"Lelet banget, dari tadi kamu ngapain aja?" suara dingin Ethan membuat Lita menoleh. Menatap suaminya dari pantulan cermin. Lita meletakkan sisirnya dan berdiri. Ia meraih dompet dan ponselnya, lalu mengikuti Ethan yang lebih dulu keluar.
Lita memakai gaun tiga per empat di bawah lutut dengan bahan satin berwarna biru dongker. Rambutnya dibiarkan tergerai setelah ia keriting gantung. Make up tipis manis menghiasi wajahnya. Lita membuka pintu mobil Ethan. Pria itu sudah menatap kesal ke arah Lita yang menurutnya selelet siput.
"Lain kali kau berikan kakimu untuk orang yang lebih membutuhkan, daripada kau pakai untuk bermalas-malasan." desis Ethan. Lita hanya diam sambil menatap ke depan. Ia tidak ingin meladeni ucapan Ethan semenyakitkan apapun kalimat yang keluar dari bibirnya.
Sesampainya di rumah kediaman keluargan Ethan, beberapa orang sudah ada di ruang tamu besar itu. Ada bibi dan paman Ethan, serta sepupunya yang lain. Bahkan kakak perempuan Ethan yang tengah berkuliah di luar kota pun ikut hadir dalam pertemuan keluarga itu. Keluarga besar Zakary.
"Litaaa, aduh... Adik ipar aku yang cantik jelita udah datang." Rere memeluk Lita dengan erat. Lita balas memeluk Rere dan tersenyum.
"Kak Re kapan datangnya?"
"Tadi siang. Kamu apa kabar?"
"Baik, gimana kuliahnya S2 nya kak?"
"Ya gitu deh. Udah PW juga kerja pake disuruh kuliah segala." kata Rere.
"Ya nggak apa-apa dong, kan menuntut ilmu itu sepanjang masa." kata Lita.
"Iya deh, bener banget calon Bu Perawat. Kepala pusing mikirin suami nih apa ya obatnya Ta?"
"Suruh Kak Arman peluk Kak Re aja, entar ilang sendiri." kata Lita jenaka.
"Gampang banget sih obatnya. Resep Lita emang top. Ethan, Kakak culik dulu ya istri kamu." Rere segera membawa Lita ke ruang tengah. Ia mengambilkan Lita minuman dan makanan.
"Duh, ntar aku ambil sendiri Kak Re. Nggak usah repot-repot." kata Lita.
"Ya nggak apa-apa dong. Eh, mama sama papa kamu sehat kan?" tanya Rere.
"Mama sehat, kalo Papa lagi dirawat. Darah tingginya kumat." kata Lita.
"Ya ampun, kenapa nggak ngasih kabar. Padahal deket loh rumahnya. Besok aku mau jenguk Om Andy deh. Maaf ya, Kak Re nggak tahu." Lita mengangguk, ia maklum karena Rere memang ada di luar kota. Jangankan Rere, Ethan saja tak tahu kalau ayah mertuanya sakit.
Rere orangnya baik dan asyik diajak bicara. Sudah 4 tahun ia bekerja sebagai dosen. Selain mengajar di kampus, ia dituntut harus melanjutkan kuliah S2. Jadi Rere jarang pulang ke rumah. Jujur, saat ia mengetahui kalau adiknya tidak menikah dengan Serly, Rere merasa kaget. Namun ia juga merasa lega. Mungkin hanga Rere di rumah keluarga Zakariya yang tidak menyukai sosok Serly. Entah apa sebabnya, namun Rere tidak pernah menaruh rasa sukanya pada wanita yang dicintai adiknya itu. Mengenal Lita sejak kecil, namun jarang berbicara dengan Lita. Rere merasa lega karena Ethan menikah dengan Lita. Meski ia juga bingung kenapa Lita yang pendiam bisa melakukan hal itu.
"Gimana kuliah kamu?" tanya Rere.
"Lita lagi cuti, Kak Re. Soalnya Mama bilang, kalo Lita nggak cuti dulu kasian Kak Ethan nggak ada yang urus." kata Lita.
"Wah, apa nggak sayang tuh. Kamu kan udah dapat empat semester kan?" Lita mengangguk, ya antara sayang dengan tidak sayang. Eh, tapi makin sini Lita jadi semakin merasa menyayangkan keputusannya itu.
"Iya sih, tapi ya gimana lagi. Lita kan kan kuliah di luar kota. Nggak bisa bolak-balik kalo udah balik ke sana." kata Lita. Rere paham, dia saja yang tinggal serumah dengan suaminya kadang merasa kalau intensitas pertemuannya dengan Arman Ferdinan cukup jarang. Suaminya sibuk sebagai pengacara, ia sibuk dengan mengajar dan kuliahnya. Rere dan Ethan hanya terpaut sekitar 20 bulan, tidak genap dua tahun. Tapi sikap dewasa Rere jauh dibandingkan Ethan.
KAMU SEDANG MEMBACA
All My Fault✔
RomanceINI NOVEL FIKSI YA YOROBUUN! JD KALO ADA YG NGGAK MASUK AKAL, EMANG CUMA FIKSI, GAK SESUAI SAMA KENYATAAN APALAGI AKAL MAKHLUK2 PALING RASIONAL SEDUNIA. MAKASII... WARNING!!! Cerita ini banyak memuat kata-kata kasar dan perlakuan tidak baik dalam r...