37. She is Back

468 36 8
                                    

5 tahun kemudian...

Seorang cewek melangkahkan kakinya dibandara internasional Soekarno Hatta. Kedua tangannya menyeret dua buah koper besar.

Cewek itu, Radhika. Dia tersenyum senang karena akhirnya dia kembali kenegara kelahirannya ini.

Tidak ada yang mengetahui kepulangannya ini. Radhika sengaja merahasiakannya.

Radhika menunggu sebuah taksi yang tadi sempat dia pesan. Setelah 5 menit menunggu akhirnya taksi itu datang juga.

Radhika meminta sang sopir taksi memasukan koper-kopernya kedalam bagasi. Setelah itu Radhika masuk kedalam taksi itu.

"Mau kemana nona?" tanya sopir taksi itu.

Radhika mengatakan alamat rumah Shakti, dan sang sopir pun melajukan taksinya.

Radhika sungguh tak sabar ingin bertemu dengan kedua orang tuanya, calon mertuanya, sahabatnya, dan orang yang paling dirindukannya...Shakti.

"Sudah sampai nona." Radhika mengangguk dan menyerahkan selembar uang berwarna merah pada sang sopir taksi. "Kembaliannya ambil aja." Radhika pun membuka pintu taksi itu dan keluar.

Sopir taksi mengeluarkan koper-koper Radhika dari dalam bagasi. Setelah itu taksi itu melaju meninggalkan pekarangan rumah Shakti.

Radhika berdiri didepan pintu rumah Shakti. Cewek itu menekan bel yang ada didepan pintu itu.

Tak lama kemudian seorang wanita paruh baya membukakan pintu bercat putih itu. "Non Radhika."

Radhika tersenyum.

"Shakti nya ada kan bi?"

"Ada non. Dikamarnya."

"Kalau Riti?"

"Dirumah suaminya."

Radhika menganggukan kepalanya. Riti memang sudah menikah dengan Gautam sejak 1 bulan yang lalu.

Arjun dan Vannya juga sudah menikah, bahkan mereka sudah memiliki seorang anak laki-laki. Dan juga Tisha dan Ravjeet, mereka memang belum menikah, tetapi sudah bertunangan dan rencananya mereka akan menikah akhir tahun ini.

Radhika melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah Shakti. Rumah ini nampak sepi, kedua orang tua Shakti nampaknya tak ada dirumah.

Radhika pun langsung melangkahkan kakinya menuju kamar Shakti yang berada dilantai atas. Tapi sebelum itu kedua kopernya dia tinggal dibawah.

Radhika mengetuk pintu kamar Shakti.

"Pintunya gak dikunci bi." Radhika mendengar teriakan Shakti dari dalam kamar cowok itu.

Radhika terkikik, dia jadi ingin mengerjai cowok itu.

Radhika kembali mengetuk pintu kamar Shakti.

"Apa sih bi? Masuk aja, gak usah so malu deh."

Radhika masih ingin mengerjai tunangannya itu. Radhika penasaran sesabar apa cowok itu.

Lagi-lagi Radhika mengetuk pintu kamar cowok itu.

"Bi, ada ap..." ucapan Shakti terhenti saat melihat siapa yang berada dibalik pintu itu. Shakti lagi gak mimpikan?

"Radhika."

Radhika mengulas senyumannya. "Kejutan sayang."

Tanpa komando, Shakti langsung memeluk erat tubuh Radhika. Menumpahkan kerinduaannya selama 5 tahun ini pada sosok yang ada dipelukannya sekarang.

"Kenapa pulang gak bilang-bilang hem?" Shakti bertanya setelah melepaskan pelukannya. Cowok itu membawa Radhika kedalam kamarnya.

"Kan aku udah bilang, kejutan sayang."

"Kamu bikin aku khawatir tau gak. Seharian ini kamu gak ada hubungin aku. Aku pikir kamu marah."

"Maaf ya sayang."

"Dimaafin kok sayang. Btw aku baru sadar, habis pulang dari Australia kamu makin berani manggil aku sayang." goda Shakti.

Radhika menunduk malu. Kedua pipinya memerah.

"Kamu dari bandara langsung kerumah aku ya?"

"Iya."

"Ya ampun, kamu pasti cape banget. Sekarang istirahat geh sayang." kata Shakti cemas.

"Enggak ah, dirumah aja."

"Bandel ya kamu."

"Bodo amat." sahut Radhika cuek.

"Yang." Shakti memanggil Radhika.

"Apaan?"

"Gimana kalau 1 minggu lagi kita nikah?"

Kedua mata Radhika membulat mendengar petanyaan cowok disampingnya ini.

"Gak kecepatan emangnya?" Radhika balik bertanya.

"Kan kalau rencana baik gak boleh ditunda."

"Kamu mau konsep resepsinya kaya gimana?"

Radhika berpikir sebentar. "Aku pengen outdoor. Kalau bisa dipinggir pantai Bali aja"

"Gampang itu."

"Jadi beneran 1 minggu lagi?"

"Iya lah sayang. Kamu pikir aku bercanda apa."

"Emangnya orang tua udah pada tau?" Radhika lagi-lagi bertanya.

Shakti tak menjawab. Cowok itu bangkit dari duduknya dan mengambil jaket serta kunci mobilnya.

"Ayo."

"Hah?"

"Kita kerumah kamu sekarang. Aku mau bicarain niat baik ini sama orang tua kamu."

*****

"Ma, Pa, Shakti mau menyampaikan niat baik Shakti dan Radhika." saat ini Shakti duduk disofa keluarga bersama Radhika dan kedua orang tua cewek itu.

Tadi saat keduanya sampai kerumah Radhika, kedua orang tua Radhika kaget saat melihat Radhika yang sudah pulang dari Australia tapi gak bilang-bilang.

"Apa itu Shak?" tanya Rani lembut.

Shakti menghembuskan napasnya panjang. "Shakti dan Radhika akan menikah satu minggu lagi."

"Alhamdulillah. Mama turut senang."

"Gak kecepatan Shak?" Angga bertanya.

"Enggak pa. Lebih cepat lebih baik kan?"

Angga dan Rani serempak menganggukan kepala mereka.

"Orang tua kamu udah tau?"

"Belum pa. Tapi Shakti akan langsung ngasih tau setelah papa dan mama pulang dari Bandung."

"Kami mendukung keputusan kalian. Semoga kalian akan menjadi keluarga yang sakinah dan mawaddah." kata Angga sambil tersenyum.

"Amin." kata Radhika dan Shakti bersamaan.

Pandangan Shakti beralih pada Radhika. "Siapkan jadi nyonya Shakti Diren?"

Mendapat pertanyaan dari Shakti, kedua pipi Radhika memerah layaknya kepiting rebus. Dengan malu-malu cewek itu menganggukan kepalanya.

Mereka semua pun kembali melanjutkan obrolan mereka tentang pernikahan Shakti dan Radhika nantinya.






---TBC---

Vote dan komennya!

Makin dekat ending nih

Siapa yang gak sabar Shadika nikah? Angkat kakinya wkwk

Coming soon for anak-anak ucul mereka


Baarish [SHADIKA] ✅ #DF1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang