita menggeleng, "biasa aja bi. Nah, udah siap. Sekarang udah jam makan siang juga. Bibi tolong ya ini dimasukin ke kotak makan. Aku mau mandi dulu."

Bi Irah mengangguk. Lita masuk ke kamarnya dan mandi cepat-cepat. Ia memakai dress panjang di bawah lutut dengan lengan berbentuk balon sepanjang sikunya. Dress warna biru muda itu tampak pas di tubuh ramping Lita meskipun wanita itu tengah hamil.

Lita memakai parfumnya dan mengambil tasnya. Ia segera turun ke bawah untuk mengambil kotak bekal Ethan.

"Bi, aku pergi dulu ya.." ucap Lita.

"Nyah, naik apa? Bibi temani aja ya?" tanya bi Irah.

"Ngga usah. Aku naik taksi bisa." Walaupun rasanya bi Irah masih was-was, namun ia tak bisa mencegah Lita.

Lita menghembuskan napas perlahan. Dia mulai berjalan keluar komplek, ke jalan raya supaya bisa menghentikan taksi. Lita duduk sebentar di trotoar ketika baru sampai di pinggir jalan raya. Rasanya dia jadi gampang lelah sekarang. Padahal hanya berjalan sebentar saja. Ketika dilihatnya taksi melaju ke arahnya, Lita segera berdiri dan melambaikan tangannya.

"Kemana neng?" tanya sopir taksi.

"Ke Zakariya Agung Grup, pak." kata Lita.

"Baik neng." sahut pak sopir.

All My Fault✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang