Kedatangan Tamu Tak Terduga

14.2K 685 18
                                    

Lita tengah duduk di tepi kolam saat Rama menyirami bunga-bunga mawar miliknya. Bunga mawarnya tumbuh subur meski ia tak dapat melihatnya selama beberapa hari belakangan ini. Sejak pulang dari rumah sakit kemarin, keadaan Lita sudah lebih baik. Ia sudah jarang menangis tiba-tiba karena memikirkan pernikahannya. Lita harus melanjutkan hidup meski tersiksa. Demi Papanya.

"Nyonya kenapa?" tanya Rama, "masih sakit?" Lita menggeleng, "hanya melihat bunga." jawab Lita.

"Oh iya, kemarin anak Nyonya Rere ingin memetik bunga Nyonya loh... Tapi saya larang, karena dia nangis... Akhirnya saya belikan permen coklat. Baru diam." kata Rama.

"Tidak apa-apa kalau dia mau. Lagipula bunganya banyak." kata Lita.

"Habisnya, saya tidak enak dengan Nyonya. Itu kan bunga Nyonya..." ya benar juga sih. Rama pasti tidak enak padanya.

"Tidak apa-apa, lain kali kamu berikan saja." kata Lita.

"Siap, Nyonya." Rama tersenyum.

Baru saja Lita hendak mengatakan sesuatu pada Rama, suara yang familiar di telinga Lita, terdengar dari arah ruang tengah. Lita berjalan masuk ke dalam rumah. Matanya mendapati sepasang insan tengah berjalan masuk ke dalam kamarnya.

"Kak, kenapa barangku dikeluarkan?" tanya Lita setelah ia berhasil masuk ke dalam kamarnya.

"Serly akan tinggal di rumah ini. Kamu pindah ke kamar atas." Lita terkejut mendengar perkataan Ethan.

"Kenapa Kak Serly tinggal di rumah ini?"

"Kenapa? Memangnya tidak boleh?" perkataan sengit Serly tidak Lita gubris, ia masih menunggu jawaban dari Ethan.

"Serly hamil dan tinggal di sini. Kalau kamu tidak mau pindah kamar, lebih baik kamu tidak tinggal di rumah ini."

Lita terdiam, yang ia dengar hanyalah kalimat Serly hamil, selebihnya Lita tidak memedulikannya. Serly hamil anak Ethan?

"Hamil? Bukannya Kak Serly belum menikah? Kak-"

"Aku hamil anak Ethan, lebih baik kamu diam ya. Pergi sana." Serly mendorong punggung Lita agar gadis itu keluar dari kamarnya. Sementara Lita hanya bisa menatap pintu yang tertutup itu dengan tatapan hampa. Ia menarik kopernya ke lantai atas. Ya Tuhan, ini sakit sekali...

Air mata Lita kembali menetes. Sembari memasukkan pakaiannya ke dalam lemari, ia terus berusaha menghapus air matanya. Harinya pasti akan bertambah berat sekarang.

Flash back

"Kamu sudah punya pacar?" Lita menggeleng mendengar pertanyaan dari mamanya.

"Kok belum? Belum ada kenalan ya?"

"Mama apaan sih. Kan Lita mau fokus kuliah. Tiap hari praktek, Lita tidak bisa bagi fokus ke yang lain."

Mamanya mengangguk santai, "benar, kamu selesaikan dulu kuliah kamu. Lagipula jodoh juga tak akan kemana. Siapa tahu nanti bisa ketemu jodoh yang seprofesi di tempat kerja." Lita tertawa. Dirinya berpikir persis seperti apa yang mamanya pikirkan. Banyak yang harus ia pikirkan untuk saat ini. Kalau nanti punya pacar, pasti konsentrasinya akan terganggu.

"Mama percaya kamu bisa jaga diri. Anak Mama kan yang terbaik." Arumi memeluk anak gadisnya dengan sayang.

Flash back end.

Lita tersenyum getir mengingat percakapannya dengan sang mama. Kenyataannya, mamanya sama sekali tak memberinya kesempatan untuk menjelaskan.

Sambil merebahkan diri di atas tempat tidur, Lita mencoba menggali ingatannya. Memori manis yang dulu ia alami. Ia hanya ingin sedikit meredakan rasa sakit di hatinya.

All My Fault✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang