Saat pulang sekolah, Ariel dan yang lainnya datang kerumah sakit untuk menjenguk Esta. Mereka membawa berbagai makanan dan buah-buahan.
"Na, lu ingat ruangannya?!" ucap Eric.
"Gak tahu, tadi pagi dia di UGD. Mengkin sekarang udah pindah." ucap Fakhri.
Tak lama Fathur berpapasan dengan mereka.
"Dipta," panggil Fakhri.
Fathur menoleh dan menghampiri Fakhri dan teman-temannya.
"Kalian kesini?!" ucap Fathur.
"Iya, ruangan Esta dimana ya?!" ucap Seno.
"Kebetulan gue juga mau kesana. Yuk ikut aja," ucap Fathur.
Mereka mengangguk dan mengikuti arahan Fathur.
Mereka sudah sampai diruangan Esta. Dan mereka langsung masuk kedalam ruangan itu.
"Tante gimana keadaan Esta?!" ucap Ariel.
"Esta terkena demam berdarah," ucap Bu Dita lirih.
"Ya ampun, kok bisa Tante?!" ucap Arlix.
"Ya bisalah. Gimana sih?!" ucap Seno sambil menyenggol lengan Arlix.
"Ehm, ini Tante kita bawa sedikit buah tangan buat Esta." ucap Ariel.
"Dan ini juga, titipan seblak dari mbak saya buat Tante dan Fathur. Dimakan ya," ucap Zico.
"Makasih ya Nak, kalian udah mau repot-repot bawa ini semua. Titip salam ya buat Mbak kamu, makasih dari Tante," ucap Bu Dita.
"Iya sama-sama Tante," ucap Ariel dan Zico barengan.
"eh, eh.. Esta, Esta gerak-gerak." ucap Arlix histeris.
Semua langsung menatap kearah Esta. Benar saja, jari Esta bergerak dan tak lama ia membuka matanya.
"Esta.. Esta udah sadar?!" ucap Bu Dita sambil mengusap rambut Esta.
"Mama.. Esta.. Dimana?!" ucap Esta lirih.
"Lu di rumah sakit Ta, kemarin lu kehujanan dan pagi tadi lu pucet banget jadi kita bawa kesini," ucap Fathur lalu diikuti anggukan oleh Fakhri dan Seno.
"Oh ya, Esta sakit apa ya Tante?!" ucap Fakhri.
"Esta terserang demam berdarah." ucap Bu Dita.
Ariel dan yang lainnya langsung terkejut. Bagaimana bisa secara tiba-tiba seperti ini.
"Kalian tenang aja. Esta bakal dirawat beberapa hari disini kok," ucap Bu Dita.
Teman-teman Esta menghela nafas lega.
"Kalian jagain Esta dulu ya, Tante mau beli makan siang dulu," ucap Bu Dita.
"Iya, Tante." ucap Eric.
Setelah itu Bu Dita langsung pergi dari hadapan mereka.
"Kalian gak ngajak Adreen?!" ucap Fathur.
"Sumpah gue lupa ngabarin dia," ucap Fakhri.
"Sans aja, nanti gue jenguk kesini lagi bareng sama Kak Adreen," ucap Arlix.
"Eh, lu siapa nya Adreen?!" ucap Fathur pada Arlix.
"Adeknya," ucap Arlix sambil nyengir.
"Kok bisa seangkatan?!" ucap Fathur.
"Di dunia gak ada yang gak mungkin Thur, semuanya bisa terjadi," ucap Esta.
"Orang sakit diam aja," ucap Fathur.
Saat itu juga langsung mendapat lirikan tajam dan Fakhri dan Seno.
"Kenapa?!" ucap Fathur.
"Ada macan terbang," gumam Seno.
Fathur hanya menggelengkan kepalanya.
___________________
See you gaes...
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja ● Mark Lee
Teen Fiction🍁Book 1 Senja berhasil mempertemukanku dengannya Sosok lelaki tak sempurna namun bisa melakukan apa saja Esta namanya, lelaki buta yang selalu membuatku tertegun dengan kata-katanya #2 tunanetra #513 indonesiamembaca #955 persahabatan #872 nctdrea...