Pria Misterius

7.5K 378 5
                                    

Sebelumnya sorry banget kalo ceritanya makin ngga ada feelnya. Pas ngetik ini lagi buntu banget dan bingung mau ngetik apa. Biasalah ya...

Sorry juga kalo jarang update, banyak tugas seminggu full, kuliah malem jg. Bukan alesan sih, lgian ini juga cuma buat nyalurin hobi.

Please banget ya, aku tu udah menjurus ke over thinking orangnya. KALO NGGA SUKA LAGI SAMA CERITA INI, JANGAN KOMEN. Hal kecil bikin aku pusing ngga terkendali karena kepikiran trs. Ini tuh cuma imajinasi, dan murni dari otakku yang kadang suka gabut. Kalo kalian ngga cocok lagi sama jalan ceritanya, dan punya pemikiran lain... kenapa ngga bikin cerita kalian sendiri. Kalo kritik saran masalah EYD, mitos atau fakta atau pengetahuan umum yang mungkin aku keliru, itu ngga masalah. Dan sejak awal aku udah bilang, jangan ngritik harusnya tokohnya begini atau begitu. Mau aku bikin Lita sebego atau setolol apapun itu terserah aku. Mau aku bikin Rere atau Ethan sejahat apapun itu juga terserah aku. Mungkin kalian abis ngetik komen gitu masih bisa tidur dengan nyenyak, tp belum tentu aku ngga kepikiran soal komen kalian ya..

Aku suka banget kalo kalian antusias sama cerita ini, komen apapun boleh asalkan sopan dan ngga ngoreksi jalan cerita. Plot sepenuhnya milik aku.

Bagi kalian yang nganggep aku lebay, sok nggak papa. Soalnya yang ngerasa pusing bukan kalian, tp aku.

Gitu aja, aku ngga marah.. Cuma agak kesel wkwk..

Terakhir, sebenernya endingnya sudah aku pikirin. Berkat pencerahan dari dosen, asekkk. Awalnya sempet bingung gimana namatinnya, ada yang bilang gpp kalo kepisah karena kematian, tp ntar kok maksa banget. Jd anti klimaksnya ya balik lg ke masalah awal Lita. Ups, bocoran.

Makasih atas perhatian dan support kalian. Aku paham mungkin kalian bosen sama tema dan plot cerita kaya gini kan, tp ngga memungkiri kalo kalian suka sama cerita mewek penuh derita kaya gini. Dah jan mengelak, aku tahu. Ohoho..

Sekian, terima kasih.

Selamat membaca.

***

Pasca membangunkan Ethan, Lita berinisiatif mengajak Bastian jalan-jalan keluar komplek. Bayi gembul itu selalu senang kalau diajak jalan-jalan. Jadi Lita meletakkan Bastian di atas kereta bayi dan mendorongnya keluar dari halaman rumah. Hari ini tentu saja Ethan tengah bekerja. Pak Yatno mengantar Ethan dan bi Irah sedang mencuci baju.

Lita sesekali berhenti berjalan. Kadang kala pinggangnya terasa sakit. Sampai pernah Lita hampir menangis kesakitan seorang diri. Ya itu wajar saja. Bahkan seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, nyeri pinggang akan semakin menjadi.

Lita melihat ke arah Bastian. Baru keluar saja Bastian sudah ceria bukan main. Kakinya diangkat tinggi-tinggi dan tersenyum ke arah Lita. Manis dan ganteng. Meskipun menurut Lita Bastian agak beda dengan Ethan wajahnya, mungkin Bastian banyak mirip dengan Serly.

"Bastian seneng kan? Kapan-kapan kita ajak ayah ya main-main keluar." Yang ditanya hanya bisa tertawa karena menganggap Lita lucu. Lita segera meneruskan langkahnya. Di depan sana ada taman. Banyak pohon yang sengaja ditanam untuk memberikan ruang terbuka hijau bagi pemilik hunian di komplek itu.

Lita membawa Bastian ke sana. Dia ingin menikmati udara sejuk walau tidak terlalu sejuk. Sesejuk-sejuknya kota, tetap kalah sejuk dengan udara desa yang masih asri.

"Mama capek sayang.. kita di sini sebentar ya?" ucap Lita.

Lagi-lagi Lita merasa pinggangnya seperti mau copot. Huft, dia menghela napas. Tapi udara di sini lumayan segar. Sesekali dia harus bawa Bastian ke sini, kasian kalau dipapar dinginnya AC setiap saat.

Tak lama jadwal pulang anak TK tiba. Mulai banyak anak-anak yang pulang ke rumah mereka. Ada yang mampir main dulu dengan orang tuanya. Lita tersenyum ramah saat ada seorang ibu-ibu yang menyapanya.

All My Fault✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang