11. Balasan Cinta

584 54 9
                                    

Langkah Radhika terhenti dianak tangga terakhir. Matanya menatap tajam kearah meja makan yang dimana ada kedua orang tuanya dan seorang laki-laki tampan.

"Ngapain disini?" tanya Radhika dingin.

Shakti mengerucutkan bibirnya kesal. "Jemput calon istri dong." jawabnya bangga, diakhiri dengan kekehan cowok itu.

"Biasanya lo nunggu diluar."

"Radhika, gak boleh gitu." tegur Rani, mamanya.

Radhika menganggukan kepalanya.

"Makan dulu. Kamu Shakti udah makan belom?" tanya Rani lembut.

Shakti menggelengkan kepalanya. Memang benar tadi dia dirumah tidak makan karena buru-buru untuk kerumah Radhika.

Mendudukan bokongnya dikursi samping Shakti. Radhika mengambil nasi dan lauknya. Gadis itu menatap heran kearah Shakti yang tersenyum dengan menyodorkan sebuah piring kearahnya. Apa maskud cowok itu coba?

"Radh, Shakti pengen kamu yang ngambilin nasi dan lauknya." ucap Rani yang langsung diangguki oleh Shakti.

Radhika memutar bola matanya malas. Dengan terpaksa Radhika mengambil piring cowok itu lalu menuangkan nasi dan mengambilkannya lauk.

"Airnya juga dong." kekeh Shakti.

Jika tidak ada kedua orang tuanya, dapat dipastikan piring dan cangkir itu sudah melayang kearah wajah Shakti. Sungguh Radhika benar-benar kesal dengan cowok disampingnya ini.

Shakti terkekeh saat melihat raut wajah Radhika yang kesal. "Berasa punya istri sungguhan deh." Shakti mengelus pucuk kepala Radhika membuat pipi gadis itu memerah karenannya.

"Aduh, jadi ingat waktu muda ya ma?" goda Angga pada Rani yang dibalas cubitan dari wanita itu.

"Udah deh. Radhika Shakti cepat makan, entar kalian telat!" perintah Rani.

Mereka berempat makan dengan khidmat. Sesekali Shakti menggoda Radhika yang dibalas dengan injakan dikaki cowok itu dari Radhika.

*****

Radhika turun dari atas motor Shakti. Gadis itu merapikan rok abu-abunya lalu hendak berjalan meninggalkan Shakti yang berada diparkiran. Namun lengannya dicekal terlebih dahulu oleh Shakti hingga membuat gadis itu berhadapan dengan Shakti.

"Tungguin gue dulu dong. Masa main tinggal aja." ucap Shakti sambil tersenyum.

Radhika diam. Tapi dia tetap menuruti perintah Shakti.

Shakti mengulurkan tangannya kearah Radhika agar gadis itu menggenggam tangannya. "Ayok." ajaknya saat melihat Radhika termenung.

Keduanya berjalan keluar dari parkiran sekolah. Siswa siswi yang melihat mereka saling bergenggam tangan mulai berbisik-bisik. Pasalnya yang mereka tau Radhika tidak mudah didekati.

'Kok genggaman tangan ya? Mereka pacaran ya?'

'Sosweet ih, yang satu dingin yang satu playboy'

'Wah ketahuan kak Nia pasti Radhika di bully'

'Mana berani kak Nia sama Radhika, dia aja dingin banget gitu'

'Benar juga. Tapi gue dukung Radhika sama kak Shakti. Cocok gituh'

'Iya cocok banget. Couple Goals baru'

Shakti tersenyum saat mendengar bisik-bisik teman-teman sekelasnya dan adik-adik kelasnya yang mendukung hubungannya dengan Radhika.

"Belajar yang benar ya. Jangan mikirin gue terus." kekeh Shakti saat sudah sampai didepan kelas Radhika.

Dalam hati Shakti mengumpat, harusnya kata-kata itu ditunjukkan untuknya bukan untuk Radhika. Shakti yakin 100% kalau Radhika tak akan mungkin memikirkannya dijam pelajaran.

"Um." Radhika hendak masuk kedalam kelasnya namun lagi-lagi Shakti menahannya.

"I Love You." bisik Shakti di telinga Radhika.

Tubuh Radhika menegang saat mendengar ungkapan cinta dari Shakti.

"Gak usah tegang gitu, gue selalu nunggu lo buka hati buat gue." Shakti tersenyum kecil. Cowok itu mendorong tubuh tegang Radhika kedalam kelas gadis itu.

Radhika masih diam ditempatnya. Gadis itu menatap kearah Shakti yang tersenyum kearahnya.

"Too." bisik Radhika ditelinga Shakti.

Kini gantian tubuh Shakti yang menegang. Jantung cowok itu berdetak lebih cepat dari biasanya. Satu kata yang penuh makna.

*****

"Shakti jangan senyum-senyum dikelas." tegur Bu Rini, guru Bahasa Indonesia dikelas Shakti.

Bukannya berhenti tersenyum, Shakti justru semakin memamerkan senyumnya membuat para teman-teman sekelasnya bergidik ngeri.

"Shakti kamu gila hah." Bu Rini menatap tajam pada Shakti membuat cowok itu nyengir.

"Bu saya lagi bahagia ini." kata Shakti kembali memamerkan senyumnya.

Bu Rini memijat pelipisnya yang terasa pusing. "Bahagia kenapa lagi hah? Dapat cewek baru." sengit Bu Rini mengingat kelakuan playboy salah satu muridnya ini.

"Radhika balas cinta saya." jawab Shakti tersenyum bangga.

Murid-murid kelas 12 IPS 2 bersorak saat mendengar ucapan dari Shakti.

"Gak percaya saya dia balas cinta kamu, pasti kamu yang maksa."

"Wah kok ibu gak pemercayaan gitu sih. Saya ini ganteng loh bu gak mungkin ada yang nolak."

"Ada kok." kata Bu Rini.

"Siapa?" tantang Shakti. Hello gak mungkin kali ah ada yang nolak pesona Shakti Diren, cowok tampan se SMA Pelita Bangsa. Dulu emang ada sih, ya Radhika. Tapi kan sekarang Radhika juga mulai menerima Shakti.

"Saya." balas Bu Rini dengan lantang.

Shakti mengerucutkan bibirnya, dia pikir siapa yang nolak dia, eh ternyata si badak. Maaf maaf aja neh ya Shakti manggil bu Rini badak. Wong badan beliau besarnya macam badak. Namanya cantik tapi tak secantik orangnya.

"Saya juga gak mau sama ibu."

Puk

Sebuah penghapus tepat mengenai wajah tampan Shakti yang menyebabkan wajah cowok itu hitam separuh.

Teman-temannya menertawakannya termasuk Arjun dan Gautam.

"Keluar kamu dari kelas saya!" perintah Bu Rini galak.

Dengan semangat Shakti keluar dari kelas lalu menuju kearah toilet.

"Aduh senangnya dalam hati dibalas cinta sama ayang beb."






---TBC---



Baarish [SHADIKA] ✅ #DF1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang