20

4.7K 658 9
                                    




"Pulang sendiri, rene?" Irene berbalik menghadap sumber suara tersebut. Juna baru saja menghampirinya. "Jisoo mana?"

"Gak tau." jawab Irene singkat.

"Pulang sendiri?" tanya Juna lagi. Irene menggelengkan kepalanya.

"Terus sama siapa?"

"Jisoo." jawab Irene.

"Jisoonya mana?" tanya Juna sambil mengedarkan pandangannya mencoba mencari kembaran Irene tersebut.

Juna kembali menoleh pada Irene. "Masih di kelasnya mungkin." kata Irene.

"Ya udah, kamu--lo mau nunggu sendiri?" kata Juna agak salah tingkah karena memanggil Irene menggunakan 'aku-kamu'.

"Iya lah."

"Daripada sendiri mending gua temenin ya? Gua lagi nunggu juga kok." ujar Juna. Irene hanya mengangkat bahunya acuh.

Beberapa menit keduanya tak ada yang buka suara. Baik Irene maupun Juna sama-sama bungkam. Tak ada topik yang dapat dibahas. Walau sebenarnya mulut Irene ingin bertanya sesuatu tapi sedari tadi ia mencoba untuk menahan.

Juna menoleh. Ia menatap Irene, "Kenapa?"

"Apaan?" tanya Irene balik.

"Lo kayak gelisah. Kenapa?"

"Gak."

"Kalau ada yang mau lo omongin, silahkan." ucap Juna.

Irene menoleh pada Juna. "Lo deket sama Miko?" tanya Irene.

Juna agak kaget. "Baru kenal kok. Tadi diajakin gabung basket."

"Terus?" tanya Irene makin penasaran.

"Ya gua gabung lah. Mumpung jago hehe." canda Juna. Irene menghela napas kasar kemudian mengalihkan pandangannya berbalik dari Juna.

"Emang kenapa sih?" tanya Juna.

"Gak."

"Tumben amat lo peduli." kata Juna.

"Sama lo? Gak ya."

"Terus sama Miko dong?" Irene agak melebarkan matanya merasa kaget mendengar respon Juna.

"Gak juga." kata Irene agak gugup. Juna diam melihat reaksi Irene.










"GAK YA, GUA PULANG SAMA IRENE." teriakan Jisoo membuat Juna dan Irene sontak menoleh secara bersamaan. Seperti biasa Jisoo dan Titan sedang ribut di koridor sekolah.

"Kali ini aja, ayo Jis." kata Titan. Jisoo tak menjawab. Cewek itu malah terus berjalan ke arah Irene.

"Rene, bilangin nih. Gua pulang sama lo." kata Jisoo saat menghampiri kembarannya itu.

"Kita pulang bareng, Tan. Dijemput Mama." kata Irene.

"Ya udah deh. Tapi next time kita ngedate ya, Jis?" Juna, Irene juga Jisoo sontak menoleh. Ketiganya agak kaget apalagi Jisoo. Titan malah tersenyum dengan bodohnya.

"Apaan?" tanya Jisoo lagi memastikan yang baru saja ia dengar itu tidak salah.

"Ngedate. Sama gua. Mau kan?"

"A date with you?" Titan mengangguk. Jisoo diam tidak tahu harus menjawab apa sementara Titan agak gugup menanti respon cewek itu.

Jisoo menoleh sejenak pada Irene. Mencoba bertanya padanya dengan memberikan kode. Irene mengangkat bahunya sambil senyum geli. Jisoo menyenggol lengan Irene pelan mencoba bertanya lagi tapi Irene mengangkat bahunya lagi.

"Gimana?"

"Lo lagi becanda ya?"

"Kali ini gua serius, Jisoo."

"Gak tau ah, lo lagian tiba-tiba gini. Biasanya juga gak gini." ucap Jisoo agak salah tingkah.

"Kok gak tau?" ucap Titan sambil kebingungan.

"Nanti aja, gua pikir dulu. Udah ayo, rene. Udah ditungguin mama." kata Jisoo kemudian menarik Irene pergi dari tempat itu. Sedangkan Titan malah tersenyum geli sambil melihat Jisoo dari belakang.

"Lo gapapa?" tanya Juna melihat aksi Titan yang senyum-senyum sendiri. Titan menggeleng.

"Terus kenapa senyum-senyum? Padahal kan Jisoo belum bilang iya tadi." ucap Juna sambil mengernyitkan keningnya.

"Itu namanya dia lagi salting, Jun. Karena gua peka jadi gua tau dia tuh sebenarnya lagi malu aja."

"Kepedean lu bambang."





Dealing With The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang