Pagi ini cerah sekali. Aku berjalan menuju ke halte bus untuk menunggu bus yang akan mengantarku menuju kesekolah. Aku menghirup udara pagi yang masih segar.
Tak lama bus yang ku tunggu akhirnya datang. Aku segera naik kedalam bus itu. 10 menit aku sampai disekolah ku.
Aku turun dari bus dan segera berjalan masuk menuju gerbang sekolah. Aku menyusuri koridor kelas.
Waktu masih pagi tapi sudah ada hal yang tak berfaedah. Biasa anak nakal membully anak yang lemah. Mereka merasa berkuasa karena mereka anak dari donatur sekolah ini.
BRAKK
Salah satu dari mereka melempar tongkat yang biasa digunakan oleh orang buta. Sebentar, tongkat orang buta?! Tiba-tiba firasatku tak enak.
Aku mempercepat langkahku menuju kekerumunan anak itu. Dan benar saja, yang mereka bully orang tak asing menurutku. Dia adalah anak yang kemarin sore ku temui.
"Hentikan!!" teriakku.
Mereka sontak menghentikan aktifitasnya dan semua menatap kearahku.
"Kenapa?! Mau jadi pahlawan kesiangan?!" ucap salah satu dari mereka yang bernama Dylan.
Aku hanya tahu namanya tak mengenal dirinya.
"Dia salah apa?!" ucapku
"Bukan urusanmu, emang kau siapa?!" ucap Felix salah satu komplotan anak-anak itu.
"Dia temanku. Kau berani macam-macam dengannya maka kau harus berurusan denganku," ucapku mengancam mereka.
"Kau tak tahu kita siapa hah?!" ucap Dylan
"Itu bukan urusanku. Lagipula itu harta ayahmu bukan milikmu," ucapku langsung menarik tangan Esta dan membawanya pergi dari hadapan mereka.
"Dasar wanita tulen!!" teriak Dylan namun tak ku perdulikan.
Aku membawa Esta jauh dari hadapan mereka. Dan kini kubawa ditaman sekolah. Untuk mengobati lukanya.
"Kau tak apa-apa kan?!" ucapku
"Aku tidak apa-apa, lain kali gak usah bantu aku ya, ini memang sudah nasibku. Kau tak perlu repot-repot membuang tenaga untuk membelaku," ucapnya
"Aku tak merasa repot jika harus membantumu. Kamu jangan bicara seperti itu. Kau jangan lemah karena keterbatasanmu. Harusnya kamu buktikan bahwa kamu bisa melawan mereka. Jangan pernah menyerah ya. Aku janji aku akan terus berada disisimu," ucapku menyakinkannya.
"Kau tak perlu janji seperti itu Reen. Harusnya aku yang melindungimu. Karena aku seorang laki-laki." ucapnya dengan tersenyum
"Tak apa, untuk sekarang kita saling menjaga. Sekarang kita temankan?!" ucapku.
Lalu dibalas anggukan dan senyuman olehnya.
"Kau pasti anak baru kan disekolah ini?!" ucapku
Dia hanya mengangguk.
"Kau berada dikelas apa?!" tanyaku
"9B," ucapnya
"Wah kau satu kelas denganku. Ayo kita kekelas sebentar lagi bel berbunyi," ucapku
"Kau duluan saja. Aku akan pergi ke ruang guru dulu," ucapnya
"Mau ku antar?!" ucapku
"Tak perlu terimakasih," ucapnya kembali tersenyum
"Aku tak yakin padanya, kalau tersesat bagaimana?!" gumamku dalam hati
"Sudahlah Adreen, jangan khawatirkan aku terus. Aku jadi tak enak padamu," ucapnya
"Oh ya aku lupa kalau dia bisa mendengar suara hatiku," gumamku
Dia hanya tersenyum, lalu ku balas dengan senyum kecutku sambil menggaruk kepalaku yang tak gatal.
_________________
Hallo hai gaes..
Updatenya awal, soalnya untuk senin ini Authornya bakal sibuk banget jadi kemungkinan gak bisa update. Jadi bisanya diupdate sekarang.Semoga suka ya gaes. Tetep staytun buat nungguin cerita ini update lagi. Jangan lupa vote and Coment ya..
Thank you 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja ● Mark Lee
Teen Fiction🍁Book 1 Senja berhasil mempertemukanku dengannya Sosok lelaki tak sempurna namun bisa melakukan apa saja Esta namanya, lelaki buta yang selalu membuatku tertegun dengan kata-katanya #2 tunanetra #513 indonesiamembaca #955 persahabatan #872 nctdrea...