Tak Terduga

17.4K 764 27
                                    

Beberapa jam berlalu, dokter keluar dari ruang operasi. Lita yang tadinya duduk lunglai langsung berdiri, hanya untuk mendengar dokter mengatakan kabar buruk itu.

"Kami mohon maaf, tapi bapak tidak bisa tertolong. Tekanan darahnya yang tinggi membuat katup jebol, dan meski sudah dilakukan operasi kondisinya terus melemah. Bapak meninggal dunia pukul 11.20 malam ini." Seketika mama Lita pingsan mendengar perkataan dokter. Dan Lita yang memang sudah lemah dari awal tak sanggup lagi menahan bobot tubuhnya. Ia luruh ke lantai. Menangis tanpa suara.

"Apa jenazahnya sudah bisa dibawa pulang, dok?" tanya mama Rere.

"Setelah menyelesaikan administrasi jenazahnya bisa dibawa pulang bu."

"Terima kasih dokter."

"Sama-sama. Kami permisi."

Semuanya syok. Semuanya khawatir dengan kondisi mama Lita dan Lita. Lita dan mamanya naik mobil bersama Armand, sedangkan jenazah papa Lita diurus mertuanya. Barulah ketika sampai di rumah duka, Lita sadar dari pingsannya. Lita menangis pilu. Kepalanya pusing, dadanya sesak, dan rasanya sangat berat untuk bernapas. Badan Lita juga masih panas. Ini benar-benar pukulan yang berat baginya.

Tak berapa lama, jenazah papanya sampai di rumah. Baik Lita maupun mamanya berusaha tegar untuk memandikan beliau. Meski kondisi Lita lemah, ia berusaha sekuat tenaga untuk menahan tangisnya. Ia tidak mau meratap. Kasihan papanya. Hingga ke pemakaman pun Lita masih berusaha tegar. Mamanya pun sama, meski beberapa kali menangis tapi mama Lita berusaha tetap kuat untuk mengantar suaminya tercinta. Tidak ada yang mau kan ditinggal orang terkasih. Ayah adalah sosok super hero dan lelaki special dalam sebuah keluarga. Tapi Tuhan lebih tahu yang terbaik, dan yang terbaik tidak selalu mendatangkan kebahagiaan. Tuhan lebih sayang dengan papanya, jadi Lita harus ikhlas.

Acara pemakaman usai. Meski begitu mama dan papa mertua Lita masih terus bolak-balik ke rumah Lita. Tidak ada juga yang menyinggung mengenai perbuatan Ethan dan keberadaan Ethan saat ini. Mamanya sudah pusing dengan anak laki-lakinya itu. Setelah mendengar cerita Rere, ia jadi merasa bersalah dengan Lita.

"Lita, kamu sudah makan?" tanya mama mertuanya.

"Belum ma." jawab Lita pelan.

"Makan dong sayang. Kamu harus tetap kuat. Mama kamu butuh kamu." Lita hanya mengangguk, tapi tak jua mengangkat tubuhnya dan berjalan ke dapur. Hingga akhirnya mama mertuanya membawakan Lita sepiring makanan.

"Ayo makan, mau mama suapin?"

"Ma... Ngga usah repot-repot." kata Lita.

"Mama ngga repot. Ayo makan... Udah lama mama ngga suapin anak cewek mama." Akhirnya dengan berat hati Lita mau makan dengan disuapi mama mertuanya.

***

Beberapa minggu usai meninggalnya sang papa, Lita memberanikan diri kembali ke rumah Ethan. Rere mengatakan kalau Ethan pergi menghilang entah kemana. Bahkan Rere juga mencarikan pembantu untuk Lita. Akhirnya Lita bersedia, dengan alasan yang dia sendiri tak tahu apa.

Lita menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur. Ia tidak mau terus-terusan memikirkan Ethan yang jelas-jelas begitu membencinya. Mau Ethan hilang atau apa, dia berusaha untuk tidak peduli.

Lita mendesah panjang, hidupnya benar-benar berantakan. Kuliahnya gagal, pernikahannya gagal, papanya meninggal, dan entah apa lagi nanti yang akan terjadi.

Keluar dari kamar, Lita mendapati Serly duduk di meja makan. Ia tak menyapa ataupun melihat ke arah Serly, menganggap Serly tak ada adalah sebuah kewajiban bagi Lita.

Serly yang diabaikan menatap Lita tak percaya. Ia sampai berdiri, mendadak punggungnya pun sakit. Serly kembali duduk dan mengurungkan niatnya.

Lita masuk ke dapur, di sana ada Bi Irah yang sedang masak untuk makan malam. Lita tersenyum, Bi Irah adalah orang yang Rere pekerjakan untuk memenuhi kebutuhan Lita.

All My Fault✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang