36. LDR

386 33 8
                                    

Ternyata LDR tidak lah seburuk yang Shakti pikirkan.

Awalnya Shakti mengira dirinya akan lemah tanpa kehadiran Radhika disisinya. Ternyata tidak, sampai sekarang Shakti masih baik-baik saja. Sudah satu tahun lebih Radhika meninggalkannya, mungkin sekarang cewek itu sudah mulai kuliah.

Shakti yang dulu sudah tidak ada lagi. Shakti yang suka bolos saat jam pelajaran sudah lenyap. Shakti sekarang adalah Shakti yang rajin dan pandai.

"Shak." Gautam memanggil Shakti yang tengah asik memainkan ponselnya. Sedari tadi Shakti senyum-senyum sendiri sambil menatap ponselnya. Gautam sampai berpikir jika sahabatnya itu gila.

"Paan sih? Ganggu aja gue lagi chattingan sama istri gue."

"Calon Shak, bukan istri." Arjun menimpali.

"Bodo amat. Suka-suka mulut gue dong."

Arjun mengangkat bahunya, terserah apa kata cowok itu. Arjun mah masa bodo. Lebih baik dia membalas chat kekasihnya.

Gautam yang melihat kedua sahabatnya sibuk dengan ponsel mereka masing-masing pun mendengus kesal. Kekasihnya ada kelas pagi ini, jadi Gautam tak bisa menghubungi kekasihnya itu.

Riti dan Tisha satu kampus dengan mereka, tetapi beda fakultas.

"Awas aja lo pada, setelah ayang Riti keluar dari kelasnya, lo pada bakal iri liat gue dua-duaan."

Tidak ada yang merespon ucapan Gautam.

"Sialan." dengus Gautam emosi sendiri.

*****

Shakti dan Arjun serempak mengumpat saat melihat sahabat mereka -Gautam- dengan gaya angkuhnya melingkarkan tangannya dipinggang Riti saat memasuki kantin kampus.

"Sialan lo Gau." amuk Shakti tak terima.

Gautam terkekeh. "Itu lah nasib LDR-an. Punya pacar tapi kek jomblo."

Riti mencubit pinggang pacarnya itu dengan keras.

"Awwss." Gautam meringis.

Shakti dan Arjun serempak terbahak saat melihat raut kesakitan sahabat mereka itu.

"Syukurin."

Gautam mendelik pada kedua sahabatnya itu. Kini Gautam berlaih menatap kearah kekasihnya.

"Kok aku dicubit sih sayang?"

"Siapa suruh godaain mereka. Kasihan tau."

"Maaf yang."

"Tega lo ya Rit, ninggalin gue sendirian dikelas." omel Tisha yang baru saja datang dengan napas yang ngos-ngosan karena habis lari. Sialan emang sahabatnya itu!

Riti nyengir. "Habisnya lo khusu banget telponan sama kak Ravjeet, jadi gue tinggalin deh."

Tisha mendengus. Cewek itu pun memilih menghampiri Shakti dan Arjun yang tengah duduk.

"Boleh gabungkan kak?" tanya Tisha.

Shakti dan Arjun menganggukan kepala mereka.

"Boleh kok cantik." goda Arjun.

"Ingat Vannya Jun." Shakti menjitak jidat cowok itu yang membuat cowok itu mengaduh kesakitan.

"Ingat dong Shak. Kan udah tersimpan didalam hati." kekeh cowok itu.

Shakti mendengus. "Bucin lo."

"Emang lo gak bucin tuan Shakti Diren terhormat?"

"Gue gak bucin, cuma pengabdi nyonya Radhika tercinta." Shakti terkekeh.

*****

"Yang, kangen." rengek Shakti. Saat ini dirinya tengah melakukan video call dengan Radhika.

Diseberang sana Radhika terkekeh melihat kelakuan tunangannya itu. "Kangen juga."

Senyuman Shakti mengembang mendengar pengakuan Radhika.

"Di Sydney sekarang jam berapa yang? Kalau disini jam tujuh belas lewat sembilan."

Radhika tampak melirik gelang jam yang melingkar ditangannya. "Jam dua puluh lewat sembilan."

Shakti menganggukan kepalanya. Berarti perbedaan jam antara Jakarta dan Sydney, Australia adalah 3 jam. Jadi Shakti bisa ingat diri jika menghubungi cewek itu.

"5 tahun berasa 1 abad deh yang." kata Shakti dibuat sedramartis mungkin.

"Gak usah lebay deh. 5 tahun itu sebentar. Buktinya aja sekarang udah 1 tahun kan aku tinggal disini."

Betul juga, pikir Shakti. Tak terasa hari berlalu begitu cepat. 4 tahun lagi cewek yang saat ini tersenyum dilayar ponselnya akan kembali. Shakti tak sabar ingin menjadikan cewek itu pasangan hidupnya. Punya anak-anak ucul dengan cewek itu. Membayangkannya saja Shakti sudah sangat bahagia. Tanpa sadar cowok itu terkekeh.

Radhika yang melihat Shakti melamun sambil senyum-senyum pun menyeritkan keningnya.

"Kamu kenapa? Pasti bayangin yang aneh-aneh nih."

"Aku lagi bayangin kita nikah, terus punya anak yang ucul. Duh gak sabar deh pengen cepat-cepat nikahin kamu."

Diseberang sana, Radhika tersenyum malu-malu mendengar perkataan Shakti. Kedua pipinya memerah.

"Udah ya, besok ada tugas. Aku belum ngerjain."

Shakti mendengus kesal. Tapi gak papa lah, Radhika pasti juga sibuk disana. "Sebenarnya sih gak rela, tapi ya sudah lah. Good night sayang, jangan lupa mimpiin aku. Ingat, jangan deket-deket sama cowok lain, jangan cape-ca...."

"Udah deh, bawel."

Shakti mengerucutkan bibirnya saat Radhika memotong ucapannya. Cewek itu juga mengatainya bawel. Emangnya salah kalau Shakti cerewet sama pasangannya sendiri? Shakti kan takut kehilangan cewek itu! Radhika nya aja yang galak, dikhawatirin malah ngatain bawel. Untung Shakti tuh cinta dan sayang.

"Assalamualaikum."

"Waalaikum salam sa..."

Tutttt

"Anjay." Shakti mengumpat. Belum juga Shakti selesai membalas salam Radhika, cewek itu langsung mematikan video call mereka.

'Awas aja, kalau balik nanti langsung gue nikahin.' batin Shakti sambil terkekeh. Itu sih memang maunya!








---TBC---

Mohon vote dan komennya!

Bagaimana reaksi kalian setelah membaca cerita ini?

Salam dari author yang suka lama updatenya 😆😆😆






























Baarish [SHADIKA] ✅ #DF1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang