(Season 2) 8. Hurts

364 41 3
                                    

"Aku pulang," ucap Fakhri.

Fakhri berjalan memasuki rumahnya yang kini keadaannya sudah seperti kapal pecah. Dan tiba-tiba dia melihat ada jejak darah dilantai.

"Bu!! Ibu dimana?!" teriak Fakhri ketakutan sambil berlari menyusuri rumahnya.

"Ibu!!" teriak Fakhri.

Dia terus berteriak dan mencari keberadaan ibunya. Dia khawatir kini ibunya sedang depresi gara-gara melihat ayahnya selingkuh.

Benar saja, kini ibunya sudah terkapar tak berdaya dilantai dengan darah yang bercucuran.

"Ibu!!" ucap Fakhri yang kini menitihkan air mata.

Karena dia panik, tanpa sadar dia menekan nomor Ariel dan tersambung.

"Halo Na, ada apa?!"

"Riel, buruan kerumah gue tolongin gue Riel."

"Ada apa?! Coba lu tenang,"

"Ibu gue Riel. Buruan kesini. Tolongin gue,"

"Okey gue kesana sekarang,"

Ariel memutuskan sambungan telepon dan bergegas menuju kerumah Fakhri.

"Mau kemana?!" ucap Eric.

"Udah yuk ikut aja, ini darurat." ucap Ariel.

Eric yang bingung itu akhirnya ikut saja dengan Ariel. Untung Ariel sudah bisa mengendarai mobil jadi dia kesana naik mobil bersama dengan saudaranya.

Mereka berdua sampai dirumah Fakhri yang sudah dikerumuni banyak orang.

"Maaf Pak, ini ada apa ya?!" ucap Eric pada salah satu warga.

"Kalian temannya Fakhri ya," ucap Bapak itu.

Mereka berdua mengangguk.

"Ibunya baru saja bunuh diri dan--" ucapan Bapak itu terpotong.

"Makasih Pak," ucap Ariel sambil berlari menarik tangan Eric.

BukanArielNoah
Na, lu dimana?! Gue udah dirumah lu nih.

Dilandakesepian
Gue ada dikamar mandi.
Buruan kesini.

Ariel mengangguk dan segera kesana.

"Nana, nyokap lu kenapa?!" ucap Eric.

"Nanti aja tanyanya, kita kerumah sakit sekarang," ucap Fakhri.

Mereka mengangguk dan segera menuju kerumah sakit.

__________________

Ibu Fakhri masih ditangani oleh dokter. Dan mereka masih menunggu didepan ruang IGD.

"Gue takut Riel, kalau ibu gak ada gue tinggal sama siapa?!" ucap Fakhri yang kini menangis.

"Jangan ngomong gitu Na. berdoa aja, semoga ibu lu nggak papa." ucap Eric sambil mengusap punggung Fakhri.

Tak lama Esta dan yang lainnya datang kerumah sakit tempat ibu Fakhri dirawat.

"Kalian nggak papa?!" ucap Esta.

Mereka bertiga menoleh dan tersenyum.

"Kita nggak papa. Tapi ibu, ibu gue... Hiks.. Hiks.." ucap Fakhri.

"Tenang Ri, kita berdoa ya semoga ibu lu nggak papa." ucap Esta sambil memeluk Fakhri.

Tak lama dokter keluar dan Fakhri langsung menghampirinya.

"Dok, ibu saya gimana?!" ucap Fakhri.

"Maaf Dek, Ibu anda gak bisa diselamatkan. Dia terlalu banyak kehilangan darah." ucap Dokter.

"Nggak mungkin, dokter bercanda kan, saya mau lihat dia," ucap Fakhri langsung masuk kedalam ruangan itu.

"Ibu, bangun Bu, jangan tinggalin Fakhri. Bu, jangan pergi," ucap Fakhri sambil menggoyangkan tubuh ibunya.

"Na, udah ikhlasin aja. Jangan gini, kasian ibu lu," ucap Zico.

"Ibu,," ucap Fakhri yang masih menangis.

Mereka semua langsung menghampiri Fakhri dan langsung memeluk nya.

"Tenang, masih ada kita. Lu nggak sendirian didunia ini. Kita bakal ada buat lu," ucap Ariel.

"Makasih, gue bangga punya temen kaya kalian," ucap Fakhri.

_________________

Setelah pulang sekolah, Esta dan teman-temannya langsung datang kerumah Fakhri dengan membawa makanan.

"Nana, aing coming," ucap Zico.

"Berisik lu," ucap Eric sambil memukul pelan lengan Zico.

Tak lama Fakhri keluar dari rumahnya dan langsung tersenyum menatap mereka.

"Na, buruan kemas barang-barang lu. Kita pindah sekarang," ucap Seno.

"Pindah kemana?!" ucap Fakhri polos.

"Ke Asrama tante gue. Dari pada lu sendirian disini mending ikut bareng gue." ucap Seno sambil tersenyum.

"Makasih, tapi gue nggak enak sama tante lu takut ngerepotin." ucap Fakhri.

"Tenang aja, Tante gue selalu ngebuka pintu buat mereka yang membutuhkan. Dia nggak bakal ngerasa repot kalau nambah satu anak." ucap Seno.

"Ayo Ri ikut aja, Kemarin aku udah bilang dan dia malah dengan senang hati kalau kamu tingal disana." ucap Esta.

Seno mengangguk dan tersenyum. Lalu Fakhri mengangguk dan mulai mengemasi barang-barang nya.

___________________

Vote comment gaes.

Senja ● Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang