Nyonya Baru

13.9K 669 36
                                    

Bagi Lita, tak apa asalkan ia bisa bertahan dalam rumah tangganya. Ia tak bisa membayangkan jika nanti pernikahannya harus kandas dan berdampak buruk bagi kesehatan papanya. Ya Tuhan, papanya memiliki riwayat hipertensi dan serangan jantung. Lita tak akan sanggup jika harus mengalami dua penderitaan sekaligus. Maka ia akan menahannya. Terserah jika orang akan menganggapnya bodoh, ia tak peduli. Cukup ia dicaci orang-orang yang tak tahu realita kehidupannya, ia tak akan memikirkan omongan orang lagi.

Termasuk saat ini. Ia tengah menggigil sendirian di dalam kamar mandi kamarnya. Tidak makan dan tidak minum. Jika orang berpikiran sehat lainnya pasti akan berpikir kalau Ethan hendak membunuhnya. Tapi Lita masih enggan untuk menyerah. Okay, dia sakit hati dengan apa yang dikatakan Ethan. Ia juga marah kenapa Ethan melakukan hal ini padanya. Tapi setelah itu apa? Marah dan sakit hati juga tak dapat membuat rumah tangganya menjadi lebih baik. Cerai? Lita sudah muak dengan kata itu sekarang.

Perutnya berbunyi kian nyaring. Rasanya ia mulai lemas dan pusing. Hingga mendadak pintu bergerak. Seseorang membuka pintu kamar mandinya. Dan orang itu adalah Serly.

Lita menatap Serly dengan tatapan bertanya. Lalu Serly menyeringai, "jangan kau pikir kau sedang dikunci Ethan jadi kau melalaikan tugasmu ya, Rubah licik... Ethan sudah berangkat ke kantor. Sekarang tugasmu adalah membersihkan rumah, mengepel, mencuci. Oh ya, mesin cuci sedang rusak, jadi cuci semua baju dengan tangan, okay..." Serly menarik tubuh Lita dengan jijik. Wanita itu membawa Lita ke ruang tengah dan melepaskan ikatan di tangan Lita.

"Kalau kau tidak melakukan apa yang aku perintahkan, kupastikan kalau Ethan akan segera menceraikanmu." ancam Serly.

Lita mengangguk. Ia berjalan sambil memegangi perutnya yang terasa sangat lapar. Saat berjalan ke arah meja makan, seseorang menarik rambutnya hingga ia terhuyung ke belakang.

"Mau kemana kau?!" bentak Serly.

"Aku lapar, mau makan." Lita berkata dengan lirih.

"Makan?! Ohoho... Kau tidak sedang bercanda kan? Apa Ethan menyuruhmu makan? Apa aku menyuruhmu makan? Gunakan otakmu. Aku rasa meskipun kau murahan tapi kau tidak bodoh kan?" Lita menjerit dalam hatinya. Kemudian Serly memanggil Bi Tini, "Bi, awasi dia. Kalau sampai dia tidak mengerjakan satu saja tugasnya, bilang padaku."

"Siap, Nyonya." ucap Bi Tini patuh.

***

Beberapa bulan setelah kedatangan Serly, adalah beberapa bulan penuh kesakitan bagi Lita. Serly layaknya nyonya di rumah itu. Ia bahkan memperlakukan Lita seperti pembantu. Kandungan Serly kian hari kian membesar, membuat Lita yang tadinya geram dengan tingkah Serly, berubah simpati setiap melihat wanita itu mengurut punggungnya yang sakit karena perut besarnya.

Mungkin orang akan mencibirnya, mau-maunya Lita membantu Serly padahal Serly telah memperlakukannya dengan kasar. Yah, Lita juga sadar kalau dirinya bodoh.

"Aku tidak menyangka kalau akhirnya bisa ketemu kamu, Ta. Semenjak tiba-tiba kamu cuti kuliah, aku berpikir kamu kena masalah." Dia adalah Ayu, teman pertama sekaligus sahabat Lita selama di perantauan. Ayu nekad datang ke kota tempat tinggal Lita demi menemui sahabatnya itu.

Lita terharu melihat sosok sahabatnya itu, masalahnya ia belum berani menceritakan apa masalahnya pada Ayu. Takut Ayu akan berpikir sama seperti yang lainnya juga. Tapi setelah melihat wajah Ayu, Lita ingin sekali menceritakan keluh kesahnya.

"Kalau melihat wajah tirus kamu, aku yakin ini memang masalah kan, Ta?" Ayu menggenggam tangan Lita. Ya, memang aneh berada di kampus, di semester baru tanpa kehadiran sahabatnya itu. Biasanya mereka selalu bersama, tapi setelah liburan Lita tidak kembali.

All My Fault✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang