"Nyonya sedang apa? Biar saya saja yang menyiram bunganya." Rama mendekat ke arah Lita, barusaha menghentikan aksi Nyonya Rumanya yang sedang asyik menyirami tamanan.
"Tidak apa-apa, lagipula saya sengaja cari kesibukan." kata Lita.
"Tapi kan ini tugas saya untuk merawat taman." Rama menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.
"Kalau bunga ini, khusus wilayah saya. Soalnya bosan tidak ada kegiatan." Lita tersenyum sambil menatap bunga mawar dan melatinya. Sudah 2 minggu Rama dan Bi Tini bekerja di rumah Ethan. Bi Tini lumayan cekatan dan Rama adalah pemuda yang rajin. Pemuda itu tamatan SMA dan bingung harus kuliah dimana karena tidak memiliki biaya. Namanya adalah Rama Nugraha. Anak Bi Tini satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal, dan Bi Tini baru saja keluar dari pekerjaannya sebagai pembantu di Bandung. Karena tuntutan beban hidup, akhirnya mereka memutuskan untuk merantau ke Jakarta.
"Nyonya masih kuliah atau sudah bekerja?" tanya Rama. Melihat wajah Lita yang sepertinya lebih muda darinya Membuat Rama penasaran mengapa Lita sudah menikah. Namanya juga orang kota, pergaulan semakin bebas. Mungkin saja Lita menikah karena terjebak peristiwa. Tapi Lita dan Ethan belum punya anak. Atau mungkin, Lita sedang hamil?
"Saya masih kuliah. Tapi sehabis menikah saya cuti untuk sementara." jawab Lita.
"Sepertinya Nyonya lebih muda dari saya." kata Rama lagi.
Lita terkekeh pelan, "tahun ini saya mau 21. Kelihatan sekali ya?" Rama tertawa.
"Tapi Nyonya tetap cantik."
"Kau adalah satu-satunya orang yang pernah mengatakan bahwa aku cantik. Padahal kenyataannya tidak."
Rama orangnya mudah sekali akrab dengan orang lain. Dia pemuda yang sopan dan juga baik. Oleh sebab itu Lita merasa Rama bisa jadi kakak yang baik.
"Nyonya masuk saja, saya yang selesaikan." kata Rama.
Lita mengangguk dan menggumamkan terima kasih. Lita masuk ke dalam rumah dan melihat Bi Tini sibuk memasak di dapur. Bi Tini mematikan kompor dan menghidangkan makanan di atas meja makan ketika Lita mengeluarkan roti dari dalam kulkas.
"Bi, ini buat Bi Tini dan Rama ya. Kemarin saya belinya kebanyakan." kata Lita.
"Wah, terima kasih, Nyonya. Makanannya sudah siap." Lita mengangguk. Ia mengetuk pintu kamar Ethan. Seperti biasanya ia akan memanggil Ethan untuk makan malam.
"Kak, makan malam sudah siap." Ethan hanya menatap Lita sekilas dan tanpa mengatakan apapun lagi, pria itu berjalan melewatinya ke arah meja makan.
Lita menatap punggung Ethan. Nanti, setelah makan malam. Lita akan ke ruang kerja Ethan dan mengatakan keinginannya. Percuma juga kan menikah jika tak ada cinta. Jangankan cinta, Ethan saja membencinya. Lita tidak sanggup jika harus mendengar bentakan Ethan setiap hari. Lita juga tidak sanggup jika harus melihat kediaman Ethan setiap hari.
Makan malam berlangsung dengan hening. Hanya ada suara dentingan sendok dan piring. Ethan berada di kepala meja, sedangkan Lita beberapa kursi dari kursi Ethan. Lita cukup sadar diri, Ethan tidak suka melihatnya. Dan begitu makan malam usai, tepat seperti dugaan Lita, Ethan segera pergi ke ruang kerjanya.
Lita berjalan pelan mengekori suaminya. Ia mengetuk pintu beberapa kali dan masuk ke dalamnya. Ethan hanya menatapnya sekilas lalu menunduk kembali, menatap laptopnya, "mau apa kau kemari?" Lita bingung mendengar pertanyaan itu.
Bibirnya seakan lumpuh. Apa yang harus ia katakan sekarang. Huft, mungkin Ethan malah akan senang dengan permintaan Lita kali ini.
"Kak, aku ingin bicara." kata Lita pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
All My Fault✔
RomanceINI NOVEL FIKSI YA YOROBUUN! JD KALO ADA YG NGGAK MASUK AKAL, EMANG CUMA FIKSI, GAK SESUAI SAMA KENYATAAN APALAGI AKAL MAKHLUK2 PALING RASIONAL SEDUNIA. MAKASII... WARNING!!! Cerita ini banyak memuat kata-kata kasar dan perlakuan tidak baik dalam r...