35. Bukan Akhir

419 35 18
                                    

"Ketahuilah! Jika seorang cowok sampai meneteskan air matanya untuk seorang cewek berarti cewek itu sangat berarti untuknya."

*****

Setelah dari taman belakang sekolah, Shakti langsung menuju kelas Radhika. Namun sayangnya Shakti tak menemukan kehadiran Radhika. Dia hanya menemukan Tisha dan Riti.

"Loh ngapain kesini bang?" tanya Riti kaget saat Shakti menghampirinya.

Shakti menyerit saat melihat kedua mata cewek didepannya ini sembab.

"Kalian habis nangis?"

Keduanya mengangguk bersamaan.

"Kenapa?"

"Lah kok tanya kenapa sih bang. Emangnya lo gak sedih apa besok kan Radhika ke Australia?"

Shakti kaget mendengarnya.

"Ke Australia? Ngapain?"

"Lo gak tau?" Tisha bertanya.

Shakti menggelengkan kepalanya. "Akhir-akhir ini gue lagi ada masalah sama Radhika." kata Shakti jujur.

"Radhika mau ngelanjutin studinya disana."

Shakti shock mendengarnya. Cowok itu terdiam.

"Sekarang cepat kerumah Radhika sebelum dia berangkat keAustralia. Selesain masalah kalian."

Shakti tersadar dari lamunannya. Cowok itu pun segera keluar dari kelas Riti. Dia harus menyelesaikan permesalahannya dengan Radhika.

*****

Shakti tiba dirumah Radhika. Tanpa permisi Shakti langsung menerobos masuk kedalam rumah Radhika.

"Loh Shakti, mama pikir tadi siapa." kata Rani sambil tersenyum. Wanita itu menatap kearah Shakti yang nampak gelisah.

"Radhika dimana ma?"

"Dia dikamarnya."

Shakti menganggukan kepalanya. "Kalau begitu Shakti permisi ya ma mau ketemu Radhika dulu."

Rani mengangguk dan menatap punggung Shakti yang perlahan menjauh darinya. Rani menggelengkan kepalanya.

Shakti membuka pintu kamar Radhika dengan perlahan. Cowok itu masuk kedalam dan menutup kembali pintu kamar.

Radhika tampak tak menyadari kehadirannya. Cewek itu saat ini tengah memeriksa kopernya dan posisinya membelakangi Shakti. Rupanya cewek itu memang benar-benar ingin meninggalkannya.

Shakti memeluk tubuh Radhika dari belakang. Shakti bisa merasakan tubuh Radhika yang menegang.

Radhika menolehkan kepalanya untuk mengetahui siapa yang memeluknya dengan tiba-tiba. Dari aroma tubuhnya Radhika mengenalinya. Tapi Radhika harus memastikan lagi, siapa tau dia hanya berhalusinasi.

Dan benar. Orang yang memeluknya memang orang yang dia pikirkan. Kapan cowok itu masuk kedalam kamarnya? Radhika tak mendengar langkah kaki ataupun suara pintu yang dibuka.

"Sayang, aku minta maaf." Shakti berucap lirih tepat ditelinga sebelah kanan Radhika. Cewek itu kembali menegang saat merasakan hembusan napas hangat Shakti mengenai lehernya.

"Maaf karena aku udah berkata kasar sama kamu. Aku gak percaya sama kamu. Sekarang aku benar-benar nyesal. Tolong maafin aku sayang."

Baarish [SHADIKA] ✅ #DF1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang