Radhika mengelus dadanya berulang kali sambil mengucapkan kata sabar. Oh Tuhan, Radhika rasanya ingin loncat saja dari mobil Audi hitam ini. Cowok disampingnya ini benar-benar gila. Radhika benar-benar tak percaya memiliki tunangan ganteng tapi berotak secuil.
"Lo bisa diam gak, pusing gue dengernya." ini sudah yang kesekian kalinya Radhika menegur lelaki disampingnya ini.
Shakti mengerucutkan bibirnya kesal. Cowok itu kemudian mematikan radionya. "Udah aku matiin ni radionya. Aku juga gak nyanyi-nyanyi lagi."
Bisa kalian bayangkan bagaimana penderitaan Radhika satu mobil dengan Shakti. Sedari tadi cowok itu terus bernyanyi dengan suara pas-pasannya mengikuti setiap lagu yang terputar dari radio.
Jika bukan mamanya yang memaksa Radhika pergi dan pulang bareng Shakti. Radhika lebih memilih naik angkot daripada satu mobil dengan makhluk ganteng berotak secuil itu.
"Baby, kita udah sampai. Kamu gak mau keluar? Mau sama aku aja?"
Radhika tersadar dari lamunannya. Gadis itu segera membuka pintu mobil Shakti dan keluar meninggalkan Shakti didalam mobil itu seorang diri.
Shakti terkekeh pelan melihatnya.
Lucu, batinnya.
*****
Bel istirahat telah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Shakti dengan riangnya berjalan menuju kelas Radhika. Ditangannya terdapat dua botol minuman.
Brakkkk
Shakti mengumpati siapa saja yang berani menabraknya. Botol minuman yang dia bawa menjadi pecah sehingga isinya bercucuran kelantai sekolah.
"Heh, kalau jalan liat-liat." Shakti mengalihkan pandangannya dari lantai.
Ravjeet
Ternyata lelaki itu yang menabrak Shakti. Shakti rasanya ingin menonjok wajah songong lelaki didepannya ini. Shakti benar-benar dendam dengan cowok yang menabraknya itu. Kenapa juga tunangannya yang cantik itu punya mantan yang menurut Shakti gak banget.
"Ini ternyata mantan dari tunangan gue." Shakti menatap datar Ravjeet.
Ravjeet menyeritkan keningnya bingung. Mantan dari tunangan cowok didepannya ini? Emang siapa tunangan lelaki itu? "Emang tunangan lo siapa?"
"Radhika." jawab Shakti penuh semangat.
Ravjeet tiba-tiba saja terbahak. Cowok itu memegangi perutnya yang terasa sakit akibat tertawa.
Sementara Shakti. Cowok itu mengepalkan kedua tangannya. "Kenapa? Gak percaya?"
"Gak usah ngarang. Radhika gak mungkin mau tunangan sama cowok bego kaya lo."
Emosi Shakti semakin menjadi. Tanpa perduli ini disekolah, Shakti langsung saja memukul Ravjeet tampa ampun membuat cowok itu hampir pingsan karenannya.
Para siswa siswi yang melihatnya langsung bergerombol. Bukannya memisahkan, mereka malah asik menyemangati kedua cowok itu seakan mereka semua tengah menonton acara tinju.
Radhika dan Riti yang baru saja keluar dari kantin menyeritkan keningnya saat melihat gerombolan itu dan suara-suara yang berisik disekilingnya.
"Itu ada apaan sih?" tanya Riti heran. Radhika mengangkat bahunya menandakan cewek itu juga tak tau. Radhika berjalan menghampiri gerombolan itu, tak biasanya dia perduli dengan hal seperti ini. Entahlah seperti ada magnet yang menarik dirinya kegerombolan itu. Dibelakang, Riti berdecak kemudian menyusul sahabatnya itu.
"Permisi, permisi. Kita mau lewat." Riti merentangkan kedua tangannya, menyuruh segerombolan siswa siswi didepannya ini agar memberi jalan untuknya dan Radhika.
Mereka tentu saja bergeser. Memberi jalan untuk kedua most wanted girl itu.
"Bang Shakti!" pekik Riti, saat melihat sang kakak tengah berantem dengan kakak kelasnya.
"Shakti." gumam Radhika, lirih. Gadis itu segera memisah pertengkaran hebat kedua lelaki yang didepannya ini.
"Shakti stopp!" Radhika berteriak.
Pertengkaran Shakti dan Ravjeet terhenti.
Ravjeet tersenyum penuh kemenangan kepada Shakti saat Radhika membelanya. Sementara Shakti mengeram kesal. Cowok itu menyapu sedikit darah disudut bibirnya.
Shakti menatap datar Radhika. "Lo lebih ngebelain dia dari pada gue?"
"Bukan gitu Shak."
Shakti tak mendengarkan penjelasan Radhika. Cowok itu berbalik, meninggalkan Radhika dengan emosi yang berada diubun-ubun.
Shakti benar-benar kesal. Kenapa juga tunangannya itu lebih membela masa lalu dari pada dirinya yang jelas-jelas masa depan gadis itu? Emang dirinya kurang tampan gitu sampai-sampai Radhika tak mengakuinya?
Shakti mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya. Lalu menyalakannya dan membawa benda panjang itu kelipatan bibirnya.
Shakti menatap datar pemandangan yang tersaji dari atas rooftop sekolahnya ini. Ya, Shakti sekarang berada di rooftop sekolah, sekedar menjernihkan pikirannya yang terasa sangat kacau.
"Apa salah gue pengen diperhatikan?" Shakti berucap lirih. Cowok itu menyeka air matanya yang tiba-tiba menetes.
"Apa salah kalau gue jatuh cinta sama dia?"
"Gak salah kok."
Sahutan dari belakang tubuhnya membuat cowok itu membalikan tubuhnya. Matanya membulat saat mendapati sosok perempuan yang dicintainya tengah tersenyum kearahnya.
Tersenyum? Ya, kalian tidak salah baca. Radhika kini tengah tersenyum manis pada Shakti. Jangankan kalian, Shakti saja kaget saat melihat Radhika tersenyum kearahnya. Sosok perempuan yang biasanya jutek dan dingin kesemua orang kini tersenyum manis pada Shakti.
Bolehkah ini disebut dengan keajaiban dunia?
Shakti benar-benar senang melihat Radhika tersenyum. Tapi sebisa mungkin cowok itu menyembunyikan ekspresinya. Shakti masih dalam mode ngambek.
"Cinta lo gak salah. Hanya saja gue yang belum bisa menerimanya."
Shakti menatap penasaran kepada Radhika. Cowok itu menunggu lanjutan dari gadis yang sekarang berstatus tunangannya.
"Bantu aku mencintaimu."
---TBC---
KAMU SEDANG MEMBACA
Baarish [SHADIKA] ✅ #DF1
FanfictionIni kisah tentang dua anak manusia yang di pertemukan lewat hujan. Shakti Diren, siapa yang tak mengenal cowok itu? Dia seorang playboy dan bad boy yang menjabat sebagai ketua OSIS di SMA Pelita Bangsa. Dia di pertemukan dengan seorang gadis yang be...