"Mommy, sepatu Shasha mana?" teriak Raisha yang saat ini sudah berusia 7 tahun. Gadis itu sekarang sudah bersekolah dasar. Diusianya yang sekarang Raisha sudah lancar berbicara, bahkan tingkahnya kadang-kadang seperti orang dewasa.
Shasha adalah nama panggilan Raisha.
"Diraknya emang gak ada kak?" tanya Radhika balik bertanya. Perempuan dengan perut membuncit itu saat ini tengah berada didapur, memasak makanan.
Shakti baru saja menuruni anak tangga kamarnya, laki-laki itu sudah berpakaian kantornya.
"Ada apa nih anak daddy? Pagi-pagi kok cemberut?" Shakti menghampiri sang putri dan mencium pipi putrinya itu.
Raisha mengerucutkan bibirnya sebel. "Sepatu Shasha gak ada dad."
"Emang kamu taruhnya dimana?"
"Di rak."
"Kamu lupa kali?"
Raisha menggelengkan kepalanya. "Gak, Shasha yakin banget naruh disini."
"Shakti, bantu cariin sepatu kakak ya. Aku sibuk." Radhika berteriak dari dapur. Shakti yang mendengarnya segera mengacungkan jempolnya.
"Nyelip mungkin?'
"Enggak ada daddy. Shasha udah cari tadi." kata Shasha dengan cemberut. Air matanya sebentar lagi akan tumpah.
Shakti yang melihat itu langsung berjongkok untuk menyamakan tubuhnya dengan sang putri.
"Jangan nangis ya, biar daddy cari kekamar kamu."
Raisha menganggukan kepalanya patuh. Dengan gemas Shakti mengecup pipi putrinya itu.
Shakti berdiri dan melangkahkan kakinya menuju kamar sang putri yang berada dilantai atas juga. Tepatnya disamping kamarnya dan Radhika.
Setelah 5 menit akhirnya Shakti turun kembali sambil menenteng sepasang sepatu berwarna hitam.
"Nih sepatu kamu sayang. Makanya cari dulu yang benar." kata Shakti sambil menyerahkan sepatu itu kepada sang putri.
Raisha tersenyum senang dan mencium pipi Shakti. "Makasih daddy."
"Sama-sama sayang."
"Shakti, kakak, ayo sarapan." ajak Radhika yang saat ini tengah meletakan berbagai makanan keatas meja makan dengan dibantu bi Sumi, pembantu Radhika dan Shakti.
Shakti dan Raisha pun berjalan menghampiri Radhika. Shakti duduk didepan Radhika, sementara Raisha duduk disamping Radhika.
"Bi Sumi, makan bareng yuk." ajak Raisha.
"Gak usah non, saya dibelakang aja."
"Ayolah bi Sum. Ini permintaan mereka loh." Radhika mengusap perutnya yang membuncit. Usia kandungan Radhika saat ini adalah 5 bulan. Radhika dinyatakan tengah mengandung bayi kembar.
Bi Sumi pun mau tak mau bergabung makan dengan majikannya. Jika Radhika sudah mengatakan itu adalah kemauan bayi yang ada dikandungannya, mau tak mau mereka yang ada dirumah ini menurutinya. Apalagi Shakti sudah mengancam orang-orang yang berkerja dirumahnya agar menuruti kemauan nyonya mereka. Shakti takut anaknya ileran dan Radhika marah padanya.
Mereka makan dalam keadaan hening. Radhika tak suka jika ada yang berbicara saat makan.
"Sayang aku udah selesai. Aku berangkat kerja dulu ya." kata Shakti dan bangkit dari duduknya. Laki-laki itu menghampiri sang istri dan mencium keningnya. Shakti juga berjongkok agar dia bisa mencium perut buncit Radhika.
"Hallo anak-anak daddy. Kalian baik-baik ya dikandungan mommy. Daddy sayang kalian."
"Kakak juga sayang kalian." sahut Raisha yang kini juga ikut berjongkok disamping Shakti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baarish [SHADIKA] ✅ #DF1
FanfictionIni kisah tentang dua anak manusia yang di pertemukan lewat hujan. Shakti Diren, siapa yang tak mengenal cowok itu? Dia seorang playboy dan bad boy yang menjabat sebagai ketua OSIS di SMA Pelita Bangsa. Dia di pertemukan dengan seorang gadis yang be...