Sejak membeli peralatan olah raga, Ethan jadi makin sering ngegym di rumah. Sudah seminggu ini dia tidak pernah absen ngegym. Walaupun hanya 15 menit, tapi Ethan selalu menyempatkan diri untuk olah raga. Alhasil, bentuk tubuhnya kembali seperti semula. Yang biasa orang awam sebut perut kotak-kotak itu, kini juga sudah nampak kembali. Lita bukannya senang malah ngomel terus karena Ethan sekarang jadi kelihatan makin tampan.
"Itu tu tetangga sebelah. Ngeliatin kamu kek ngeliat makanan, sampe ngiler. Kalo ngga ada orang udah aku colok matanya. Keseeeel, " kata Lita sambil bersedekap. Ia melirik Ethan dengan sinis. Susah kalau punya suami ganteng. Napas saja ganteng, apalagi kalau sedang dalam mode rapi kinyis-kinyis auto pingsan para wanita.
"Ya aku harus gimana dong, yank? Kan aku berusaha bikin kamu seneng. Kamu aja cantik, dan keliatan bayi banget. Aku kan lebih tua dari kamu, terus kalo perut aku buncit ntar kamu dikira lagi jalan sama bapak-bapak."
Ya jujur saja bukan cuma Lita yang takut akan adanya third person alias orang ketiga, Ethan juga. Sama lah pokoknya. Maklum, suami istri sudah mulai sehati.
"Iya, aku minta maaf deh. Pokoknya gimanapun bentukan kamu, asal ngga kaya monyet aja, aku suka kok." Lita memeluk suaminya dengan erat.
"Bisa aja bumil ngerayunya. Ya udah, kamu makan dulu gih, ntar kuajak ke suatu tempat." kata Ethan. Pria itu sengaja pulang cepat karena perutnya mulas, eh.. mau kasih surprise maksudnya. Entah kenapa gara-gara tadi Henri bilang ada acara kembang api dia jadi kepikiran untuk mengajak Lita keluar malam ini. Ethan langsung naik ke lantai atas, sudah dapat restu untuk tidur di kamarnya kanjeng ratu sekarang. Kebiasaan Ethan kalau main dengan Bastian harus mandi dulu, semisal Ethan habis dari luar atau aktivitas berat. Kasihan kan kalau Bastian terpapar polusi atau kuman yang menempel di baju dan tubuh Ethan.
Sehabis mandi, Ethan menuju kamar Bastian. Bayi tampan itu sedang tidur pulas. Yah, gagal deh main sama si ganteng. Ethan keluar lagi. Ia menghampiri Lita yang sedang makan siang sambil melihat ponselnya.
"Kalo makan ya makan, main ponselnya ntar aja. Ponsel kamu kekunyah tau rasa." cibir Ethan.
"Iya iya, bawel banget." balas Lita.
Tak lama Lita menyudahi acara makannya dan membawa piring kotornya ke dapur. Ia kemudian kembali meja makan, minum air putih dan menatap Ethan yang melamun seorang diri.
"Mikirin apa sih?" tanya Lita.
"Engga, aku cuma lagi nyusun rencana buat ngerjain kamu aja."
"Ish, kok bilang-bilang?"
"Biar ngga surprise."
"Serah Ethan, serah.."
"Mau ngga, mulai dari jam 2 ini, kamu luangin waktu buat aku.. kita ngedate sampe tengah malem nanti." Tiba-tiba Ethan mengatakan itu sambil menatap Lita dengan senyuman manisnya.
Lita yang ditatap intens dengan senyuman maut Ethan hanya bisa berdoa supaya dia tidak kelihatan terlalu salah tingkah dan senang sekali. Maksudnya apa ngedate segala?
"Gimana? Kamu mau kan?"
"Ya.. kalo aku ngga maupun kamu bakal maksa. Sekarang kita mau ngapain?"
"Kita nonton film, aku udah beli popcorn." Ethan berlari ke arah kulkas mengambil popcorn yang dibeli di bioskop. Ke bioskop hanya untuk beli popcorn. Aneh bin ajaib. Kalau tidak bolehpun dia tetap memaksa, apapun asal dia bisa bawa pulang popcorn ala ala bioskop. Lita menatap segala pergerakan suaminya yang menurutnya begitu lucu.
Pria itu menggandeng tangan Lita, mengajaknya duduk di ruang tv. Lebih dulu Ethan memilih film yang hendak dia tonton. Film genre romantis yang bukan gayanya sama sekali. Tapi Ethan ingin mencoba hal yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
All My Fault✔
RomanceINI NOVEL FIKSI YA YOROBUUN! JD KALO ADA YG NGGAK MASUK AKAL, EMANG CUMA FIKSI, GAK SESUAI SAMA KENYATAAN APALAGI AKAL MAKHLUK2 PALING RASIONAL SEDUNIA. MAKASII... WARNING!!! Cerita ini banyak memuat kata-kata kasar dan perlakuan tidak baik dalam r...