Tak terasa usia kandungan Radhika sudah memasuki bulan ke 9. Tinggal menghitung hari lagi maka Radhika akan melahirkan bayi kembarnya.
Sekarang Radhika sudah tak bisa lagi naik turun tangga atau membersihkan kamar putrinya. Perutnya sekarang sudah benar-benar membesar dan juga Radhika mudah lelah.
Sejak usia kandungan Radhika memasuki tujuh bulan, Radhika dan Shakti menempati kamar yang ada dilantai satu.
"Gak sabar banget pengen ketemu mereka." Shakti membelai perut besar Radhika.
Radhika tersenyum. Menikmati usapan Shakti diperutnya.
Sejak dua hari yang lalu Shakti libur kekantor. Alasannya karena Radhika sebentar lagi melahirkan.
"Tunggu satu minggu lagi."
"Itu kan cuma perkiraan dokter, bisa aja besok kamu lahirannya." kata Shakti semangat.
Kali ini Shakti akan memberanikan diri menemani Radhika melahirkan. Sumpah, Shakti nyesel banget karena tak menemani Radhika melahirkan Raisha waktu itu.
"Yang, kalau yang ini lahir kita nambah lagi ya?" Shakti menaik turunkan kedua alisnya.
"Boleh..."
Shakti tersenyum senang.
"Tapi kamu yang ngandung dan ngelahirin ya." lanjut Radhika.
Shakti mendengus. "Aku pengen punya anak 15, biar bisa ngalahin keluarganya Halilintar."
"Gila." umpat Radhika saat mendengar penuturan suaminya itu.
"Gak boleh ngumpat yang."
"Kamu pikir ngandung itu gampang apa? Belum lagi pas ngelahirannya, sakit banget tau gak."
"Ya udah deh, gak jadi punya anak banyak. Tiga aja." kata Shakti akhirnya.
Radhika mangguk-mangguk. Tiga anak pun Radhika yakin sekali mereka bakal kewalahan.
"Tapi prosesnya diperbanyak ya yang." kekeh Shakti.
"Dasar mesum!"
*****
"Sayang jangan lari-lari." Shakti berteriak saat melihat sang istri berlari menuju kamar mandi.
"Raisha bentar lagi berangkat sekolah dan aku baru bangun." Radhika balas berteriak dari dalam kamar mandi. Ya, Radhika tadi bangun kesiangan.
"Tapi jangan lari-lari an juga. Kamu lagi hamil loh."
"Iya iya. Nih udah gak lari kok."
Shakti mendengus. Istrinya itu kadang-kadang ceroboh.
"Awsss." terdengar ringisan dari kamar mandi.
Shakti langsung berlari kedalam kamar mandi. Begitu kagetnya cowok itu saat mendapati sang istri yang sudah terduduk dilantai kamar mandi sambil meringis kesakitan. Dan darah mengalir dikaki putih cewek itu.
Apa? Darah?
Dengan sigap Shakti berjongkok dihadapan sang istri dan mengangkat tubuh istrinya itu.
Wajah cowok itu begitu merah. Bukan karena marah, tapi khawatir.
"Daddy? Mommy kenapa?" Raisha yang tengah sarapan dimeja makan langsung berlari menghampiri daddynya yang tengah membopong sang mommy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baarish [SHADIKA] ✅ #DF1
FanfictionIni kisah tentang dua anak manusia yang di pertemukan lewat hujan. Shakti Diren, siapa yang tak mengenal cowok itu? Dia seorang playboy dan bad boy yang menjabat sebagai ketua OSIS di SMA Pelita Bangsa. Dia di pertemukan dengan seorang gadis yang be...