Pernikahan Mantan

12.7K 524 8
                                    

Hari ini Ethan mengajak Lita pergi ke acara pernikahan teman kuliahnya. Baru saja kemarin terjadi pertikaian kecil karena kehadiran Imelda. Sekarang Lita sudah kembali merasa lebih baik. Dia juga lelah kalau terus-terusan curiga pada Ethan. Meskipun posisi ambigu mereka kemarin membuat Lita kesal dan kepikiran, namun ia mengurungkan niatnya untuk terus menekan Ethan.

"Kok malah ngelamun sih?" tanya Ethan saat ia masuk ke dalam kamar. Ethan baru saja memandikan Bastian dan menyerahkan bayi itu pada bi Irah.

"Eh, eung.. Kamu juga belum siap?" kata Lita.

"Aku abis mandiin Bastian. Kamu udah mandi belum? Atau mau mandi bareng aku?" tanya Ethan dengan seringai di bibirnya.

"Ah, nanti bukannya mandi malah yang lain. Buruan deh, aku juga mau mandi." kata Lita.

Ethan tersenyum, lalu mencolek dagu Lita dan mengambil handuk yang ada di tangan Lita. Lita menatap Ethan dengan tatapan jengah. Setelah Ethan benar-benar masuk ke dalam kamar mandi, Lita kembali melamun. Tapi ya, memang Imelda itu cantik dilihat dari sisi manapun. Lita menatap pantulan dirinya di cermin rias dari tempatnya duduk saat ini.

"Muka aku biasa aja. Dada aku juga. Ini keliatan agak besar gara-gara aku hamil. Coba kalo nanti udah ngga hamil. Aku bakalan gendut dan dada aku kecil lagi."

"Ini apa sih ngomongin dada mulu? Entar aku mainin lagi deh biar tambah gede. Sekarang kamu mandi ya.." kata Ethan begitu dia keluar dari kamar mandi. Lita tersipu mendengar penuturan Ethan. Dari kemarin pembicaraan mereka sama sekali tidak bermutu.

Lita buru-buru masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya keras-keras. Setelah selesai mandi, Lita mengenakan baju yang tadi Ethan belikan. Mendadak sekali Ethan mengajak Lita ke pernikahan itu. Namun lelaki itu juga sudah menyiapkan baju. Lita tersenyum melihat sebuah setelan kebaya berbahan broklat warna abu-abu muda ini. Atasannya sedikit lebih longgar. Bawahannya memakai rok span dari kain batik. Ethan menghampiri Lita, lalu mengaitkan pengait  rok yang Lita pakai.

"Sesek ngga?" tanya Ethan sambil mengelus perut Lita.

"Engga ko, kan ini masih kecil." Lita nyengir ke arah suaminya. Ia lalu memakai baju atasannya sehingga perut buncitnya tidak kelihatan lagi.

Setelah dandan, Lita sudah siap ke kondangan. Melihat Lita memakai make up membuat Ethan meraung dalam hatinya. Harusnya dia tidak usah membawa Lita kan, kalau nanti istrinya dilirik lelaki lain bagaimana?

Axiap, suami-istri sama-sama posesif.

"Jangan pake sepatu tinggi." kata Ethan.

"Ntar aku makin boncel dong."

"Daripada kaki kamu sakit, hayo milih mana?" Akhirnya Lita menurut. Dia mengambil sepatunya yang tidak berhak tinggi. Setelah siap dan berpamitan pada bi Irah, mereka segera meluncur ke tempat resepsi diselenggarakan.

***

Mobil Ethan berhenti di depan sebuah gedung serba guna tempat resepsi diselenggarakan. Lita keluar terlebih dahulu, baru setelahnya Ethan. Lita menatap Ethan yang malah diam tak berkutik, kenapa lagi ini suami bangsatnya.

"Kenapa sih? Ayo masuk. Jangan ngeliatin mulu," kata Lita. Dia menggamit lengan Ethan dan menariknya masuk ke dalam gedung.

"Ta, ntar pokoknya kalo ada yang ngomong sama kamu.. kamu diem aja ya, ngga usah ditanggepin."

Lita menaikkan sebelah alisnya. Memangnya kenapa? Ethan yang ditatap oleh Lita hanya tersenyum tipis. Lita makin merasa aneh saja. Setelahnya masuk ke dalam gedung, suasana pernikahan yang ramai dan megah menyambut mereka. Banyak tamu baru datang juga dan langsung menyalami pengantinnya sebelum menyantap hidangan yang disediakan.

All My Fault✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang