Cemburu

13.5K 603 49
                                    

Ethan yang masih berusaha membujuk Lita akhirnya teringat sesuatu. Dia semakin kencang mengetuk pintu kamar Lita hingga Lita kesal bukan main. Wanita itu membuka pintu kamarnya dan naasnya kini malah wajahnya yang diketuk Ethan hingga dahinya sakit.

"ETHAN!!!" jerit Lita.

"Eh, maaf. Ngga sengaja." kata Ethan yang segera menurunkan tangannya.

"Kenapa? Dibilang aku ngga mau ngomong sama kamu juga!" ketus Lita.

"Plisss, maafin aku, Ta." kata Ethan memelas.

"Ngga penting." Lita hendak menutup pintu, namun Ethan segera menahannya.

"Lepasin!" kata Lita marah.

"Aku mau bilang, hari ini jadwalnya kamu cek kehamilan." Akhirnya Ethan mengatakannya juga.

"Kenapa ngga bilang dari tadi, ish!" Lita langsung menutup pintunya dengan keras dan membuat Ethan berjengit kaget saat pintu berdebum keras di hadapan wajahnya.

Lita mandi dulu, dia harus periksa meski hatinya sangat ingin menendang bokong Ethan dan mendorongnya ke jurang. Lita menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Jangan sampai tekanan darahnya naik nanti. Cepat-cepat Lita mandi karena airnya dingin. Dia memang tak suka pakai air panas karena sehabis mandi pasti rasanya akan lebih dingin lagi dan kulitnya kering. Lita menggapai-gapai handuknya, namun tak kunjung mendapatkannya. Kala ia mendongakkan kepalanya, Lita menjerit kaget.

"Astaga?!!" dia tidak bawa handuk. Ya ampun?

"ETHAAAAN!!! KEMARI KAMU!!" teriakan Lita menggelegar hingga keluar kamar. Ethan yang masih ada di depan pintu kamar Lita seperti bucin bloon segera masuk ke dalam.

"Kenapa?" tanya Ethan dari luar kamar mandi.

"Handuk mana handuk?" bukannya menjawab, Ethan malah masuk ke dalam kamar mandi yang untungnya tidak terkunci itu. Lita menjerit kencang saat Ethan menatapnya dengan tatapan aneh.

"Ngapain masuk Sethan?!!" Tangan Lita berusaha memukul-mukul kepala Ethan. Tapi Ethan buru-buru menahan tangan Lita. Dia malah membawa tangan Lita mengalung ke lehernya dan menarik pinggul wanita itu untuk mendekat. Lita memasang sikap waspada. Dia memukul dada Ethan berulang kali.

"Lepaskan aku! Aku mau ke dokter. Ambilkan handuknya aja." kata Lita.

"Ke dokternya nanti aja ya?" Lita menggeleng kuat. Gelagat Ethan sudah aneh dan suara pria itu juga jadi aneh. Kalau begini, Lita harus mengeluarkan tenaga ekstra.

"AMBILKAN HANDUUUUK!!!" teriak Lita kencang. Ia menutupi tubuh polosnya. Ethan benar-benar membuatnya kesal.

"Kamu ngga kasian sama aku.." kata Ethan memelas.

"Ethan.." geram Lita. Akhirnya Ethan mengalah dan keluar dari kamar mandi untuk mengambil handuk Lita.

Selesai memakai pakaian dan berdandan, Lita segera bergegas keluar kamar. Ethan yang menunggu Lita di luar kamar langsung membuntuti wanita itu. Namun Lita malah mendesis kesal dan mempercepat langkahnya. Ia tidak ingin ada di dekat Ethan.

"Ta, tunggu. Kamu mau kemana?" tanya Ethan.

"Ke dokter lah! Udah jangan ikutin aku." kata Lita.

"Ngga bisa, aku anter kamu." kata Ethan.

"Ngga mau! Aku mau berangkat sendiri." kata Lita tak mau mengalah.

"Biar apa? Biar kamu bisa berduaan sama dr. Joan? Aku pokoknya harus ikut." kekeuh Ethan.

Tapi Lita juga tidak ingin mengalah. Dia tetap berjalan meninggalkan Ethan. Memang kenapa kalau dia ingin bertemu dokter itu? Lagipula dr. Joan kan dokter kandungannya. Memangnya Lita salah?

All My Fault✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang