12. Feel

791 94 1
                                    

Esta POV

Tiga hari sudah aku dirawat dirumah sakit. Dan ini hari pertamaku kembali berangkat sekolah setelah kepulanganku dari rumah sakit.

Jujur aku rindu suasana kelasku. Walau tak banyak yang menyenangkan. Tapi aku bisa merasakan kehangatan persahabatan dengan mereka.

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelasku. Belum apa-apa aku sudah mendengar kegaduhan. Padahal ini masih pagi.

"Maksud kamu apa sih Thur?! Kenapa kamu nyakitin dia yang nggak tahu apa-apa?!" Ucap seseorang dengan nada tinggi dan suaranya tak asing ditelingaku.

Apa mungkin dia Adreen?! Sepertinya, tapi kenapa dia tampak marah seperti itu. Apa yang dia maksud?!

Aku berjalan mendekat kearah kegaduhan itu.

"Semua gara-gara dia!!" Ucap Fathur sambil menujukku.

What kok aku?!

Aku mamatung dihadapan mereka. Aku masih heran kenapa dia menyalahkan aku.

"Jangan salahkan orang lain atas perbuatanmu. Semua bukti sudah terekam disini. Aku bisa saja melaporkanmu atas dasar bullying." Ucap Adreen dengan nada yang tinggi.

"Ini ada apa ya?!" Ucapku memulai bicara.

"DIAM" Adreen dan Fathur kompak menjawab itu.

Ya akhirnya aku memilih diam. Tak ikut berbicara sama sekali.

"Kau berubah, kau bukan Fathur yang ku kenal dulu. Kenapa kau begitu?!" Ucapnya lirih.

"Sudahlah Adreen, maafkan aku. Karena aku datang diantara kalian. Membuat kalian menjadi seperti ini. Disini aku yang salah." Ucapku yang kini merasa bersalah.

"Dih, cari muka." Gerutu Fathur.

Adreen langsung melirik Fathur dengan tajam. Dan itu langsung membuat Fathur langsung menunduk.

"Jangan terus membelanya Reen. Untuk apa kau membela dia yang tak tahu diri." Ucap Fathur.

Plakkk

Sebuah tamparan mendarat mulus dipipi Fathur. Adreen menamparnya. Aku tak menyangka, segitunya Adreen membelaku.

"Kita masuk kelas Ta," ucapnya menarik tanganku.

____________________

Kami masuk kedalam kelas. Suasana kelas masih sepi, karena ini masih sangat pagi. Adreen duduk disebalahku. Dan langsung memelukku sambil menangis. Entah apa yang ia tangisi. Sedangkan aku hanya diam memaku.

"Kenapa sih Fathur begitu?! Ku kira dia anak yang baik. Mengapa ia melakukan semua itu padamu?! Aku tahu dia menyukaiku dan aku juga menyukainya," ucapnya yang masih berada dipelukanku.

Deg..

Seakan tertusuk. Entah mengapa tiba-tiba dadaku sesak. Dan mataku panas. Ingin rasanya menangis kencang sekarang.

Ya, air mataku tak dapat terbendung. Akhirnya aku menumpahkan semua air mataku dihadapannya. Lalu ia langsung melepaskan pelukannya dariku.

"Kau kenapa ikut menangis?!" Ucapnya

"Aku sedih jika melihatmu menangis. Aku tak pandai menyembunyikan air mata." Ucapku berbohong.

"Sudahlah untuk apa kita menangis," ucapnya sambil mengusap airmataku.

Itu yang dapat aku rasakan.

______________________

Update awal gaes..

Yee... semoga suka ya..
Kalau bisa spam coment ya biar Authornya semangat.
Terimaksih.

See you next Chapter.

Senja ● Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang