Seminggu sudah sejak kematian ibu Fakhri. Sikap Fakhri berbeda sejak seminggu yang lalu. Dia tak seperti biasanya, dia cenderung diam dan tak berbicara.
"Na, lu laper nggak?!" ucap Zico.
Fakhri hanya menggeleng pelan.
"Na, udahlah. Jangan murung terus, yuk makan biar lu nggak sakit," ucap Eric.
"Gue nggak laper," ucap Fakhri singkat.
"Lu harus makan Na, udah beberapa hari ini lu telat makan. Emang lu nggak laper?!" ucap Arlix.
Fakhri hanya menghela nafas panjang. Dan tiba-tiba meneteskan air matanya.
"Kok nangis Na?! Gue salah ngomong ya," ucap Arlix merasa bersalah.
"Gak, gue cuma keinget sama Ibu. Gue masih gak percaya kalau dia ngeakhiri nyawanya gara-gara orang brengsek kaya ayah." ucap Fakhri.
Mereka menatap Fakhri nanar. Mereka gak tega, Fakhri menanggung bebannya sendiri.
"Yang sabar ya Na, gue tahu itu berat buat lu. Tapi gue juga pernah ngerasain hal yang sama kaya lu," ucap Seno sambil memeluk Fakhri.
"Maksud nya orang tua lu juga meninggal Sen?!" ucap Zico.
"Gak, gak gitu. Mereka bukan meninggal dunia, lebih tepatnya dia ninggalin gue saat gue berada di keadaan yang terpuruk. Mereka jahat banget, saat gue sekarat mereka malah pergi. Harusnya mereka ada disisi gue buat semangatin gue. Gak ada tanggung jawabnya banget jadi orang tua," ucap Seno yang kini juga ikut menangis.
Esta yang dari tadi diam juga ikut menangis. Dia teringat masa lalunya saat terpisah dengan orang tuanya.
"Kita pulang aja ya, udah sore." ucap Ariel.
Mereka mengangguk. Dan segera keluar dari markas mereka.
"Gue duluan ya," ucap Fakhri.
"Jaga kesehatan ya Na, kalau ada apa-apa langsung telepon kita." ucap Ariel.
Fakhri mengangguk dan tersenyum. Lalu dia langsung berjalan meninggalkan mereka.
Saat sampai di gang rumahnya, tiba-tiba ada yang menarik tangan Fakhri.
"Anda siapa?!" ucap Fakhri takut.
"Ikut gue," ucap orang itu.
Jika di deskripsikan orang itu adalah wanita setengah baya dan lumayan cantik. Yang notabenya selingkuhan ayahnya.
Plakk
Tiba-tiba saja wanita itu langsung menampar Fakhri. Padahal Fakhri tidak melakukan apapun.
"Jangan berani-berani kembali ke ayah lu. Gue gak sudi ngasuh anak kaya lu," ucap wanita itu.
"Gue juga gak sudi kembali ke orang yang udah ngebunuh nyokap gue sendiri dan gue juga gak sudi punya nyokap pelacur kaya lu!!" ucap Fakhri dengan nada meninggi.
"Gak ada sopan-sopannya banget si sama orang yang lebih tua. Gak pernah diajarin tata krama ya sama nyokap lu," ucap wanita itu.
"Co, kita keluar sekarang yuk," ucap Arlix.
Ya dari tadi Arlix dan Zico mengikuti Fakhri. Arlix bilang perasaan nya tidak enak dan sesuatu yang buruk bakal terjadi.
"Jangan deh, kita telpon polisi aja. Sekarang!!" ucap Zico.
Arlix mengangguk dan menelepon polisi.
Wanita itu mulai menganiaya Fakhri. Dan Fakhri hanya diam tak berdaya saat diperlakukan seperti itu.
Tak lama kemudian, mobil polisi datang kesana. Dan langsung menangkap wanita itu. Sedangkan Fakhri dia sudah terkapar tak berdaya di tanah.
"Na, lu nggak papa kan?!" ucap Zico.
"Sakit Co," ucap Fakhri lirih setelah itu langsung tak sadarkan diri.
"Tenang kita cari bantuan dulu," ucap Arlix.
Tak lama semua warga berkumpul ditempat itu. Dan langsung membawa Fakhri kerumah sakit.
_________________
"Mba Lisa, hari ini aku pulang terlambat ya. Maaf nggak bisa bantu toko."
"Yaudah gak papa. Sekarang kamu lagi dimana?!"
"Di rumah sakit mba, temenku lagi dirawat. Aku nggak sendirian kok, ada temenku yang lain juga,"
"Yaudah, pulangnya jangan terlalu malam ya,"
"Iya mba,"
Zico memutuskan sambungan teleponnya. Ya yang dia telepon tadi adalah kakak perempuannya.
"Co, kayaknya gue harus pulang deh," ucap Arlix.
"Lu tega tinggalin Nana sendirian?!" ucap Zico.
"Gak gitu, kita gantian jaga aja ya, lu hubungin yang lain gih buat kesini," ucap Arlix.
"Oh iya, bener juga," ucap Zico.
Prince Kepa (7)
Orangtampan : woy kerumah sakit. Nana dirumah sakit ini.
Tukang elpiji : Lah Nana sakit apa?! Bukan nya tadi gak papa.
Younglix : Dia di aniaya sama orang tadi. Buruan kalian kesini.
Esta : Ya, aku dan Seno kesana sekarang. Tungguin ya.
Orang tampan : Gercep gak pakai lama.
Sambil menunggu Esta dan Seno, akhir nya mereka duduk dibangku depan ruangan. Tak lama Esta dan Seno datang dengan wajah panik.
"Nana gimana?!" ucap Seno.
"Dia belum sadar." ucap Arlix.
"Kalian jagain Nana ya malam ini. Gue sama Arlix harus pulang nih, udah dicariin sama orang rumah," ucap Zico.
"Ya, kalian hati-hati dijalan ya," ucap Esta.
Zico dan Arlix mengangguk dan langsung pergi dari hadapan Esta dan Seno.
_________________
See you again gaes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja ● Mark Lee
Teen Fiction🍁Book 1 Senja berhasil mempertemukanku dengannya Sosok lelaki tak sempurna namun bisa melakukan apa saja Esta namanya, lelaki buta yang selalu membuatku tertegun dengan kata-katanya #2 tunanetra #513 indonesiamembaca #955 persahabatan #872 nctdrea...