(Season 2) 18. Ketus

245 30 0
                                    

Seno dan yang lainnya sudah sampai di asrama tantenya. Dan dari tadi Esta hanya diam dengan wajah cemberutnya.

"Ta, kenapa sih?!" ucap Seno.

"Gak papa." ucap Esta singkat.

"Ta, mau lu apasih?! Katanya lu bukan pendendam tapi nyatanya lu masih ketus aja sama gue. Salah gue apasih?! Sebencinya ya lu sama gue," ucap Fathur kesal.

"Mau gue?! Lu tanya mau gue?! Gue mau jus semangka. Udah itu aja,"

Itu tadi yang bilang Fakhri. Dan semua langsung menatap datar.

Plakk..

Seno memukul kepala Fakhri dengan cukup keras. Dan setelah itu, Fakhri langsung memegangi kepalanya.

"Si Nicko tanya si Esta goblok. Nyambung aja kaya kabel listrik," ucap Seno ngegas.

"Nicko?!" ucap Fathur bingung.

"Ya, kemarin kita buat short movie dan ceritanya itu tentang Adreen yang ketemu sama Esta. Dan nyeritain masa SMP kalian. Terus, namanya disamarin semua. Lu diganti Nicko, Esta Rion dan Adreen jadi Hera.  Dan lu tahu, gue yang jadi Esta," ucap Fakhri.

"Terus yang jadi gue siapa?!" ucap Fathur.

"Eric," ucap Esta singkat.

Fathur menoleh pada Esta dan tersenyum padanya.

"Oh iya Na, katanya lu mau cerita," ucap Fathur.

"Jadi gini, nyokap gue meninggal gara-gara bokap gue," ucap Fakhri.

"Maksudnya?!" ucap Fathur.

"Bokap gue selingkuh. Nyokap tahu dan dia depresi hingga akhirnya dia milih untuk bunuh diri. Dan selang sehari nyokap gue meninggal, selingkuhan bokap gue datang dan tiba-tiba nyerang gue. Dia bilang buat jangan temuin bokap lagi. Dan gue juga gak sudi buat balik sama dia. Gue takut tinggal disana akhirnya Esta dan Seno ngebujuk gue buat tinggal disini. Dan akhirnya gue tinggal disini." ucap Fakhri.

"Miris banget lu Bro, gue turut sedih dengernya," ucap Fathur.

"Itusokperduli," gerutu Esta.

"Apa Ta?!" ucap Fathur.

"Gak papa." ucap Esta ketus.

"Jadi kapan rencananya lu pulang ke Bandung?! Nenek lu udah tahu?!" ucap Fathur.

Fakhri menggeleng pelan.

"Lu itu gimana sih?! Untung gue kesini. Saudara lu tahu masalah ini?!" ucap Fathur.

Fakhri kembali menggeleng.

"Ish lu tuh ya, masalah serius gini bisa-bisa nya gak kabarin kerabat lu. Udah, biar gue yang kabari mereka," ucap Fathur.

"Tapi Dip, gue takut," ucap Fakhri.

"Kenapa dah?!" ucap Fathur.

"Mereka khawatir sama gue. Gue gak mau ngerepotin mereka." ucap Fakhri.

"Kenapa harus ngerasa ngerepotin?! Mereka itu saudara lu dan bukan orang lain. Jadi kalau ada masalah apa-apa jangan tertutup gitu," ucap Fathur.

"Thanks bantuannya bro. Gue bisa sendiri kok. Oh iya, ini udah sore kalian gak mau pulang?!" ucap Fakhri.

"Lu ngusir kita Na?!" ucap Fathur.

"Bukan gitu, kalian gak takut dicariin orang rumah?!" ucap Fakhri.

"Oh iya, kalau gitu kita pulang ya. Sen salam buat Bunda Ranti." ucap Esta.

Seno dan Fakhri mengangguk. Setelah itu Esta dan Fathur pulang kerumahnya.

____________________

Malam ini Esta sedang berada di kamarnya dengan memainkan hpnya. Dan tiba-tiba Fathur masuk kekamar tanpa mengetuk pintu.

"Ta, lagi ngapain?!" ucap Fathur.

"Gak buta kan?!" ucap Esta ketus.

"Ta, gue beneran minta maaf. Gue beneran udah move on dari Adreen. Gue udah gak suka sama Adreen. Sumpah deh," ucap Fathur.

"Saya tahu kok," ucap Esta singkat.

"Terus kenapa lu masih gini?! Jangan gini dong, gue jadi gak tenang nih. Gue datang ke sini juga mau ketemu sama lu, gue yakin kalau lu belum tulus maafin gue. Ayolah Ta, please," ucap Fathur.

"Ehm, entahlah saya juga gak tahu. Tapi saya lebih nyaman kaya gini, bisa keluar sekarang?! Saya sedang ingin sendiri." ucap Esta.

"Huft, terserah lu lah. Capek gue ngeladeni orang cacat gak tahu diri kaya lu gitu," ucap Fathur lalu keluar dari kamar Esta.

Dan disitu Esta hanya menghela nafas. Sikap egoisnya menutupi segalanya. Dalam hatinya juga gak tega memperlakukan Fathur seperti itu.

_____________________

Vote comment gaes

Senja ● Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang