Hari ini, Rere menghubungi Lita. Dia ingin mengajak Lita pergi berlibur, tanpa Ethan. Rere tidak tahu saja kalau Ethan membawa Serly tinggal bersamanya. Awalnya Lita hendak menolak, tapi Rere berkeras akan menjemputnya. Rere bahkan berkata sudah menyiapkan baju hangat untuk Lita, oleh-oleh mertuanya dari Perancis. Lita menghela napas. Mungkin ini saatnya dia untuk berlibur sejenak dari perbudakan yang ada. Acara ini Rere sebut sebagai acara reuni. Beberapa angkatan dipertemukan dalam sebuah acara reuni meriah di villa yang ada di kaki gunung Lawu.
Siang harinya, Rere sudah sampai di rumah Ethan. Serly yang melihat kedatangan Rere langsung berlari masuk ke dalam kamarnya. Jantungnya hampir lepas saat melihat wajah Rere. Bisa-bisa Rere mencekiknya sampai mati kalau wanita itu tahu Serly tinggal di rumah Ethan.
"Kak Re... Kok sudah datang?" Lita memeluk Rere.
"Iya, soalnya mumpung anak-anak bisa Kakak titipkan ke neneknya yang baru pulang dari Perancis. Kamu siap-siap ya, Ta." Lita mengangguk. Ia senang sekali bisa keluar dari rumah Ethan barang hanya untuk 3 hari. Lita segera memasukkan barangnya ke dalam tas besar. Lalu membawanya keluar kamar. Serly yang melihatnya sebenarnya ingin mencegah Lita, tapi Rere membuat nyali Serly menjadi ciut. Akhirnya ia pasrah membiarkan Lita pergi.
Di mobil, Rere heboh sekali bercerita ini itu. Bahkan yang sebelumnya Lita mengantuk, sekarang sudah hilang entah kemana kantuknya. Lita antusias mendengar cerita Rere.
"Kok bisa kak? Romi kan masih kecil... " Romi, anak Rere yang masih berusia balita sudah bisa menulis nama Rere.
"Nggak tau, kakak juga heran. Tapi senang. Romi bisa sendiri, tidak kakak paksa. Lagipula dia belum waktunya sekolah." kata Rere.
Ingat dengan balita itu, rasanya Lita jadi kangen ingin memeluknya. Mungkin kalau dia cerai dengan Ethan dan menikah lagi, impian untuk punya anak selucu dan setampan Romi bisa terwujud.
Hampir 4 jam lamanya mereka baru sampai di villa yang dituju. Rere kelihatan sudah menyiapkan semuanya dengan matang. Baik pakaian dan perlengkapan lainnya. Setibanya di villa, banyak orang yang sudah berkumpul. Seorang wanita tiba-tiba berlari menghampiri mereka berdua.
"Kak Rere?!"
"Hai, Lin. Lama ngga ketemu. Gimana kabarnya?"
"Baik kak. Wah, ada istrinya Ethan..."
"Ehm, Lina. Bisa bicara sebentar?" Lina mengangguk.
"Kamu ke kamar dulu saja ya... Kamar lantai dua nomor 5 dari kiri." kata Kak Rere.
"Iya kak." Lita mengangkat tasnya dan membawa koper Rere yang berukuran sedang. Ia menyapa beberapa orang yang ada di ruang tamu dan ruang tengah. Mereka sepertinya baru sampai juga karena masih terlihat kelelahan.
Lita mengeluarkan peralatan mandinya dan juga handuknya. Ia ingin mandi karena merasa kegerahan. Setelah dinyalakan, Lita terkejut bukan main karena airnya sangat dingin.
"Nggak menyangka kalau airnya bakalan sedingin ini." guman Lita. Jadi ingat Ethan. Dinginnya 11 12 dengan suaminya itu.
Lita segera menanggalkan pakaiannya dan mandi dengan cepat. Kalau semakin sore bakalan semakin dingin lagi. Setelah selesai mandi, ternyata di kamar sudah ada Rere. Wanita itu nampak mengeluarkan beberapa baju dari koper.
"Ta, nanti ada acara barbeque sama api unggun. Kamu pake baju ini ya." Rere meletakkan sebuah sweater tebal berwarna biru muda di atas kasur.
"Bangus banget, kak." kata Lita.
"Iya, itu khusus buat kamu. Kakak juga mau mandi." Lita menyingkir dari depan pintu kamar mandi dan membiarkan Rere masuk ke dalam. Sambil mengamati baju barunya, Lita tersenyum simpul. Kalau tidak berada di dekat Ethan akan setenang ini, Lita harusnya sering-sering pergi dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
All My Fault✔
RomanceINI NOVEL FIKSI YA YOROBUUN! JD KALO ADA YG NGGAK MASUK AKAL, EMANG CUMA FIKSI, GAK SESUAI SAMA KENYATAAN APALAGI AKAL MAKHLUK2 PALING RASIONAL SEDUNIA. MAKASII... WARNING!!! Cerita ini banyak memuat kata-kata kasar dan perlakuan tidak baik dalam r...