34. Benci

393 32 17
                                    

"Ngapain lo kesini?"

Radhika meneguk salivanya kasar. Cewek itu hanya diam sambil menatap takut-takut pada Shakti yang menatapnya dengan tatapan tajam dan menusuk.

Begitu tidak sukanya kah cowok itu dengan kehadirannya?

"Bisu lo?" Shakti kembali berucap. Cowok itu memandang Radhika sinis.

Radhika masih setia menutup mulutnya rapat-rapat.

Shakti bangkit dari ranjangnya. Radhika menatap Shakti yang tengah mengunci pintu kamar cowok itu. Berbagai hal negatif mulai memenuhi otaknya, namun Radhika segera menepisnya.

Shakti berjalan mendekat kearah Radhika. Kunci kamar dia masukan kedalam saku celana pendeknya. Seringai terbit dibibir Shakti.

"Kalau cowok itu bisa nikmatin tubuh lo, gue juga bisa."

Tubuh Radhika didorong paksa oleh Shakti sehingga jatuh keatas ranjang cowok itu. Sekarang posisi keduanya begitu intim. Radhika berada dibawah tubuh Shakti.

Radhika memberontak. Namun tenaganya tak sekuat tenaga Shakti. Air mata perlahan keluar dari kedua pelopak matanya.

Shakti yang melihat Radhika menangis pun langsung menghapus air mata cewek itu dengan lembut. "Baby, dont cry."

"Shak sadar."

"Kenapa baby? Aku sepenuhnya sadar kok." Shakti masih berada diatas tubuh Radhika, mencium paksa bibir cewek itu.

Radhika menangis sejadi-jadinya. Tak ada yang bisa Radhika lakukan lagi sekarang. Percuma dirinya berteriak. Kamar Shakti kedap suara jadi tak akan ada yang bisa mendengar teriakannya.

"SHAKTI, KENAPA PINTUNYA DIKUNCI? JANGAN MACAM-MACAM KAMU!"

Teriakan dan gedoran dari luar kamar Shakti membuat Radhika menghembuskan napasnya lega. Sekarang Shakti sudah turun dari atas tubuhnya dan berjalan menuju pintu kamar.

Radhika mengancing seragam sekolahnya yang terbuka dibagain dada akibat perbuatan Shakti.

Shakti membuka pintu kamarnya. Dia melihat mamanya tengah berkacak pinggang sambil menatapnya dengan tajam.

Shakti meneguk salivanya kasar.

Tanpa berucap sepatah kata pun Tesha langsung menerobos masuk kedalam kamar putranya. Tesha bisa bernapas lega saat melihat Radhika duduk diatas ranjang putranya sambil memainkan laptop.

"Shakti gak sebrengsek itu ma. Tunggu Radhika sah dulu baru Shakti berani ngelakuin itu."

Tesha tersenyum senang mendengar perkataan putranya. "Salah kamu juga, pintu kamarnya kok dikunci. Mama kan jadi mikir yang macam-macam." ringis Tesha tak enak hati. Dia sudah menuduh putranya sendiri.

Shakti nyengir.

Radhika diam sambil memperhatikan interaksi antara Tesha dan Shakti. Tadi sebelum Tesha masuk kekamar, Radhika buru-buru merapikan tempat tidur dan mengambil laptop Shakti yang tengah dicarger.

Akhirnya Tesha keluar dari kamar Shakti. Tinggal Radhika dan Shakti dikamar itu.

"Gue minta maaf. Itu diluar kendali gue." kata Shakti pada Radhika sambil menundukan kepalanya. Shakti benar-benar menyesal. Itu benar-benar diluar kendalinya. Shakti marah pada dirinya sendiri karena tak bisa menjaga cewek yang dicintainya.

Baarish [SHADIKA] ✅ #DF1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang