(Season 2) 20. Sick

374 33 3
                                    

Esok harinya, mereka berdua masih berada di halte. Ya Fathur dan Esta, karena semalam hujan. Jadi membuat mereka tak bisa pulang kerumahnya hingga harus tertidur di halte tersebut.

Fakhri dan Seno berangkat sekolah. Dan pastinya dia melewati halte itu, dan bahkan mereka akan menunggu busnya di sana.

"Eh, itu kaya Esta sama Fathur ya," ucap Seno menunguk kearah halte.

"Mana?!" ucap Fakhri.

"Itu," ucap Seno sambil menunjuk kembali.

"Yuk kesana," ucap Fakhri.

Seno mengangguk dan menghampiri mereka. Lalu Fakhri langsung membangunkan Esta dan Fathur.

"Woy, bangun. Udah pagi," ucap Fakhri sambil menepuk tubuh mereka.

"Arghh,," ucap Fathur mengeliat dan mengucek-ucek matanya.

"Gu.. Gue dimana?!" ucap Fathur bingung menatap Seno dan Fakhri.

"Di halte. Kok bisa sih?!" ucap Seno.

"Semalam hujan, gue gak sempet pulang. Eh, Esta kok gak bangun?!" ucap Fathur panik.

Semua langsung menatap Esta. Ya, saat ini badan Esta panas dan bibirnya pucat pasi.

"Thur, kita bawa ke asrama tante gue dulu yuk. Setelah itu ke rumah sakit langsung," ucap Seno.

"Kenapa gak langsung ke rumah sakit aja?!" ucap Fakhri

"Keburu nggak?! Kalau kita telat gimana?!" ucap Seno.

"Masih keburu kayaknya, ini juga baru jam 06.00. Apa kita telpon sikembar aja biar kesini?!" ucap Fakhri

"Gak usah. Itu busnya udah dateng, yuk bawa kerumah sakit deket sekolah." ucap Seno.

Semua mengangguk, Fakhri dan Fathur menitah Esta masuk kedalam bus.

Setengah jam kemudian mereka sampai di rumah sakit. Dan Esta langsung dibawa ke ruang IGD.

"Ta, kayaknya gue gak bisa nungguin Esta deh. Gue nitip sama lu ya," ucap Fakhri.

"Ya, kalian tenang aja. Gue bakal jagain Esta kok. Udah kalian berangkat aja, nanti pulang sekolah kalian bisa kesini." ucap Fathur.

"Okey, Thanks ya. Kita berangkat sekolah dulu," ucap Seno.

Fathur mengangguk. Dan Fakhri dan Seno segera menuju kesekolahnya. Karena lima belas menit lagi bel berbunyi.

__________________

Bel istirahat berbunyi dan semua menuju ke kantin. Tapi tidak untuk anak-anak ini. Mereka masih mendekam dikelas.

"Esta gak papa kan?!" ucap Arlix.

"Gue gak tahu Lix, tapi tadi gue lihat dia pucat banget. Badannya juga panas," ucap Seno.

"Semoga aja deh gak papa. Pulang sekolah kita jenguk yuk," ucap Eric.

"Sebelum kesana kita beli buah dulu ya, buat Esta," ucap Zico.

Mereka mengangguk.

Kembali kerumah sakit. Sejak tadi pagi, Esta belum sadarkan diri. Justru malah demamnya semakin naik. Dan jelas itu membuat Fathur khawatir.

"Ta, maafin gue ya, gue jahat banget dulu sama lu. Please sadar Ta, janji deh, kalau lu sadar gue bakal ngelakuin apapun buat nebus kesalahan gue dulu," ucap Fathur sambil menggenggam tangan Esta yang panas.

Tak lama kemdian Bu Dita. Ibu Esta datang ke rumah sakit.

"Fathur, bagaimana keadaan Esta?!" ucap Bu Dita.

Fathur menoleh dan menampakkan wajah sedihnya.

"Dari tadi pagi dia belum juga sadarkan diri Tante. Dan badan Esta juga semakin panas. Saya takut dia kenapa-kenapa," ucap Fathur.

"Kenapa bisa begini?! Kalian semalam kemana?! Kenapa gak pulang padahal semalam hujan lebat loh," ucap Bu Dita.

"Maaf Tan, kita terjebak hujan dihalte. Sore-sorenya saya ngikutin Esta. Terus pas hujan, dia gak mau pulang tapi nyuruh saya pulang. Saya gak tega buat ninggalin dia sendirian. Jadi saya ikut dia." ucap Fathur menunduk.

"Ehm, yaudah. Lain kali kalau hujan langsung pulang ya," ucap Bu Dita sambil mengusap rambut Fathur.

Fathur mengangguk.

"Kau pulang saja dulu. Mandi, nanti kamu masuk angin. Masalah Esta biar Tante yang urus." ucap Bu Dita.

"Baik Tan. Saya pulang dulu. Permisi," ucap Fathur lalu langsung pergi dari hadapan Bu Dita.

Tak lama setelah Fathur pergi. Dokter masuk ke ruangan Esta.

"Bu, bisa ikut ke ruangan saya?!" ucap Dokter itu.

Bu Dita mengangguk. Dan langsung menuju ke ruangan dokter tersebut.

"Maaf sebelumnya Bu. Apakah anda beneran ibu kandung Esta?!" ucap Dokter itu.

"Tentu saja. Maaf Dok, tapi sepertinya anda sudah mengenal anak saya," ucap Bu Dita.

"Ahm iya, perkenalkan nama saya Dokter Andi. Sebelumnya saya sudah mengenal Esta karena dia teman baik anak saya. Dan juga ia pernah tinggal di panti asuhan teman saya." ucap Dokter Andi.

"Ohh, jadi bagaimana keadaan anak saya?!" ucap Bu Dita.

"Sepertinya anak anda terkena Demam berdarah" ucap Dokter Andi.

"Ya ampun. Tapi Dok, itu masih diagnosa kan?!" ucap Bu Dita.

"Ya. Itu baru kemungkinan. Jika tubuh Esta semakin lemah dan sampai besok demamnya belum turun maka benar dianogsa tersebut." ucap Dokter Andi.

"Tapi Dok apa dia bisa sembuh?!" ucap Bu Dita.

"Tentu saja. Dengan perawatan instensif selama beberapa hari."

________________


Maaf ada sedikit kesalahan teknis..

Please comment!!
Sad or Happy ending..

Terimakasih 🙏

Senja ● Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang