5. Can't Belive

1.1K 131 0
                                    

Aku dan Esta hanya melongo saat gadis itu mengaku sebagai kakaknya Esta.

"Ta jangan percaya dulu. Dia mungkin orang iseng yang cuma ngaku-ngaku." Gumamku dalam hati sambil memengang tangan Esta.

Esta melirik kearahku dan tersenyum. Aku rasa dia tahu maksudku.

"Ehm maaf. Kenapa anda bilang anda kakak saya?! Bahkan saya saja tak tahu siapa keluarga saya?!" Ucap Esta.

"Akan ku ceritakan tapi tidak disini." Ucapnya.

Lalu dia berjalan menuju ke taman dekat sekolah. Jujur aku masih curiga dengan orang ini.

"Akan ku ceritakan," ucapnya.

"Buruan gih, basa-basi mulu" gumamku dalam hati.

Esta hanya senyum sambil melirikku. Ya karena dia mendengar keluhan hatiku.

"Kau lahir tanggal 02 Agustus 2004. Dan ada tanda lahir ditangan kirimu." Ucap Grace

Aku dan Esta langsung pertatapan. Dan aku melirik ketangan kiri Esta. Ya memang ada tanda lahir disana. Dan jika diperhatikan, wajah gadis ini juga mirip dengan Esta.

"Dan nama panjangku juga mirip denganmu Grace Lorensaputri." Ucapnya.

"Lalu kenapa baru sekarang mencariku?! Kenapa kalian membuangku dulu?! Apa kalian malu punya anak buta sepertiku?!" Ucap Esta dengan nada sedikit meninggi.

"Hei, dengarkan aku dulu. Kita tak pernah malu punya kerabat sepertimu. Kau salah paham Yon. Kita tak membuangmu. Kau hilang! Kau hilang selang 2 hari setelah kelahiranmu. Bunda sangat depresi saat itu. Dia ingin sekali bertemu denganmu. Ayolah pulang bersamaku." Ucapnya yang kini menitihkan air matanya.

Esta hanya diam memaku. Dia salah paham selama ini. Dan aku hanya bisa diam. Karena menurutku ini bukan urusanku.

"Nanti ku pikirkan." Ucap Esta lalu pergi dari hadapan kami berdua.

"Berilah dia waktu," ucapku

Lalu dibalas anggukan oleh Grace. Dan aku langsung mengejar Esta.

"Ta, kau tak apa?!" Ucapku menyamakan langkah

Esta menghentikan langkahnya dan menoleh kearahku.

"Memang aku kenapa?!" Ucapnya.

"Ehm, entahlah. Ku pikir kau marah. Lalu kenapa kau berlari meninggalkan Kak Grace dan aku?" ucapku

"Ohh. Aku belum siap jika harus tinggal bersama mereka. Dan sebenarnya aku masih tak percaya. Sama seperti feelingmu. Jadi menurutmu aku harus bagaimana?!" Ucapnya.

"Sudahlah kita pulang saja. Masalah ini kita pikirkan nanti. Aku sudah lelah." Ucapku.

"Hm, baiklah." Ucapnya.

Lalu kami melanjutkan berjalan. Menuju kerumah masing-masing.

---------

Maaf atas keterlambatan Updatenya. Authornya sibuk soalnya. Jangan lupa vote Coment nya ya..

Senja ● Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang