8. Really?!

944 108 0
                                    

"Mereka keluargamu," ucap Bunda Ranti.

Aku melongo tidak percaya. Dan perasaanku juga tak yakin.

"Benarkah bunda?! Anda tidak sedang bercandakan?!" Ucapku.

"Ya Rion, kau ingat aku?! Ingat suaraku?!" Ucap seorang gadis yang sepertinya tidak asing bagiku.

Aku diam dan berpikir. Ya memang dia tak asing, karena dia Grace, gadis yang mengaku kakakku beberapa hari yang lalu.

"Grace.." ucapku lirih.

"Yap kau benar sekali. " ucapnya.

"Bagaimana kau tahu tempat tinggalku?!" Ucapku penasaran.

"Fathur yang memberitahuku. Aku tahu dia satu angkatan denganmu." Ucapnya.

Apa hubungannya dengan cowok itu?! Menurutku ini tak masuk akal.

"Emang apa hubungannya dengan Fathur?!" Ucapku

"Dia masih saudaramu," ucapku.

Ya ekspresiku hanya melongo dan tak percaya.

Esta Pov end.

***

Adreen Pov.

Hari masih pagi, aku duduk di kelas dengan melamun. Karena belum banyak anak yang berangkat. Jadi aku tak bisa berinteraksi dengan yang lain kecuali kalau aku punya kemampuan untuk berinteraksi dengan "mereka". Mungkin aku tak akan melamun.

"Reen," ucap seseorang menepuk bahuku.

Jelaslah aku terkejut dan aku langsung menoleh. Ternyata Esta, matanya seperti panda. Mungkin semalaman ia tak tidur.

"Kau kenapa?!" Ucapku.

"Aku minta maaf ya Reen. Aku gak mau kehilangan teman, kau satu-satunya temanku." Ucapnya memegang tanganku.

Aku mengerutkan kening dan bingung. Perasaan dia tak pernah membuat kesalahan denganku.

"Memang kau salah apa?" Ucapku yang masih bingung.

"Kau lupa?! Kemarin aku menjelekkan temanmu itu. Ya walaupun emang jelek sih." Ucapnya.

"Ohh, Fathur maksudmu?! Jangan menilai orang dari feeling aja Ta. Feeling gak selalu benar." Ucapku sambil tertawa.

"Kok kamu ketawa si Reen?!" Ucapnya menunjukan wajah kesalnya.

"Haha, aku tak marah denganmu Esta sayang. Aku hanya pura-pura marah denganmu. Kemarin pulang sekolah aku mencarimu, kau dimana?!" Ucapku

"Ya aku pikir kau marah denganku. Jadi aku pulang duluan. Dan kau tahu, Fathur ternyata tahu dimana tempat tinggalku." Ucapnya.

"Benarkah?! Bagaimana dia bisa tahu?!" Ucapku agak terkejut.

"Entahlah. Saat ku tanya mengapa tahu tempat tinggalku dia tak menjawab. Apa mungkin dia itu stalker?! Hacker?! Atau penyudup?!" Ucapnya dengan wajah yang menggemaskan.

"Haha, gak mungkin Ta. Mengapa sih kau membencinya?! Ntar cinta bagaimana ?!" Ucapku dengan tertawa.

"Ih, aku masih normal Reen." Ucapnya dengan wajah kesalnya.

Dia lucu dan juga ceria. Aku senang bisa bertemu dengan dirinya.

"Kenapa senyum-senyum?! Aku tahu kok kalau aku ini ganteng." Ucapnya dengan PD.

Yah bagaimana dia bisa tahu?! Apa mungkin dia hanya pura-pura buta?! Ahh ngomong apa aku ini.

"Seseorang tercipta dalam dua mata. Aku tahu mataku ini tak berfungsi, tapi setidaknya aku masih punya mata hati yang bisa merasakan setiap yang dilakukan seseorang." Ucapnya.

Lagi-lagi dia membuatku diam seribu kata. Dan aku selalu tertegun dengan yang dia ucapkan.

________________

Vote Coment gaes.

Senja ● Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang