13. Not Fine

812 80 0
                                    

Tring... Tring..

Bel istirahat sudah berbunyi. Semua murid keluar dari kelasnya. Adreen pun sepertinya ikut keluar. Aku tak begitu menyadarinya karena susana lumayan berisik.

Aku tetap duduk dibangkuku. Tak bergeming sama sekali. Karena tak ada yang mengajakku berbicara termasuk temanku sendiri. Yang sekarang tak tahu ada dimana.

Entah apa yang mengerakkan kakiku. Tiba-tiba kakiku melangkah seakan mencari sesuatu. Ya mencari Adreen siapa lagi.

"Apa kau lihat Adreen?!" Tanyaku pada seseorang yang ku temui.

"Dikelas 9.C" ucapnya.

"Terimakasih." Ucapku lalu melanjutkan jalanku.

"9C ?! Bukankah itu kelas Fathur, ada apa Adreen kesana," Gumamku dalam hati.

Aku melanjutkan jalanku menuju kekelas itu. Hingga akhirnya aku mendengar percakapan mereka. Antara Fathur dan Adreen.

"Maafkan aku Thur, kemarin aku hanya emosi. Sebenarnya aku tak bermaksud untuk menamparmu." Ucap Adreen dengan lirih.

"Jangan terlalu dipikirkan. Ini semua salahku. Jika aku tak menghajar Esta tempo hari. Masalah ini takkan terjadi. Jadi maafkan aku. " ucap Fathur.

Kenapa minta maaf pada Adreen?! Tidak langsung padaku saja. Padahal disini aku yang menjadi korban. Ini menyebalkan.

Untung saja aku tak bisa melihat. Jadi aku tak bisa menyaksikan sakitnya ketika mereka sedang berdua.

Aku membalikkan arah, lalu menuju ke taman sekolah. Aku duduk diantara bangku yang ada disana. Bukan apa-apa aku hanya ingin menenangkan pikiranku dan merendam amarahku karena cemburu. Ya ku akui  aku sedang cemburu sekarang.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahuku dari belakang. Yang pasti itu bukan Adreen karena baunya berbeda.

"Siapa?!" Ucapku singkat.

"Retha, teman sekelasmu." Ucapnya.

"Ada apa?!" Tanyaku dengan nada dingin.

"Kau sendirian?! Adreen kemana?!" Ucapnya.

"Sedang bertemu dengan temannya. Kau sendiri kenapa kesini?!" Ucapku.

"Ehm, memang tidak boleh ya aku disini?!" Ucapnya.

"Aku tak bilang tidak boleh. " ucapku.

"Hm, okey. Ta, kita berteman ya," ucapnya.

Aku melongo, heran. Kenapa tiba-tiba dia mau berteman denganku?!

"Sebaiknya kau pikir-pikir dulu sebelum kau menyesal." Ucapku.

"Kenapa aku menyesal?" Ucapnya bingung.

"Karena aku tak sepertimu. Aku buta. Kau tahu itu, dan apakah kau tidak malu?!" Ucapku dengan nada sedikit meninggi.

"Kenapa aku harus malu?! Kau sempurna. Sebenarnya kau bisa melakukan apapun. Aku tahu setiap orang pasti punya kekurangan. Aku mengajakmu berteman dengan tulus. Tak memandang kekuranganmu." Ucapnya.

"Oh, baiklah jika itu maumu." Ucapku sambil berdiri dan hendak meninggalkannya.

"Kau mau kemana?!" Ucapnya.

"Kekelas," ucapku lalu berjalan meninggalkannya.

______________________

Bel kembali berbunyi. Dan itu tanda pulang sekolah. Aku menghampiri ketempat duduk Adreen dan mengajaknya untuk pulang bersama.

"Ah Esta, kau pulang dulu saja. Aku ada urusan mendadak." Ucapnya.

Ya aku menghela nafas. Pasti dia akan pergi bersama dengan Fathur.

"Urusan apa?!" Ucapku.

"Ah, kau tak perlu tahu. Sebaiknya kau segera pulang sebelum bunda mencarimu." Ucapnya.

Hari ini Adreen berbeda. Dia bahkan tak memperdulikanku. Apa ini rasanya dicampakkan?!

Aku hanya mengangguk dan berjalan meninggalkannya.

"Esta," ucapnya.

Aku menoleh.

"Hati-hati" ucapnya.

Aku mengangguk dan tersenyum. Lalu meninggalkannya.

Sepanjang perjalanan aku hanya melamun. Pandanganku kosong dan pikiranku menjalar kemana-mana.

"Esta," seseorang memanggilku.

Aku menoleh, aku yakin itu bukan Adreen. Ya memang itu bukan Adreen.

"Iya," ucapku.

"Kau sendirian?!" Ucap Retha.

Aku hanya mengangguk. Dan tiba-tiba dia menarik tanganku dan membawaku ke taman.

"Kita di taman?!" ucapku.

"Iya," ucapnya.

"Kenapa kesini?!" Ucapku yang masih heran.

"Aku memperhatikanmu sejak keluar dari kelasmu. Kau tampak murung, dan sepertinya pikiranmu sedang kacau. Jadi aku membawamu kesini. Untuk membantu menenangkanmu." Ucapnya menjelaskan.

"Aku tidak apa-apa Reth, kau jangan terlalu perduli seperti itu padaku. Aku jadi tidak enak padamu." Ucapku.

"Hm, kau tak perlu merasa begitu. Kita temankan, jadi wajar jika aku perduli padamu." Ucapnya.

Ya aku hanya terdiam. Dia mengingatkanku saat pertama aku bertemu dengan Adreen. Dia juga bilang seperti itu saat Felix dan Dylan membullyku.

Honestly, I miss her very much :(

____________________

Vote Coment Gaes..

Senja ● Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang