Masih sama, isi chapter ini adalah ketikan2 ketika saya nggak tau lagi mau ngetik apa tapi mau nggak mau cerita harus lanjut karena belum sampai ke klimaks dsb. Jadi harap maklum kalo alurnya jadi lambat beberapa chap belakangan ini.
Karena uts tinggal satu mata kuliah lagi saya mau up chapter ini meskipun chap sebelumnya blm sampai target, huhu.
Pengen nanya dong, kira2 kalian masih SMP, SMA, Kuliah, atau udah kerja? Spill aja dengan cara komen.
And, yang terakhir... Selamat membaca. Buat hiburan aja jan terlalu serius.
Sekian. Terima kasih 😊😊😊
***
"Gimana Hen? Udah ada kabar?" tanya Ethan begitu ia melihat batang hidung Henri. Sahabatnya itu menggeleng, namun dia mengeluarkan sebuah kertas. Isinya beberapa baris kalimat singkat.
Ethan menaikkan sebelah alisnya, "buntu, bagaimana aku harus mencari seseorang hanya dengan ciri-ciri yang disebutkan Lita?" Ethan menghela napas. Kemarin Lita hanya mengatakan kalau pria itu sepertinya berusia 30an dan memiliki tubuh tinggi tegap. Selain itu tak ada yang bisa Lita infokan karena pria itu memakai pakaian tertutup, bahkan kaca mata dan masker juga.
"Dia pakai mobil mercedes ya? Tetap saja susah karena banyak sekali yang pakai mobil itu." kata Henri lagi.
"Apa kita pancing saja?" tanya Ethan.
"Maksudmu?"
"Kita pancing menggunakan Lita dan Bastian. Siapa yang dia incar kita belum tahu. Barang kali pria ini sudah mengintai rumahku, aku yakin dia akan mengulangi hal ini lagi pada keduanya." kata Ethan.
Henri menjentikkan jarinya, "benar katamu! Pria itu tak lagi terlihat karena seharian Lita maupun Bastian ada di dalam rumah. Kalau mereka keluar, misal.. duduk di taman lagi, kemungkinan besar pria itu akan datang lagi. Ah mungkin setiap hari ia datang, tapi tak menemukan Lita dan Bastian." Ethan mengangguk. Ia yakin kalau kejadian ini bukan yang pertama kali. Untuk saat ini ia belum melakukan pengamanan ekstra. Ethan pikir kalau dia tiba-tiba menempatkan penjaga di rumahnya, pria itu akan curiga.
"Kita coba saja." kata Ethan. Kalau Lita hanya salah lihat, syukurlah. Berarti tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Tapi kalau terbukti pria yang sama datang lagi, mereka perlu melakukan sesuatu untuk menangkap pria itu.
"Kamu bicarakan dulu dengan Lita. Salah-salah dia tidak mau lagi." kata Henri.
"Iya, dia sangat sensitif dan labil akhir-akhir ini."
Ethan mendadak diam. Teringat dengan peristiwa tadi malam.
Flash back.
Lita yang sedang duduk di sofa mendadak menatap Ethan dengan tajam, "ngapain sih duduk di sebelah aku?" sinis Lita. Ethan yang merasa tak melakukan kesalahan pun hanya mengangkat sebelah alisnya. Bingung dengan wanita hamil itu.
"Emangnya kenapa?" tanya Ethan.
"Ih, gara-gara kamu ni aku jadi diejek sama ibu-ibu komplek."
"Diejek apa?"
"Katanya aku kaya anak kecil."
"Kok bisa?"
Lita hanya diam. Tadi dia dengar sekumpulan ibu-ibu tukang gosip. Mereka membahas semua ibu-ibu komplek yang dirasa mereka menonjolkan sesuatu yang lain. Entah baik atau buruknya. Ya ghibah lah ya istilahnya.
"Itu loh, jeng Lita.. Aduh, masih kecil banget ya keliatannya. Apa jangan-jangan nikah karena kasus ya?"
"Duh, iya juga ya. Mukanya masih kaya anak SMA. Itu pasti MBA buk."
KAMU SEDANG MEMBACA
All My Fault✔
RomanceINI NOVEL FIKSI YA YOROBUUN! JD KALO ADA YG NGGAK MASUK AKAL, EMANG CUMA FIKSI, GAK SESUAI SAMA KENYATAAN APALAGI AKAL MAKHLUK2 PALING RASIONAL SEDUNIA. MAKASII... WARNING!!! Cerita ini banyak memuat kata-kata kasar dan perlakuan tidak baik dalam r...