Induk Kucing

12.8K 614 27
                                    

"Than, dingin.." gumam Lita.

Sudah hampir 15 menit Ethan memeluk Lita seperti itu. Suhu tubuh Ethan yang hangat-hangat dingin dan suhu lingkungan yang dingin membuat Lita sedikit menggigil.

Ethan akhirnya melepaskan Lita.

"Aku harap kamu ngga berpikiran aneh tentang aku setelah ini. Aku cuma ngga pengen nyakitin orang lain. Harusnya kamu bahagia karena akhirnya kita bisa pisah." Setelah mengatakannya Lita kemudian masuk ke dalam rumah.

Ethan menunduk. Membiarkan Lita pergi. Hatinya sakit saat Lita terus menerus meminta cerai. Apa Ethan pernah berkata ingin menceraikan Lita? Jika ya, Ethan ingin mengulang waktu dan membatalkannya. Ethan tak ingin pisah. Persetan dengan kebahagiaan. Ia yakin cepat atau lambat Lita akan bahagia bersamanya. Ethan menatap ke arah kamar Lita. Ia tersenyum miring.

***

Lita mengerang pelan karena perutnya tiba-tiba sakit, ia hendak bangun dari tidur kala sebuah tangan bergerak menahan perutnya. Tangan itu mengelus lembut perutnya dan tak lama kemudian sakit itu mereda dengan sendirinya. Lita kembali berbaring. Kepalanya menoleh dan ada sosok Ethan di sampingnya.

"Ngapain kamu di sini?" tanya Lita. Wanita itu melihat ke sekeliling. Ini bukan kamarnya. Lita harus bangun. Ini kamar Ethan. Kamar yang Ethan gunakan dengan Serly.

"Ethan, lepaskan aku!" teriak Lita.

"Kamu kenapa?" Ethan membuka matanya. Menatap Lita yang mendadak gelisah.

"Lepaskan aku! Aku ngga mau di sini!" teriak Lita lagi.

"Kamu istri aku, kita harus tidur bareng." kata Ethan.

"Ngga! Ini kamar kamu sama Serly!" Ethan menatap Lita bingung. Kenapa Lita jadi membicarakan Serly? Lita berusaha bangun dari tidurnya dan berlari keluar kamar. Membuat Ethan ikut bangkit dan mengejarnya. Perut Lita tiba-tiba jadi mual. Ia jadi teringat kalau setiap harinya kamar itu Ethan gunakan untuk bercinta dengan Serly. Lita tidak mau ada di sana. Lita jijik!

"Lita kamu ngga papa?" Ethan sudah berdiri di belakang Lita. Lita menggeleng pelan. Ia terus muntah-muntah hingga akhirnya tubuhnya lunglai dan tergeletak lemas di pelukan Ethan.

Ethan membawa Lita kembali ke kamarnya. Perlahan Lita membuka matanya dan kembali meronta kala ia sadar itu adalah kamar Ethan. Ia benar-benar tidak mau ada di kamar Ethan. Kenapa Ethan terus membawanya ke sana.

"Kamu kenapa sih?" tanya Ethan.

"Aku ngga mau di sini! Aku mau pergi. Aku jijik sama bekas kamu dan Serly." Ethan merasa tertampar mendengar penuturan Lita. Ia menatap Lita dengan tatapan sendu, lalu memeluknya erat meski wanita itu terus meronta dengan keras. Ethan menggumamkan kata maaf berulang kali hingga Lita perlahan tenang.

"Aku ngga mau di sini." Akhirnya Ethan menggendong Lita yang terlihat seperti induk kucing manja di depan dadanya. Lita menurut sambil sesekali menghapus ingusnya. Ethan membawa Lita ke kamar atas yang lebih besar dari kamar Lita. Ia akan meminta bi Irah untuk membereskan barang-barang Lita dan membawanya ke atas.

Lita kembali tertidur dalam gendongan Ethan. Ia lelah, pagi-pagi sudah harus histeris dan muntah-muntah. Ia ingin tidur sebentar. Sementara Ethan begitu merasa menyesal karena Lita harus merasa sedemikian terluka karena perbuatannya dulu. Benar juga kata Lita. Ia memang sering bercinta dengan Serly tanpa peduli kalau ia sudah punya istri. Ethan mengelus punggung Lita.

Kenapa Lita tidak tambah berat? Apa Lita jarang makan?

"Kamu harus banyak makan, kamu enteng banget."

Kalau Lita jatuh cinta padanya, Lita tidak akan minta cerai kan?

Ethan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Lita yang hangat. Ia menciumi bahu Lita dan sesekali menghidu aroma Lita yang manis. Ethan tidak akan membiarkan Lita pergi darinya. Ia memang egois, dan ia tidak akan segan untuk egois selamanya. Lita hanya miliknya. Gadis cilik yang sudah berani-beraninya mengusik hatinya. Membuat Ethan marah dan membuat Ethan takut kehilangan.

All My Fault✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang