Jisoo dengan cepat keluar dari mobil setelah sampai di sekolah. Titan segera menyusulnya dan berjalan bersama. Sementara Irene berjalan dengan santai di belakang mereka berdua.
Jisoo sengaja mempercepat langkahnya karena tidak ingin Titan terus mengikutinya sampai ke kelas. Titan yang notabenenya anak IPS, hampir selalu mampir ke IPA 2-kelas Jisoo-yang terletak agak jauh dari kelasnya.
Jaraknya dengan Titan mulai jauh. Sambil berjalan cepat, sesekali Jisoo menengok ke belakang. Menjaga jika Titan tiba-tiba berlari ke arahnya. Bukannya tidak mau, tapi Jisoo selalu merasa risi.
Tak sadar, Jisoo menabrak seseorang. Dia terjatuh sambil meringis sakit di kakinya. Sebuah tangan terulur membuatnya menengok, "Kalau jalan li-"
"Lo nggak apa-apa?" tanya cowok itu. Jisoo agak tersentak melihat wajah cowok itu. Jisoo terpesona. Bagaimana tidak, cowok yang berada di depannya itu mempunyai wajah tampan dan kulit putih serta berbadan lumayan tinggi.
"Hah? Eh, nggak apa-apa kok." Jisoo tersadar kemudian meraih tangan cowok itu untuk membantunya berdiri.
"Maafin gua ya. Kalau lo gakpapa, gua duluan ya." Cowok itu berlalu pergi saat Jisoo belum sempat mengetahui namanya melalui name tag yang ada di seragamnya.
Sementara Irene masih berjalan santai di koridor menuju kelasnya, IPA 1. Dia tidak sekelas dengan Jisoo, bahkan mereka tidak pernah satu kelas sejak duduk di sekolah dasar.
Irene berhenti mendadak saat hampir ditabrak oleh seorang cowok yang sedang berjalan sambil membolak-balik tumpukan kertas. Cowok itu juga menyadarinya dan refleks berhenti juga.
Keduanya berhadapan. Cowok itu merasa aneh. Dia mengangkat alisnya keheranan. "Bukannya ini cewek tadi? Kok bisa disini?" Batinnya.
Irene menatap aneh cowok itu. Dia merasa risi karena ditatap cowok itu. "Lo kenapa?" tanya Irene dengan ekspresi datar.
"Bukannya lo tadi-"
"Gua gak pernah ketemu sama lo. Mungkin yang lo temuin tuh kembaran gua. Permisi." jelas Irene seakan membaca pikiran cowok itu. Sementara cowok otu baru dapat mencerna perkataan Irene baru saja. Ia tersenyum sambil menatap punggung Irene yang mulai menjauh.
"Gua baru tau lo punya kembaran."
---
"Jadi gimana?" tanya Jennie dengan antusias saat Jisoo baru saja duduk. Sejak semalam cewek itu berusaha keras untuk membujuk Jisoo gabung bersama tim dance mereka untuk tampil di acara sekolah.
Jisoo ingin menolak karena ia takut kemampuannya tidak sebaik dulu lagi. Jisoo pernah ikut ekskul dance tetapi setahun kemudian ia keluar karena Papanya tidak ingin Jisoo setiap hari pulang larut untuk latihan dance.
"Gimana ya, gua belum ijin ke Papa, Jen." Jawab Jisoo. Jennie menghela napas, menunjukkan ekspresi kecewanya.
"Kita butuh lo, Jis. Lo tahu kan lo satu-satunya anak kelas sebelas yang bisa bantuin kita. Tim kelas sebelas lagi kekurangan orang, please." Ucap Jennie memohon sambil menarik-narik lengan Jisoo.
"Gua minta ijin dulu, kalau papa bilang iya gua pasti bantuin kalian kok."kata Jisoo. Jennie refleks memeluknya karena terlalu senang. "Makasih banyak, jicuu."
"Iya, udah lepas." Ucap Jisoo sambil mendorong pelan tubuh Jennie. Jisoo kemudian mengambil ponselnya.
"Gua harus chat Irene dulu nih, biasanya Papa lebih percaya sama dia." Ucap Jisoo. Jennie hanya mengangguk sambil memperhatikan.
Jisoo : rene
Irene : apa
Jisoo : urgent
Irene : iya apa
Jisoo : bilangin papa dong gua mau tmpil di acara sklh
Irene : dance?
Jisoo : iyaa lo tanyain ya biasanya papa percaya aja sama lo
Irene : lo aja sendiri
Jisoo : ayo dong kembaranku yang cantik
Irene : jijik
Irene : gua udah cantik kali
Jisoo : iya lo cantik
Jisoo : bilangin papa ya? Ok? Ok. Makasih
Irene : gua belum bilang iya
Jisoo : lo harusnya bilang 'iya, sama sama'
Irene : kalau papa nggak ijinin gimana?
Jisoo : ya buat sampe diijinin lah
Irene : lah maksa
Jisoo : bodo
Jisoo : ayo dong kakak adikmu sedang butuh bantuanmu
Irene : bodo amat jis
Irene : pokoknya gua cuma bilang ke papa seadanya
Irene : kalau gak dikasih jangan salahin gua pokoknya
Jisoo : siap laksanakan
KAMU SEDANG MEMBACA
Dealing With The Twins
FanfictionJisoo dan Irene adalah kembar identik. Mereka mempunyai wajah cantik yang hampir tidak bisa dibedakan. Sikap mereka pun hampir tidak bisa dibedakan. Sama-sama jutek. "Gua bukan Irene!" - Jisoo Kirana Putri "Gua bukan Jisoo!" - Irene Karlina Putri